Pola Makan untuk Penderita Epilepsi

Pola Makan untuk Penderita Epilepsi

Kesehatan 246

Melansir dari Epilepsy Foundation, pola makan bergizi seimbang untuk penderita epilepsi dimulai dari membatasi konsumsi makanan karbohidrat sederhana, yang kandungan indeks glikemiknya tinggi, seperti gula pasir, minuman bersoda, sirup, permen, kue, dan sereal. Secara umum, pola makan bergizi seimbang mencakup kelompok makanan berikut ini:

  • Buah-buahan dan sayuran: konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran yang bervariasi dengan warna yang berbeda-beda. Kelompok makanan ini kaya akan vitamin, mineral, dan zat antioksidan yang baik untuk tubuh. Anjuran porsi untuk sayuran dan buah berdasarkan tumpeng gizi seimbang masing-masingnya yaitu 3-4 porsi dan 2-3 porsi setiap hari

  • Biji-bijian utuh: konsumsi biji-bijian seperti beras cokelat, beras hitam, atau gandum-ganduman. Kelompok makanan ini kaya akan serat, vitamin B, dan mineral

  • Protein: konsumsi sumber protein yang rendah atau tanpa lemak, seperti daging, unggas, ikan, telur, kacang-kacangan, tempe dan tahu. Anjuran asupan protein adalah 2-4 porsi setiap hari

  • Produk susu rendah lemak: susu rendah lemak, yogurt, atau keju tanpa lemak merupakan sumber kalsium dan protein yang baik

  • Lemak atau minyak sehat: memasaklah menggunakan minyak zaitun atau minyak nabati sebagai sumber lemak sehat

Pola makan bergizi seimbang menjadi dasar kesehatan yang optimal

Belum Ada Makanan yang Spesifik Memicu Kejang

Tidak ada bukti pasti bahwa makanan tertentu bisa memicu kejang pada epilepsi. Namun, pada beberapa kasus epilepsi refleks, seperti yang dipicu oleh makanan, makanan seperti beras, daging, dan makanan pedas dapat memicu kejang. Selain itu, konsumsi alkohol dan kafein dalam jumlah besar juga bisa meningkatkan risiko kejang, meskipun ada bukti bahwa kafein dalam dosis kecil bisa melindungi dari kejang.

Rekomendasi Diet

Pengobatan medis merupakan penanganan utama untuk kejang epilepsi. Sementara itu, pola makan bertindak sebagai penunjang agar tubuh dapat berfungsi secara optimal. Selain itu, ini juga dapat membantu meningkatkan energi dan membantu menjaga pola tidur teratur, yang mana dapat membantu mengurangi risiko kejang. 

Namun, ketika obat dan pola makan bergizi seimbang tidak bisa mengendalikan kejang pada orang dengan epilepsi, dokter atau ahli gizi mungkin merekomendasikan terapi diet khusus. Beberapa diantaranya yaitu:

1. Diet Ketogenik

Merupakan jenis diet klasik untuk epilepsi. Konsep dari diet ini adalah karbohidrat yang sedikit, sementara lemak sebagai penyumbang kalori terbesar. Tujuannya adalah agar tubuh masuk ke dalam kondisi yang disebut ketosis, di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama.

2. Diet Indeks Glikemik Rendah

Merupakan diet yang lebih fleksibel dari diet ketogenik. Konsepnya masih memperbolehkan konsumsi karbohidrat dalam jumlah sedikit, terutama dari makanan dengan indeks glikemik rendah, yang tidak membuat gula darah naik dengan cepat.

3. Diet Atkins yang Dimodifikasi

Juga merupakan diet yang lebih fleksibel dari diet ketogenik. Seseorang masih bisa makan lebih banyak protein dan lemak, tetapi tetap menghindari karbohidrat dalam jumlah besar.

Rekomendasi diet untuk penderita epilepsi yaitu diet ketogenik, diet indeks glikemik rendah, dan diet atkins yang dimodifikasi

Penelitian menunjukkan bahwa dengan mengikuti salah satu dari diet di atas, beberapa orang dengan epilepsi mengalami penurunan frekuensi kejang mereka. Meskipun belum semua orang merespons dengan baik, bagi sebagian penderitanya, diet ini bisa menjadi alternatif yang efektif atau membantu untuk mengurangi kebutuhan akan obat-obatan.

Selain dari penerapan pola makan bergizi seimbang dan tentunya pengobatan medis, alternatif diet yang telah dipercaya dapat menurunkan frekuensi kejang utamanya adalah diet ketogenik, kemudian disusul dengan diet indeks glikemik rendah, serta diet atkins yang dimodifikasi. Yuk bagikan informasi penting ini kepada orang terdekatmu!