Mengenal Skizofrenia Paranoid: Muncul Delusi dan Halusinasi

Mengenal Skizofrenia Paranoid: Muncul Delusi dan Halusinasi

Kesehatan 456

Skizofrenia paranoid merupakan bentuk skizofrenia paling umum, di mana ini terkait dengan keadaan psikotik (memengaruhi pikiran seseorang) Semulanya, kondisi ini punya diagnosisnya sendiri, tetapi semenjak 2013,  American Psychiatric Association memasukkannya ke dalam salah satu gejala positif skizofrenia. Meskipun begitu, hingga saat ini, penggunaan istilahnya masih cukup familiar

Shop with Me

Jilbab Bergo Grosir Murah
IDR 39.998
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
LegoriS
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum keren kustom
IDR 65.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Isoduce original untuk Nyeri Haid Keputihan
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Gejala

Orang dengan keadaan tersebut mengalami halusinasi dan delusi, termasuk pemikiran paranoid, sehingga sulit bagi dirinya untuk membedakan maka yang nyata dan mana yang halusinasi. Perasaan tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan terganggunya kehidupan sehari-hari dan membatasi hubungan seseorang dengan orang-orang disekitarnya.

a. Delusi

Meyakini sesuatu dengan benar-benar, meskipun itu adalah hal yang salah. Mereka biasanya tidak akan berubah pikiran meskipun buktinya sudah ada. 

b. Halusinasi

Mendengar, melihat, mencium, atau merasakan hal-hal yang sebenarnya tidak ada. Mereka biasanya tidak dapat mengatakan bahwa apa yang dialaminya tidak nyata.

Selain kedua gejala tersebut, ditemukan juga gejala lain pada orang dengan skizofrenia, yaitu pengucapan tidak teratur (mengulangi beberapa kata atau frasa serta mengarang kata sendiri) dan perilaku tidak terorganisir (ketidakmampuan untuk mengontrol perilaku sehari-hari, baik di rumah, tempat kerja, atau lingkungan sosial).

Bentuk Paranoid Yang Terjadi

Skizofrenia paranoid umumnya terjadi pada usia diantara 16-30 tahun. Delusi dan halusinasi adalah dua gejala yang dapat menyebabkan paranoid, yaitu perilaku di mana seseorang merasa tidak percaya dan curiga terhadap orang lain dan akan melakukan suatu tindakan berdasarkan pemikiran tersebut. Orang dengan skizofrenia paranoid mungkin mengalami salah satu dari keadaan berikut ini:

  • Kesal, cemas, marah, dan bingung

  • Kecurigaan besar terhadap orang-orang disekitarnya

  • Ketakutan tinggi bahwa ada orang yang sedang mengikutinya dan mencoba untuk mencelakainya

  • Merasa seolah-olah mendapat bisikan yang mengendalikan pikiran dan tindakannya

  • Merasa bahwa pikirannya menghilang atau diambil

Paranoid ditunjukkan ketika seseorang tidak percaya dan curiga terhadap orang lain

Penyebab

Penyebab pasti skizofrenia paranoid tidak diketahui secara pasti, tetapi ada kemungkinan bersifat genetik. Meskipun begitu, tidak semua orang dengan anggota keluarga skizofrenia menderita gangguan ini, pun tidak semua orang dengan skizofrenia mengalami gejala paranoia. Terdapat faktor risiko lainnya, yaitu:

  • Kelainan otak

  • Trauma masa kecil akibat pelecehan

  • Kehilangan atau terpisah dari orang tua di sewaktu kecil

  • Terpapar virus selama di dalam kandungan atau bayi

Penggunaan narkoba seringkali ditemukan pada orang dengan skizofrenia, tetapi tidak jelas hubungannya. Pertama, apakah obat-obatan tersebut yang memicu gangguan skizofrenia. Kedua, apakah justru gangguan itulah yang meningkatkan kecenderungan seseorang untuk menggunakan narkoba dalam rangka untuk mengatasi gejalanya. 

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis skizofrenia, maka seseorang harus mengalami gejala selama minimal 6 bulan, yang melibatkan delusi, halusinasi, pengucapan tidak teratur, perilaku tidak terorganisir, terganggunya aspek sosial dan pekerjaan, serta keadaan emosi yang datar. Diperlukan waktu untuk menegakkan diagnosis ini oleh ahli kesehatan mental.

Pengobatan

Skizofrenia paranoid adalah kondisi kesehatan mental seumur hidup, jadi pengobatan dilakukan bertujuan untuk mengelola gejalanya. Ketika pengobatan dihentikan, maka gejalanya bisa muncul kembali. Pengobatan utamanya berpegang teguh pada obat dan psikoterapi, namun juga bisa dikombinasikan dengan terapi komplementer. Berikut strateginya:

  • Obat-obatan: antipsikotik untuk mengurangi psikotik

  • Psikoterapi: vocational training therapy, cognitive behavioral therapy, supportive psychotherapy, cognitive enhancement therapy, dan social support

  • Perawatan komplementer: meditasi dan olahraga


Gejala skizofrenia paranoid perlu dikelola dengan konsumsi obat dan psikoterapi

Jadi, skizofrenia paranoid ditandai dengan adanya delusi dan halusinasi. Hal ini menyebabkan seseorang punya keyakinan yang salah dan tidak mampu membedakan mana realita dan mana yang hanya imajinasi saja. Jika kondisinya tidak mendapatkan perawatan yang tepat, maka itu dapat mengganggu fungsi keseharian, bahkan mencelakai diri atau orang lain.

 

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!