Depresi Postpartum, Tidak Sama dengan Baby Blues

Depresi Postpartum, Tidak Sama dengan Baby Blues

Kesehatan 327

Memiliki bayi merupakan fase yang akan mengubah hidup seseorang karena menjadi orang tua akan menyenangkan tetapi juga bisa sangat melelahkan. Sayangnya, beberapa wanita ada yang justru mengalami kesedihan dan kesepian yang parah setelah melahirkan. Mungkin saja kondisi yang terjadi tersebut adalah depresi postpartum. Agar tidak penasaran, simak selengkapnya dalam artikel ini.

Shop with Me

SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Wardah Crystal Secret Essential Package (Cleanser 100 ml, Serum 20 ml, Day Cream 30 g)
IDR 397.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bluye
IDR 29.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pengertian

Perasaan sedih dan khawatir memang wajar terjadi ketika baru saja melahirkan bayi, terlebih ketika hal tersebut terjadi untuk pertama kalinya. Namun, ketika kesedihan tersebut terjadi secara ekstrem, sering menangis, dan mood tidak karuan, mungkin seseorang mengalami depresi postpartum atau depresi pascapersalinan. Kondisi ini cukup serius dan terjadi pada 1 dari 7 ibu setelah melahirkan.

Depresi postpartum termasuk ke dalam jenis depresi yang terjadi setelah seseorang melahirkan dan kondisinya lebih parah dari baby blues. Hal tersebut dapat dipicu oleh perubahan hormon, emosional, fisik, keuangan, dan sosial. Ternyata, depresi pascapersalinan tidak hanya terjadi pada ibu yang baru melahirkan, tetapi juga bisa pada ibu pengganti atau orang tua angkat (mengadopsi anak).

Gejala

Biasanya setelah melahirkan, banyak ibu yang mengalami kehampaan, murung, lelah, hingga sedih selama beberapa hari setelahnya. Ketika baby blues hanya berlangsung sekitar 10 hari, depresi postpartum akan terjadi hingga berminggu-minggu hingga setahun setelah melahirkan dan terjadi mulai 1-3 minggu setelah persalinan. 

Pada kondisi ini, ibu akan merasa tidak terhubung dengan si bayi bahkan bisa sampai tidak merasa mencintai sang anak. Perlu diingat bahwa kondisi tersebut bukanlah salah dari si ibu. Gejala depresi postpartum yang parah bisa mengganggu seseorang untuk beraktivitas. Tanda lain dari kondisi ini adalah:

  • Sering menangis tanpa alasan yang jelas

  • Sulit untuk fokus dan berpikir

  • Kewalahan, kelelahan, dan cemas

  • Berpikiran untuk menyakiti diri sendiri dan bayi

  • Tidak punya energi dan motivasi untuk berkegiatan serta mengurus anak

  • Merasa tidak berharga, bersalah, dan muncul pemikiran bahwa telah menjadi orang tua yang buruk

  • Terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur

  • Sakit kepala dan sakit perut

  • Tidak nafsu makan

Ibu akan merasa kelelahan hingga tidak nafsu makan ketika depresi pascapersalinan terjadi

Penyebab

Meskipun tidak secara pasti disebutkan penyebabnya, depresi postpartum bisa terjadi karena perubahan hormonal, di mana kadar estrogen dan progesteron yang meningkat tajam selama hamil menurun secara signifikan setelah melahirkan. Perubahan yang terjadi pada lingkungan sosial dan psikologis ibu juga memiliki peran terhadap kondisi ini. Risiko terjadinya depresi pascapersalinan akan meningkat ketika:

  • Punya riwayat depresi baik itu diri sendiri maupun keluarga

  • Riwayat postpartum depression atau premenstrual dysphoric disorder

  • Tidak mendapat dukungan yang cukup dari keluarga dan kerabat

  • Konflik pernikahan

  • Komplikasi kehamilan

  • Berusia kurang dari 20 tahun atau single parent

  • Punya bayi yang berkebutuhan khusus

Perawatan dan Cara Mengatasinya

Depresi pascapersalinan bisa diobati dengan berbagai macam pendekatan yang berbeda, seperti obat-obatan (antidepresan), psikoterapi, dan mengikuti kelompok pendukung untuk saling berbagi dan menambah support. Yang pasti, bicarakanlah dengan dokter untuk mendapatkan saran lebih lanjut. Jika terlanjut terjadi, cobalah untuk:

  • Carilah orang yang bisa diajak bicara atau mendengarkan cerita keluh kesah

  • Bergabung dengan kelompok orang tua baru jika ada

  • Konsumsi makanan yang sehat dan lakukan aktivitas fisik

  • Refreshing dengan bertemu teman di luar rumah

  • Cukupkan istirahat

  • Lakukan hobi yang disukai

Tingkatkan komunikasi dan tingkatkan aktivitas fisik untuk mengatasi depresi setelah melahirkan

Mencegah Depresi Postpartum

Penting untuk diingat, segeralah cari menemui dokter jika gejala berlangsung selama lebih dari 2 minggu, sulit berkegiatan, mencoba untuk menyakiti diri sendiri atau bayi, hingga merasa sangat cemas sepanjang hari. Depresi setelah melahirkan sebenarnya tidak bisa dicegah sepenuhnya. Namun, ada beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk setidaknya mencegah kondisi ini, diantaranya adalah:

  • Berpikir realistis terhadap diri sendiri dan calon bayi

  • Membatasi kunjungan di rumah setelah melahirkan

  • Tidur dan istirahat saat bayi tertidur

  • Tetap komunikasi dengan keluarga

  • Tingkatkan hubungan dengan suami

Itulah penjelasan mengenai depresi postpartum, yaitu kondisi ketika ibu mengalami kesedihan dan kecemasan yang parah setelah melahirkan. Hal tersebut bukan salah si ibu dan kondisinya dapat diatasi dengan bantuan perawatan. Hindari untuk mendiagnosis diri sendiri melainkan temuilah dokter. Newfemme hadir memberikan informasi kesehatan wanita untukmu, kunjungi website atau download aplikasinya!