MSG: Fakta dan Mitos seputar Penggunaan dan Kandungannya

MSG: Fakta dan Mitos seputar Penggunaan dan Kandungannya

Kesehatan 129

Micin merupakan sebutan keren dari monosodium glutamat (MSG), yaitu aditif yang berfungsi sebagai penguat rasa. Asalnya dari asam L-glutamat, yang secara alami terdapat dalam banyak makanan. Micin berbentuk bubuk kristal putih yang tidak berbau. Proses pembuatannya melibatkan fermentasi sumber karbohidrat seperti tebu, molase, dan bit gula. 

Shop with Me

Lipstik Maybelline new york
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Decant MYKONOS Berry Caramel Pancake
IDR 6.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bitzen Topi Wanita Star Summer Hat Korean Fashion Knit Visor Sports Baseball Cap Topi Olahraga Rajut Katun
IDR 20.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

MSG memiliki rasa khas yang dikenal sebagai umami, yang merupakan salah satu dari lima rasa dasar selain manis, asam, asin, dan pahit. Penggunaan MSG populer dalam pengolahan masakan Asia dan digunakan dalam berbagai makanan olahan di Barat. Kandungan natrium MSG lebih rendah daripada garam dapur, sehingga dapat digunakan sebagai pengganti garam tanpa mengorbankan cita rasa makanan.

Secara umum, MSG terkandung secara alami dalam beberapa makanan, terutama yang tinggi protein. Namun, mungkin kita lebih familiar dengan MSG yang ditambahkan ke dalam makanan, apalah makanan-makanan gurih dan umami. Beberapa makanan yang mengandung micin baik secara alami maupun ditambahkan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:

  • Protein hewani: ayam, daging sapi, salmon, ikan mackerel, kerang, kepiting, udang

  • Keju: parmesan, emmenthal, cheddar, roquefort

  • Sayuran: tomat, bawang, kol, kacang polong, bayam, jamur, brokoli

  • Daging olahan: pepperoni, bacon, pastrami, sosis, salami

  • Saus dan dressing: kecap, saus tomat, mustard, mayones, saus barbecue, saus salad, saus tiram, kecap asin

  • Makanan siap saji: sup kaleng, tuna kaleng, makanan beku, kerupuk, keripik kentang, camilan

  • Bumbu: campuran rempah, bumbu rub

MSG terkandung dapat protein hewani, keju, sayuran, daging olahan, saus, dressing, makanan siap saji, dan campuran bumbu 

Mitos dan Fakta Dibaliknya

Berikut adalah mitos-mitos populer terkait dengan MSG dan fakta dibaliknya.

1. MSG Tinggi Natrium

Faktanya, natrium merupakan salah satu zat gizi yang penting bagi tubuh, dengan catatan hanya dalam jumlah kecil saja. Tujuannya adalah untuk menjaga volume darah dan tekanan darah. Namun memang, asupan natrium berlebihan berkaitan dengan tekanan darah tinggi dan peningkatan risiko penyakit jantung.

Jika dibandingkan dengan garam dapur, kandungan natrium dalam MSG justru  lebih sedikit. Perbandingannya adalah 40% natrium dalam garam dapur dan 12% natrium dalam MSG. Para ahli juga sepakat bahwa substitusi garam dengan MSG tergolong layak untuk mengurangi asupan natrium dan menurunkan risiko hipertensi.

Kandungan natrium MSG lebih rendah dibandingkan garam dapur

2. Jika Tidak Tercantum MSG, Maka Makanan Tersebut Bebas Micin

Faktanya, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mensyaratkan produsen makanan untuk mencantumkan MSG tambahan sebagai "monosodium glutamate" dalam komposisi bahan mereka. Bagi yang tidak menambahkannya, maka tidak perlu mencantumkan bahan ini. Namun sekali lagi, bukan berarti makanan tersebut bebas dari MSG karena ia dapat terkandung secara alami dalam banyak makanan nabati dan hewan.

3. Tubuh Tidak Memproses MSG dengan Efektif

Faktanya, ada banyak reseptor glutamat di seluruh saluran pencernaan dan sistem saraf. Baik glutamat yang dikonsumsi dari makanan alami maupun sebagai bahan tambahan pangan, keduanya dimetabolisme dengan cara yang sama. 

MSG adalah penguat rasa yang aman digunakan, selagi dalam jumlah yang wajar. Kandungan natrium dalam MSG bahkan lebih rendah dibandingkan dengan garam dapur, sehingga cocok menjadi alternatif untuk mengurangi asupan natrium. Perlu diingat bahwa bahan tambahan ini terkandung secara alami dalam beberapa makanan, selain yang ditambahkan dengan sengaja.