Tingkat Keberhasilan, Ketahanan, dan Biaya Pembekuan Sel Telur

Tingkat Keberhasilan, Ketahanan, dan Biaya Pembekuan Sel Telur

Kesehatan 294

Melansir dari Healthline, meskipun peluang kehamilan itu ada, tetapi persentase kelahiran hidup hanya berkisar antara 2 hingga 12 persen bagi wanita berusia di bawah 38 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa mungkin harus dilakukan beberapa kali siklus IVF untuk bisa hamil setelah pembekuan sel telur. Ada beberapa faktor yang memengaruhi keberhasilan pembekuan dan pencairannya, yaitu:

Shop with Me

Jepitan Rambut Imut
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jas Hujan Axio Assio Europe Origina
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sendok
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
  • Usia saat membekukan sel telur: semakin muda semakin baik karena sel telur yang dihasilkan akan lebih banyak (dan kecil kemungkinannya mengalami kelainan)

  • Usia saat mencairkan sel telur dan IVF: semakin muda semakin besar kemungkinan kehamilannya sukses

  • Jumlah telur: semakin banyak telur yang dibekukan semakin tinggi peluang keberhasilan siklus IVF

  • Kualitas sperma: keberhasilan kehamilan akan dipengaruhi oleh seberapa sehat sperma dari pasangan

  • Klinik: pastikan memilih klinik dengan track record egg freezing yang bagus

Kesimpulan dari poin-poin di atas adalah pembekuan sel telur lebih baik mulai dilakukan di usia yang lebih muda (pertengahan 20 tahun hingga 30), di mana sel telur tidak dibiarkan membeku terlalu lama (cairkan ketika usia pembekuannya masih beberapa tahun), dan disarankan untuk membekukannya sebanyak yang bisa dilakukan. Salah satu alasannya adalah karena tidak semua sel telur yang dicairkan akan bertahan.

Semakin muda usia dan semakin cepat telur beku digunakan, maka peluang keberhasilannya lebih tinggi

Usia Terbaik untuk Membekukan Sel Telur

Umumnya, klinik-klinik hanya akan menangani wanita berusia di bawah 40 tahun dan jarang sekali yang memperbolehkan wanita usia 40 tahun lebih. Namun, usia terbaik untuk menjalankan prosedur ini adalah sekitar pertengahan 20 tahun 30 tahunan karena merupakan masa-masa puncak kesuburan, meskipun sel telurnya masih dapat diambil dan dibekukan setelah waktu tersebut.

Apakah Sel Telur Beku dapat Bertahan Lama?

Sel telur yang dibekukan menandakan bahwa penuaannya berhenti, di mana semakin cepat digunakan kembali maka semakin besar peluang keberhasilan pembuahannya oleh sel sperma. Sel telur lebih baik dicairkan saat usianya masih beberapa tahun (misal 2-3 tahun) daripada sudah bertahun-bertahun kemudian (misal 10-15 tahun). Sederhananya, lebih cepat lebih baik karena peluangnya juga akan lebih besar.

Biaya dan Efek Samping

Biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan pembekuan sel telur tidak sedikit, di mana setiap prosedur akan memiliki biaya yang berbeda pula. Belum lagi ditambah biaya penyimpanannya, semakin lama disimpan makan semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan. Maka dari itu, prosedur ini kecil kemungkinannya akan ditanggung oleh asuransi kesehatan. 

Efek samping dari pembekuan sel telur diantaranya yaitu penambahan berat badan, kembung, perubahan mood, dan sakit kepala. Jarang sekali ditemukan kasus ovarian hyperstimulation syndrome (OHSS). Kondisi tersebut dapat terjadi karena obat-obatan yang digunakan untuk merangsang ovarium menyebabkan kadar hormon meningkat drastis, sehingga ovarium membesar, cairan bocor ke perut, dan menyebabkan kelainan elektrolit.

Butuh kesiapan finansial untuk menjalani egg freezing

Jadi, pembekuan sel telur mungkin tidak pernah menjadi prioritas utama seorang wanita, tetapi bagi mereka yang belum memiliki kesiapan hamil, baik untuk alasan apapun, ia punya kesempatan untuk melakukannya. Jika siap dan tahu konsekuensinya (efek samping dan biaya) maka tidak ada kendala untuk tidak melakukannya. Bagaimana nih menurut Ladies? 

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!