Berbagai Wajah Gula yang Merusak Tubuh

Berbagai Wajah Gula yang Merusak Tubuh

Kesehatan 294

Boba, dalgona, croffle, semakin banyak makanan milenial bermunculan namun tanpa disadari meningkatkan konsumsi gula. Godaan makanan manis seperti ini sulit dihindari. Padahal gula di dalamnya berisiko menyebabkan berbagai gangguan kesehatan jika dikonsumsi berlebih.

Shop with Me

Tas Selempang Wanita Inara / Tas Bahu Wanita Kekinian
IDR 32.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Toples Kaca Penyimpanan Makanan Bamboo Cover - YS-7061
IDR 61.600
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kuas Make Up Set Mini Travel Brush Berbagai Warna Imut Free Pouch Isi 8
IDR 9.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Decant MYKONOS Berry Caramel Pancake
IDR 6.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Kerusakan tubuh akibat gula (sumber : unsplash)

Kementerian Kesehatan RI menganjurkan konsumsi gula harian tidak lebih dari 50 gram atau empat sendok makan gula per hari. Tidak hanya berupa gula pasir, gula memiliki seribu wajah yang tidak jarang ditambahkan produsen makanan ke dalamnya. Wajah lain gula tambahan dapat berupa brown sugar, gula jagung, sirup gula, konsentrat jus buah, sirup jagung, madu, gula malt, hingga gula tetes.

 

Konsumen perlu cermat memerhatikan komposisi gula tambahan dalam produk yang tertulis di label makanan. Supaya lebih mudah dipahami, cukup lihat komposisi dengan akhiran “osa, seperti dekstrosa, fruktosa, glukosa, laktosa, maltosa, dan sukrosa.

 

Terlepas dari banyaknya wajah gula, konsumsi yang berlebihan ternyata dapat merusak tubuh melalui berbagai cara. Berikut ini adalah rangkuman bahaya kelebihan gula dari berbagai sumber:

 

  1.   Merusak gigi

Bakteri biang kerusakan gigi senang bersarang pada sisa makanan manis yang menempel di gigi. Jika tidak diseimbangi dengan rutin membersihkan mulut, gigi dapat berlubang atau karies. Kondisi ini jika dibiarkan begitu saja dapat berujung pada pembusukan gigi

Kerusakan gigi (sumber : unsplash)

  1. Meningkatkan risiko obesitas

Minuman seperti soda dan boba mengandung gula tambahan yang tinggi. Fenomena ini dapat terjadi karena konsumsi gula berlebih dapat mengganggu aktivitas hormon leptin, hormon pengatur rasa lapar. Sehingga tubuh akan merasa terus lapar.

Gula meningkatkan risiko obesitas (sumber : unsplash)

Obesitas dan diabetes merupakan asal mula dari berbagai masalah kesehatan yang dapat berujung pada sindroma metabolik.

 

  1. Meningkatkan risiko diabetes

Konsumsi gula berlebih yang berlangsung terus-menerus dapat mendorong resistensi hormon insulin, hormon yang mengatur kadar gula darah. Hal ini bermula dari ketidakmampuan pankreas dalam memproduksi hormon insulin yang diperlukan akibat jumlah asupan gula yang terlalu banyak.  Ketika resistensi insulin terjadi, tubuh tidak dapat menjaga kadar gula darah sehingga terjadi kelonjakan.

Gula meningkatkan risiko diabetes

 

  1. Menimbulkan jerawat baru

Jerawat yang bermunculan bisa jadi merupakan pertanda bahwa pola makan masih salah. Pasalnya, makanan tinggi gula dapat menyebabkan peningkatan sekresi androgen yang mendorong timbulnya jerawat. Gula juga meningkatkan tingkat inflamasi di tubuh yang menjadi akar penyebab jerawat tidak sembuh-sembuh.

Gula menimbulkan jerawat (sumber : unsplash)

  1. Otak ketagihan dopamin

Seperti telah diketahui, dopamin merupakan zat kimia yang menimbulkan sensasi menyenangkan. Konsumsi gula dapat membanjiri otak dengan zat kimia ini. Ketika ini terjadi, otak akan mendorong keinginan seseorang untuk terus mengonsumsi makanan atau minuman manis.

Otak ketagihan dopamin karena gula (sumber : unsplash)