Food Anxiety 101: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Penyebab

Food Anxiety 101: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Penyebab

Kesehatan 261

Food anxiety mengacu pada perasaan khawatir tentang konsekuensi dari mengonsumsi makanan tertentu. Misalnya tidak mau makan bersantan karena takut akan kalorinya yang tinggi, tidak mau makan daging kelinci karena takut dihakimi orang lain, atau makanan lainnya yang dapat menyebabkan bertambahnya berat badan. Di sisi lain, ada pula yang khawatir mereka mengalami reaksi alergi atau tersedak.

Shop with Me

Kuas Make Up Set Mini Travel Brush Berbagai Warna Imut Free Pouch Isi 8
IDR 9.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Handuk Grosir Murah Berkualitas (Ukuran 70x140)
IDR 85.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jepitan Rambut Imut
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kemeja salur pria dan wanita lengan panjang up to big size atasan pria kemeja garis kerah chiang'i
IDR 135.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Umumnya, orang dengan food anxiety tidak memiliki masalah terhadap citra tubuh (body image) atau penambahan berat badan. Namun ketika itulah penyebab mendasarnya, maka seseorang akan menjadi lebih kewalahan dalam memilih makanan. Hal ini karena mereka menjadi terlalu membatasi makanan karena tidak tahu makanan apa yang harus dimakan. 

Ciri-Ciri Orang Mengalami Food Anxiety

Food anxiety dapat menyebabkan seseorang merasakan hal sensorik berbeda, takut, bahkan jijik dengan tekstur makanan. Ketika kondisi seperti ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, maka seseorang akan cenderung membatasi bahkan membahayakan kesehatannya sendiri. Berikut adalah ciri-ciri orang dengan food anxiety:

  • Membatasi konsumsi makanan atau jenis makanan tertentu secara drastis

  • Memilih-milih tekstur makanan

  • Kehilangan nafsu makan atau minat terhadap makanan

  • Takut mengalami reaksi alergi atau tersedak

  • Semakin selektif terhadap makanan seiring berjalannya waktu

Orang dengan food anxiety akan merasakan ketegangan nyata ketika memikirkan atau memutuskan makanan apa yang akan dimakan. Hal ini akan menyebabkan munculnya gejala fisik, seperti detak jantung dan pernapasan yang semakin cepat, merasakan “kupu-kupu” di perut, hingga gemetaran dan tangan menjadi lembab.

Orang dengan food anxiety sering kali memilih-milih makanan bahkan kehilangan nafsu makannya

Dampak Negatif

Kecemasan ini membuat seseorang makan lebih sedikit atau tidak makan sama sekali, sehingga tubuhnya tidak mendapatkan zat gizi yang cukup. Dampak negatifnya adalah menjadi sulit untuk berkonsentrasi, mudah marah, pusing, hingga pingsan. Selain itu, tergantung dari seberapa banyak jumlah makanan yang dikonsumsi, seseorang juga mungkin mengalami hal berikut ini:

  • Penurunan berat badan secara drastis

  • Kegagalan tumbuh kembang pada anak-anak

  • Tanda-tanda malnutrisi

  • Menarik diri dari acara sosial

Dampak food anxiety adalah tubuh tidak mendapatkan zat gizi yang cukup hingga munculnya tanda-tanda malnutrisi

Penyebab

Food anxiety umumnya didasari oleh fobia tertentu tentang pengaruh makanan terhadap tubuh. Kecemasan jenis ini sering terjadi pada anak-anak dengan gangguan sensorik, seperti autism spectrum disorder. Tak hanya karena suatu gangguan, food anxiety juga bisa dipicu oleh pengalaman negatif terhadap makanan. Ada pula beberapa faktor yang dapat memengaruhi food anxiety, seperti:

  • Informasi nilai gizi

  • Kepribadian tertentu, seperti perfeksionisme, impulsif, atau pencarian hal baru

  • Tekanan budaya, komunitas, atau teman sebaya tentang penampilan, terutama pada organisasi yang berhubungan dengan olahraga atau aktivitas lain yang mengutamakan “ketipisan” tubuh

  • Self-talk negatif tentang makanan atau penampilan, seperti “saya terlihat gendut”

  • Pesan negatif tentang pola makan atau penampilan, terutama dari media sosial

Diagnosis

Food anxiety umumnya dapat didiagnosis menggunakan beberapa strategi, seperti meninjau grafik pertumbuhan dan perkembangan, kuesioner, evaluasi terapis, hingga rujukan ke ahli gizi untuk konsultasi. Selain itu, tergantung dari seberapa banyak berat badan yang turun dan seberapa tingkat malnutrisinya, seseorang mungkin perlu melakukan beberapa tes berikut ini:

  • Tes darah

  • Tes urin

  • Tes pencitraan (rontgen, CT scan, MRI, bone bone density

  • Elektrokardiogram (EKG)

Kesimpulannya, food anxiety adalah perasaan khawatir tentang konsekuensi dari mengonsumsi makanan tertentu. Misalnya karena takut akan kalorinya yang tinggi, takut dihakimi orang lain, takut berat badan bertambah, takut alergi atau tersedak. Jika kecemasan ini terus terjadi, seseorang dapat mengalami malnutrisi. Lalu, bagaimana cara mengatasinya? Kita lanjut part selanjutnya ya!

 

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!