Victim Mentality: Berlagak Korban Padahal Sebaliknya

Victim Mentality: Berlagak Korban Padahal Sebaliknya

Kesehatan 345

Victim mentality mengacu pada keadaan di mana seseorang merasa seperti korban dalam berbagai macam situasi, meskipun kenyataannya adalah sebaliknya. Pola pikir ini sering kali berkembang karena pengalaman buruk yang menyebabkan trauma karena seseorang tidak memiliki kendali, rasa sakit emosional, hingga pengkhianatan orang terdekat. Mereka dengan victim mentality umumnya berpikir bahwa:

Shop with Me

Sendok
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Serum The Ultimate Brightening Glowing NSY / Anti Acne / Anti Aging / Dark Spot Serum Terbaik Masa Kini Mencerahkan Wajah, Menghilangkan Flek, Mengkenyalkan Kulit, Menyamarkan Noda Bekas Jerawat, Memutihkan Wajah, Anti iritasi dan Dapat Digunakan 14 Thn
IDR 59.900
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
O'Sweet Singapore | Ginger Hair Fall | Shampoo Anti Rontok Shampoo | Hair Tonic | Mempercepat Pertumbuhan Rambut
IDR 1.260.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Day Cream Lumwhite + SPF Tube 20 gr - Whitening Day Cream
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
  • Hal-hal buruk terjadi di masa lalu dan akan terus berlanjut hingga masa depan

  • Orang lain bersalah atas kemalangan yang dialaminya

  • Tidak ada gunanya berupaya untuk melakukan perubahan karena itu tidak akan berhasil

Akibatnya, mereka akan lebih mudah tenggelam dalam sikap negatif daripada mencoba untuk menyelamatkan dirinya sendiri, bahkan mereka juga mungkin memaksakan orang lain agar memiliki pola pikir yang sama. Karakteristiknya mungkin akan terlihat menyebalkan dan alhasil, banyak orang yang merasa geram dan tidak nyaman berada didekatnya. 

Victim mentality merupakan pola pikir di mana seseorang menganggap bahwa dirinya adalah korban, padahal justru sebaliknya

Tanda-Tanda

Seseorang memilih untuk tidak bertanggung jawab atau justru menyalahkan orang lain, padahal ada tindakan yang bisa diambil untuk menyelesaikannya. Mereka bahkan mungkin menyalahkan orang lain yang tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya. Selain itu, ada banyak tanda-tanda lain yang bisa diperhatikan, berikut penjelasannya.

1. Karakteristik Umum

Orang dengan victim mentality merasa bahwa segala sesuatu bertentangan dengan dirinya, bersikap negatif dalam banyak hal, marah ketika dibantu orang lain, mengasihani diri sendiri agar merasa lebih baik, merasa kurang mendapat dukungan dan menganggap bahwa orang lain harus menyadari bahwa dirinya adalah korban, hingga sulit membuat perubahan. 

2. Perilaku

Tanda-tanda victim mentality berdasarkan perilaku mengacu pada tindakan-tindakan yang cenderung dilakukan. Contohnya bervariasi, seperti cenderung menyalahkan orang lain atau faktor eksternal lain, tidak mau bertanggung jawab atas hidup sendiri, bereaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil, bergaul dengan orang-orang yang punya pola pikir serupa, serta perasaan lega ketika mendapatkan simpati atau rasa kasihan.

3. Mental

Karakteristik sikap pada orang dengan victim mentality antara lain adalah pesimis terhadap masa depan, menganggap bahwa dunia tidak adil, defensif dan tidak peduli dengan apa yang orang katakan, merasa tidak ada gunanya mencari solusi, tidak mau mengambil risiko, membesar-besarkan risiko dari suatu situasi, menganganggap orang lain hitam atau putih, hingga merasa tidak berdaya.

Tanda-tanda orang dengan victim mentality dapat terlihat dengan jelas

Victim Mentality Bisa Hilang

Jika kamu tidak memiliki kendali atas kejadian traumatis di masa lalu, belum tentu kamu juga tidak punya kendali atas kejadian di masa depan. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan perubahan dan perbaikan. Misalnya, ketika kamu sulit mendapatkan pekerjaan, bukan berarti nasibmu akan berhenti begitu saja. Masih ada peluang keterampilan lain yang bisa diasah demi mencapai sebuah kesuksesan.

Maka dari itu, orang dengan victim mentality perlu berhenti mengasihani dirinya sendiri. Hal ini karena pada kenyataannya, tantangan akan selalu datang. Otomatis, ketika pola pikir seperti ini terus-menerus dipertahankan, dirinya hanya akan menghadapi perjuangan berat sepanjang sisa hidupnya. Pada suatu waktu, mungkin kamu menjadi korban, tetapi tidak selamanya kamu terus menjadi korban.

Jadi, cukup mudah bagi kita untuk mengidentifikasi pola pikir victim mentality, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Intinya, seseorang selalu merasa dirinya adalah korban, padahal justru sebaliknya, alias pelaku. Jika victim mentality bisa hilang, bagaimana caranya? Akan Newfemme bahas di part selanjutnya ya!

 

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya !