Apakah ibu hamil diperbolehkan puasa?

Apakah ibu hamil diperbolehkan puasa?

Kesehatan 213

Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa?

Secara umum, ibu hamil yang sehat boleh berpuasa. Namun, penting untuk memahami kondisi kesehatan dan kebutuhan nutrisi sebelum memutuskan apakah ibu hamil boleh berpuasa. Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, misalnya adanya kondisi medis seperti diabetes atau tekanan darah tinggi, yang dapat mempengaruhi kemampuan ibu hamil untuk berpuasa.

Shop with Me

Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sabun Nuvo Cair Kemasan 60 ml
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bitzen Topi Wanita Star Summer Hat Korean Fashion Knit Visor Sports Baseball Cap Topi Olahraga Rajut Katun
IDR 20.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Penelitian yang diterbitkan di Nutrients tahun 2021 dan BMC Pregnancy Childbirth tahun 2018 menunjukkan bahwa berpuasa tidak meningkatkan risiko komplikasi pada Ibu hamil yang sehat dan tidak memiliki riwayat penyakit kronis. Selain itu, studi ini juga menunjukkan tidak ada dampak negatif pada berat badan janin.

Meskipun begitu, perlu diperhatikan agar asupan nutrisi dan cairan selama berpuasa mencukupi, mengingat kebutuhan nutrisi dan cairan saat hamil lebih tinggi. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk berpuasa, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Apa syarat ibu hamil boleh berpuasa

Berikut syarat atau ciri-ciri ibu hamil yang boleh berpuasa :

  • Ibu hamil tidak memiliki masalah kesehatan terkait dengan kehamilannya ataupun kesehatan tubuhnya dan sedang tidak berada pada kondisi menerima pengobatan
  • Memiliki kondisi kesehatandan kehamilan yang normal dapat menjalankan ibadah puasa saat usia kehamilan mencapai 4 -7 bulan
  • Ibu dengan usia kehamilan pada trimester pertama diperbolehkan menjalankan ibadah puasa, namun dengan memperhatikan kondisi kesehatannya karena biasanya kesehatan ibu hamil pada usia kehamilan muda cenderung tidak stabil, sering muntah (hiperemesis) dan sering pusing atau lemah. Kondisi hiperemesis dapat mengakibatkan homeostasis ibu hamil terganggu karena ibu akan kehilangan banyak cairan tubuh dan zat gizi

Anjuran makan bagi ibu hamil yang berpuasa

Prinsip yang terpenting adalah gizi yang seimbang dan asupan cairan yang cukup (minimal 2,6 liter air di antara buka sampai sahur). Komposisi asupan gizi seimbang mencakup 50% karbohidrat, 30% protein, 10-20% lemak.

Rekomendasi bagi ibu hamil yang menjalankan puasa sebagai berikut :

  • Diet tinggi serat dan protein
  • Hindari konsumsi garam, gula, kafein berlebih
  • Minum air, susu, dan jus sebelum imsak
  • Sebelum tidur malam, konsumsi cemilan, air,atau jus, susu, dan buah
  • Minum air putih yang banyak saat berbuka puasa, sahur, dan waktu antara berbuka dan sahur
  • Istirahat cukup untuk menghemat energi dan cairan
  • Berbukalah segera dengan air secara perlahan-lahan. Makan makanan ringan yang mengandung karbohidrat seperti kurma, buah, dsb

Risiko Berpuasa bagi Ibu Hamil dan Buah Hati

Meskipun belum ada penelitian yang secara tegas menunjukkan risiko yang signifikan bagi ibu hamil yang berpuasa, beberapa studi menyoroti potensi dampaknya.

Penelitian yang diterbitkan di American Economic Journal: Applied Economics tahun 2011 menyatakan bahwa berat badan bayi yang lahir dari Ibu yang berpuasa lebih rendah, terutama di trimester 1 dan 2.

Dikutip dari Healthline, walaupun implikasi jangka panjang berpuasa terhadap Ibu dan janin belum sepenuhnya terbukti, namun studi menunjukkan pengaruhnya terhadap pernapasan janin. Studi yang diterbitkan di Journal of Obstetrics and Gynaecology tahun 2004 menunjukkan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa, sehingga butuh waktu lebih lama untuk mendeteksi gerakan janin.

Frekuensi gerakan janin yang rendah umumnya dianggap sebagai tanda peringatan yang perlu diperhatikan dengan serius, terutama saat mendekati tanggal persalinan. Buah Hati harus melakukan minimal 10 gerakan dalam 1 hingga 2 jam.

Selain itu, masalah seperti anemia defisiensi besi juga lebih sering terjadi saat kehamilan. Ketika Buah Hati tidak mendapatkan cukup zat besi, terutama pada trimester ketiga, ia berisiko lebih tinggi terkena anemia sebelum berusia 1 tahun. Salah satu cara untuk menghindarinya adalah dengan memastikan janin mendapatkan nutrisi yang tepat selama dalam kandungan.

Oleh karena itu, penting untuk diingat bahwa setiap kehamilan memiliki kondisi dan kebutuhan nutrisi yang berbeda-beda. Jadi, keputusan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan didiskusikan dengan dokter untuk menilai risiko dan manfaatnya.

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!