5 Gejala Intoleransi Laktosa

5 Gejala Intoleransi Laktosa

Kesehatan 190

Intoleransi laktosa merupakan suatu kondisi yang terjadi karena tubuh tidak memproduksi cukup enzim laktase untuk mencerna laktosa. Apa itu laktosa? Laktosa merupakan gula yang terkandung di dalam susu dan produk turunannya yang diproduksi dari sebagian besar mamalia. Seringkali kondisi ini baru ditemukan ketika seseorang menginjak usia remaja atau bahkan dewasa. Yuk kita pelajari lebih lanjut!

Shop with Me

T-shirt
IDR 150.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Mamypoko
IDR 80.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Tas Selempang Wanita Inara / Tas Bahu Wanita Kekinian
IDR 32.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

1. Sakit Perut dan Kembung

Sakit perut dan kembung merupakan 2 gejala umum intoleransi laktosa, baik pada anak-anak maupun orang dewasa. Seharusnya, laktosa dicerna oleh enzim laktase, tetapi karena tidak cukup jumlahnya, maka ia akan melewati usus hingga masuk ke usus besar. Laktosa ini hanya dapat difermentasi oleh bakteri alami yang hidup di dalam usus besar, tetapi tidak dapat diserap.

Seperti yang kita tahu, proses fermentasi akan menghasilkan asam lemak dan gas. Ketika kadarnya meningkatkan, maka terjadilah sakit perut atau kram perut serta kembung. Lokasi sakitnya umumnya berada di sekitar area pusar dan bagian bawah perut. Ada yang bilang rasanya seperti ada gelembung di perut dan ada pula yang mengatakan mereka merasakan gas bergerak di dalam saluran cernanya.

Sakit perut dan kembung merupakan gejala yang paling umum terjadi

2. Mual

Selain dari sakit perut, peningkatkan gas, dan kembung, laktosa yang difermentasi dalam usus besar juga bisa menyebabkan munculnya gejala mual. Bahkan pada beberapa orang, termasuk anak-anak, muntah pun bisa terjadi. Biasanya, gejala ini cenderung berkembang dalam 30 menit hingga 2 jam setelah mengonsumsi susu atau produk turunannya.

3. Diare

Definisi diare adalah buang air besar encer minimal 3 kali dalam 24 jam. Pada penjelasan sebelumnya, fermentasi laktosa oleh bakteri akan menghasilkan asam lemak dan gas rantai pendek. Sebagian besar asam dapat diserap kembali di usus besar, tetapi sebagiannya lagi tidak. Nah, sisanya tersebut kemudian akan meningkatkan volume dan kandungan cairan dalam tinja, maka terjadilah diare.

4. Kentut (Pembuangan Gas)

Gas-gas yang dihasilkan ketika laktosa terfermentasi di dalam usus besar yaitu gas hidrogen, metana, dan karbon dioksida. Pada orang dengan intoleransi laktosa, mikroflora ususnya sangat suka untuk menfermentasi laktosa. Akibatnya dari semakin banyaknya gas, maka semakin terasalah kembung pada perut. Menariknya, gas hasil fermentasi laktosa ini tidak berbau.

Intoleransi laktosa juga menyebabkan gas dalam perut meningkat

5. Gejala Lain

Ada beberapa gejala lain yang mungkin akan dialami oleh seseorang yang mengalami intoleransi laktosa, meskipun bukti ilmiahnya masih belum cukup. Misalnya, sembelit, sakit kepala, kelelahan, kurang konsentrasi, nyeri otot atau sendi, sariawan, masalah buang air kecil, hingga eczema. Namun gejala-gejala ini belum tentu membenarkan adanya kondisi intoleransi laktosa, bisa saja itu adalah alergi susu.

Ketika mengalami intoleransi laktosa, bukan berarti seseorang harus 100% menghindari susu dan produk turunannya. Yang perlu dilakukan hanyalah membatasi atau mengurangi konsumsinya, misalnya susu, keju, atau es krim. Melalui cara ini, gejalanya bisa diminimalisir dengan baik serta tidak harus menghilangkan keberagaman makanan yang kita konsumsi.

Beberapa gejala dari intoleransi laktosa adalah sakit perut, kembung, diare, kentut, muah, dan  muntah. Namun ingat, ketika mengalami gejala-gejala ini, bukan berarti itu menandakan kamu intoleransi laktosa ya. Hal ini karena banyak penyebab lain yang bisa menimbulkan gejala serupa. Maka dari itu, cobalah periksakan kondisinya ke dokter.

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!