Sindrom Tourette: Gerakan atau Suara Tak Terkendali Secara Berulang

Sindrom Tourette: Gerakan atau Suara Tak Terkendali Secara Berulang

Kesehatan 434

Sindrom tourette adalah kelainan neurologis yang memengaruhi otak dan saraf, di mana kondisi ini menyebabkan seseorang melakukan gerakan (motorik) atau mengeluarkan suara (vokal) tiba-tiba. Gerakan atau suara tersebut terjadi secara berulang kali, tidak diinginkan, dan tidak dapat dikendalikan, yang lebih dikenal dengan sebutan “tics”. 

Shop with Me

Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA +++ 40 ml
IDR 35.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
AZZURA CUSHION
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pigura Mahar Pernikahan Ukuran 32x22 cm
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Gangguan tic sebenarnya ada berbagai jenis, namun sindrom tourette adalah jenis yang paling parah. Kondisi ini sering kali ditemukan pada anak-anak, terutama saat berusia 5 hingga 10 tahun, dan umumnya menyerang bagian kepala dan leher. Gejala tic tersebut biasanya semakin berkurang dan terkendali seiring bertambahnya usia, namun pada beberapa kasus, ada yang justru semakin memburuk. 

Klasifikasi 

Tics pada sindrom tourette dibedakan menjadi 2, yaitu sederhana dan kompleks. Sementara gejalanya memiliki rentang antara ringan, sedang, hingga berat. Meskipun begitu, mayoritas kasus yang terjadi memiliki tingkat gejala ringan. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

1. Tics Sederhana

Gerakan tiba-tiba, singkat, dan berulang kali pada beberapa kelompok otot. Tics sederhana umumnya terjadi lebih dahulu daripada tics kompleks. Contoh tics motorik sederhana yaitu mengedipkan mata, ekspresi wajah bengkok, mengangkat baju, menyentak kepala atau baju, dan gerakan rahang. Contoh tics vokal sederhana yaitu berdeham, mengendus, menggonggong, atau mendengkur.

2. Tics Kompleks

Gerakan terkoordinasi dan berbeda yang melibatkan beberapa kelompok otot di berbagai area tubuh. Ini seperti menggabungkan beberapa gerakan tics sederhana, misalnya wajah meringis bersamaan dengan gerakan memutar kepala dan mengangkat bahu. Contoh tics motorik lain yaitu mengendus atau menyentuh benda, melompat, membengkokkan, atau memutar.

Contoh tics vocal kompleks termasuk mengulangi kata atau kalimat sendiri atau orang lain, mengeluarkan kata-kata vulgar, cabul, atau makian. Pada kasus yang parah, tics mungkin saja menyebabkan seseorang mencederai dirinya sendiri atau justru menyakiti orang lain dengan sebuat makian.

Penyebab

Alasan pasti terjadinya sindrom tourette tidak diketahui, tetapi kondisinya cenderung diturunkan dalam keluarga, sehingga salah satu faktor risikonya adalah genetik. Selain itu, permasalahan di otak terkait metabolisme neurotransmitter juga dapat berkontribusi terhadap kejadiannya. Faktor risiko lain terhadap perkembangan sindrom tourette yaitu:

  • Jenis kelamin: 3 sampai 4 kali lebih mungkin terjadi pada laki-laki

  • Kesehatan ibu hamil: kebiasaan merokok atau mengalami komplikasi kehamilan

  • Kelahiran: berat badan lahir rendah (BBLR)

Ada gen tertentu yang menyebabkan sindrom tourette bersifat diturunkan

Pemicu Tics

Tics bisa memburuk ketika seseorang sedang excited atau cemas dan membaik ketika seseorang beraktivitas secara tenang dan terfokus. Selain itu, tics juga bisa dipicu oleh hal lain, termasuk kerah ketat atau mendengar orang lain berdeham. Gejala ini akan hilang sepenuhnya jika seseorang tertidur nyenyak.

Meskipun gejala muncul tidak disengaja dan tidak diinginkan, beberapa orang dapat menahan dan mengelola tics mereka untuk meminimalkan dampaknya terhadap fungsi tubuh. Namun terkadang itu justru membuat mereka semakin merasa tertekan sampai pada titik di mana mereka merasa tics tersebut harus diungkapkan.

Ada beberapa kondisi umum yang seringkali terjadi bersamaan dengan TS, yaitu:

Sindrom tourette dapat terjadi bersamaan dengan ADHD

Diagnosis

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis sindrom tourette. Penyedia layanan kesehatan biasanya akan melakukan pengkajian gejala, kapan dimulai, berapa lama itu berlangsung, serta riwayat dalam keluarga. Diagnosis bisa ditegakkan ketika seseorang mengalami gejala tics motorik dan vokal sebelum berusia 18 tahun, serta telah mengalaminya setidaknya selama satu tahun. 

Pengobatan

Tics yang bersifat ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan karena tidak memengaruhi aktivitas sehari-hari. Namun jika tingkatnya sudah parah, seseorang akan mengalami kesulitan untuk beraktivitas di tempat kerja, sekolah, atau lingkungan sosial. Pengobatan umumnya perlu dilakukan ketika kondisi ini menyebabkan cedera diri.

1. Obat-obatan

Neuroleptik (obat yang membatasi aktivitas dopamin di otak), antidepressant, stimulan, dan alpha-adrenergic agonists.

2. Comprehensive Behavioral Intervention for Tics (CBIT)

Membantu seseorang untuk merespon tics dengan tindakan baru, mengenali kapan tics akan muncul, dan mengurangi pemicu tics.

Jadi, sindrom tourette adalah salah satu kondisi neurologis. Kondisi ini menyebabkan seseorang membuat suatu gerakan atau suara tanpa disengaja, tidak terkendali, dan tidak diinginkan. Gejala muncul saat masa kanak-kanak dan mayoritas membaik saat dewasa dengan variasi tingkat tics mulai dari ringan hingga parah.

Yuk baca artikel Newfemme lainnya!