Obsessive Compulsive Disorder, Gemes kalau Ada Barang yang Berantakan

Obsessive Compulsive Disorder, Gemes kalau Ada Barang yang Berantakan

Kesehatan 503

Obsessive compulsive disorder (OCD) ditandai ketika seseorang mengalami pikiran berulang yang tidak diinginkan (obsesi) sehingga memicu dorongan ekstrim pada dirinya untuk mengulangi perilaku tertentu (kompulsi). Masalah kesehatan mental ini dapat menyebabkan interaksi sosial seseorang dan kegiatan sehari-harinya menjadi terganggu.

Shop with Me

Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA +++ 40 ml
IDR 35.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Theraskin Oil Control Facial Wash240mL
IDR 81.840
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
kaos rib rumbai ruffle lengan panjang
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Tindakan obsesi dan kompulsi ini bisa hilang dan timbul, tetapi seseorang akan mengalaminya seumur hidup (kronis). Biasanya kalau mau keluar rumah, kita memeriksa ulang kompor sudah mati atau belum. Namun tindakannya akan lebih ekstrim pada orang OCD, di mana mereka bisa menghabiskan waktunya berjam-jam. Tentu saja akibatnya kehidupan dan aktivitas menjadi terganggu.

Gejala

Obsessive compulsive disorder bisa dialami oleh siapa saja, tetapi sering kali ditemukan saat usia 19 tahun dan jarang pada usia setelah 40 tahun. Kondisi ini cukup umum terjadi. Berdasarkan namanya, sudah pasti gejala OCD adalah obsesi dan kompulsi, meskipun seseorang tahu bahwa ia mengalami kondisi ini. Gejalanya bisa semakin memburuk atau semakin berkurang dari waktu ke waktu.

Obsesi adalah pikiran yang tidak diinginkan atau sebenarnya tidak benar, tetapi hal tersebut berujung mengganggu dirinya, sehingga kerap kali membuat cemas. Orang dengan OCD tidak dapat mengontrolnya padahal tahu bahwa pemikiran tersebut tidak logis. Contoh yang seringkali terjadi adalah:

  • Takut tercemar dengan zat yang dianggap terkontaminasi, seperti kotoran atau kuman

  • Takut membahayakan diri sendiri atau orang lain karena ketidak hati-hatian

  • Punya pikiran yang tidak diinginkan terkait seks

  • Takut melakukan kesalahan

  • Sering ragu atau jijik

  • Perhatian berlebihan dengan moralitas (benar atau salah)

  • Perhatian berlebihan dengan orientasi seksual atau identitas gender

  • Risih melihat sesuatu yang tidak teratur, tidak rapi, tidak simetri, atau tidak sempurna

  • Selalu memastikan suatu hal secara terus-menerus

Kompulsi adalah tindakan berulang yang seseorang rasa harus dilakukan untuk meredakan atau menghilangkan obsesinya. Sebenarnya, mereka tidak ingin dan tidak menikmatinya, tetapi kalau tidak dilakukan maka kecemasannya justru akan bertambah. Ketika kompulsi sudah dilakukan, obsesi seringkali datang kembali. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari adalah:

  • Mengatur atau merapikan barang dengan cara sangat spesifik, misalnya produk kosmetik di meja rias

  • Berulang kali mandi atau mencuci tangan

  • Takut membuang barang

  • Berulang kali memeriksa barang, seperti kompor, sakelar, pintu, atau kunci

  • Selalu memeriksa apakah dirinya tak membahayakan orang lain

  • Terus menerus mencari kepastian

  • Punya perhatian khusus terhadap angka, seperti berhitung, berulang kali melakukan tugas, atau terlalu memilih dan menghindari angka tertentu

  • Menolak menyentuh benda atau bersalaman karena takut kotor

Contoh tindakan kompulsi adalah memeriksa apakah pintu sudah dikunci atau kompor sudah dimatikan secara terus-menerus

Penyebab

Lagi-lagi, tidak diketahui apa penyebab pasti obsessive compulsive disorder. Namun, mungkin ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kejadiannya. Pertama yaitu genetik, karena banyak ditemukan riwayat OCD pada anggota keluarga pertama. Kedua yaitu perubahan di otak yang berkaitan dengan struktur atau saraf. 

Ketiga yaitu trauma masa kecil, seperti pelecehan atau penelantaran. Keempat yaitu stres (pekerjaan, rumah, sekolah). Kelima yaitu kepribadian (perfeksionis, tidak suka ketidakpastian). Terakhir yaitu PANDAS syndrome merupakan singkatan dari Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal Infections. 

Diagnosis

Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendiagnosis obsessive compulsive disorder, tetapi seseorang akan ditanyakan terkait gejala, riwayat medis, serta riwayat kesehatan mentalnya. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders ada beberapa kriteria untuk mendiagnosis OCD, yaitu:

  • Punya obsesi atau kompulsi atau gabungan keduanya

  • Obsesi atau kompulsi terjadi dalam waktu yang lama (lebih dari 1 jam)

  • Obsesi atau kompulsi mengganggu tanggung jawab, aktivitas sosial, pekerjaan, atau kegiatan sehari-hari lainnya

  • Gejala muncul bukan akibat dari penggunaan obat, zat, alkohol, atau kondisi medis

  • Gejala tidak dijelaskan dengan kondisi kesehatan mental yang berbeda

Perilaku obsesi atau tindakan kompulsi akan menganggu kehidupan sehari-hari seseorang

Pengobatan

Perawatan utama menangani obsessive compulsive disorder adalah psikoterapi untuk membantu seseorang mengidentifikasi serta mengubah emosi, pikiran, dan perilakunya yang tidak sehat. Beberapa jenis psikoterapi yang bisa dilakukan yaitu cognitive behavioral therapy (CBT), exposure and response prevention (ERP), serta acceptance and commitment therapy (ACT).

Di sisi lain, penggunaan obat juga mungkin direkomendasikan yaitu Serotonin Reuptake Inhibitors (SRIs), Selective SRIs (SSRIs) atau tricyclic antidepressants. Jika kedua perawatan tersebut tidak membantu meringankan gejala OCD, maka ada rekomendasi pengobatan lainnya yang disebut dengan Transcranial Magnetic Stimulation (TMS).

Jadi, obsessive compulsive disorder ditandai ketika seseorang memiliki obsesi yang menyebabkan dirinya melakukan tindakan berulang (kompulsi). Mereka tahu bahwa pikirannya tidak logis, mereka juga tahu bahwa tindakannya mungkin berlebihan, tetapi sayangnya itu tidak bisa dikontrol. Jika Ladies masih punya pertanyaan lain, boleh banget coba konsultasi online di Newfemme ya, gampang kok!