Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan kuat antara kurang tidur dan pusing. Tubuh membutuhkan tidur, di mana pada waktu tersebut ia melakukan reset dan meremajakan diri. Kemudian, ketika kita tidak terlelap dalam waktu yang cukup, hal itu dapat mengganggu fungsi normal tubuh, salah satunya fungsi dalam rangka mencegah kepala pusing.
Jenis Sakit Kepala yang Terkait dengan Kurang Tidur
Secara umum, orang dewasa membutuhkan 7-9 jam untuk mendapatkan tidur yang cukup, sementara anak-anak membutuhkan waktu yang lebih lama dari itu. Kurang tidur dapat menyebabkan beberapa jenis sakit kepala yang berbeda. Dua poin pertama adalah jenis pusing yang umum terjadi, sementara dua terakhir adalah jenis yang lebih jarang terjadi.
1. Migrain
Jenis sakit kepala yang dianggap sebagai kondisi neurologis karena pengaruhnya terhadap otak dan nyerinya mungkin lebih parah daripada sakit kepala biasa. Salah satu penyebabnya adalah kurang tidur, misalnya karena begadang di akhir pekan.
2. Tension headache
Jenis pusing yang dideskripsikan sebagai rasa tegang atau tertekan pada kedua sisi kepala, mulai dari dahi dan melingkar ke belakang kepala. Ini adakah jenis yang juga cukup umum terjadi. Penyebabnya seringkali terkait dengan stres, tegangan otot, hingga insomnia.
3. Cluster headache
Jenis sakit kepala ini menyebabkan seseorang merasakan nyeri kuat di area sekitar mata dan biasanya terjadi pada malam atau dini hari. Jenis ini berlangsung lebih singkat daripada jenis sakit kepala lainnya (hanya 5 menit hingga 2 jam). Penyebabnya diprediksi karena peralihan keluar dari tahap mimpi rapid eye movement (REM).
4. Hypnic headache
Jenis sakit kepala ini membangunkan seseorang dari tidurnya dan terjadi di waktu yang sama di malam hari. Jenis ini juga berlangsung lebih singkat. Penyebabnya diprediksi berkaitan dengan gangguan dalam produksi melatonin tubuh (hormon yang membuat lelah).
Migrain dan tension headache adalah jenis sakit kepala umum akibat kurang tidur
Pengobatan
Tension headache dapat diobati dengan mengonsumsi obat preskripsi dokter (penghilang rasa sakit, sedatif, antidepresan, atau antikonvulsan) atau obat yang terjual bebas di luar (aspirin, ibuprofen, naproxen). Sementara itu, migrain ringan dapat diobati dengan aspirin, acetaminophen, ibuprofen, dan naproxen dan triptan, ergots, obat anti mual, obat opioid, dan glukokortikoid jika sudah nyeri parah.
Tips Menghindari Pusing Akibat Kurang Tidur
-
Tetapkan jadwal tidur yang konsisten: usahakan tidur selama 7-9 jam setiap malam dan lakukan secara konsisten, bahkan di weekend.
-
Ciptakan lingkungan tidur yang mendukung: buatlah lingkungan tidur lebih kondusif dengan cara mematikan lampu, tidak banyak kebisingan, dan sejuk, kemudian hindari screen time.
-
Mengelola stres: atasi stres dengan melakukan beberapa strategi, seperti meditasi, latihan pernapasan, atau yoga.
-
Jaga hidrasi tubuh: kondisi dehidrasi dapat memperburuk pusing, jadi pastikan untuk mengonsumsi air dengan cukup (minimal 8 gelas per hari).
-
Batasi konsumsi kafein dan alkohol: zat-zat ini dapat mengganggu kualitas tidur, jadi sebaiknya konsumsi keduanya dalam jumlah terbatas, terutama di malam hari.
Penerapan good sleep hygiene adalah kunci untuk menghindari pusing akibat kurang tidur
Jadi, kurang tidur dan pusing memang memiliki keterkaitan. Orang yang kurang tidur berisiko untuk mengalami pusing keesokan harinya. Tak salah jika itu akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Maka dari itu, kita harus mengutamakan tidur yang cukup. Salah satu caranya adalah dengan menetapkan jadwal tidur konsisten, menciptakan lingkungan tidur yang mendukung, kelola stres, jaga hidrasi, dan membatasi konsumsi kafein atau alkohol.