Guilt Tripping, Jangan Sampai Kamu Melakukannya!

Guilt Tripping, Jangan Sampai Kamu Melakukannya!

Kesehatan 408

Guilt tripping ditandai ketika seseorang membuat orang lain merasa bersalah atau bertanggung jawab atas perilakunya agar mereka mengambil tindakan tertentu atau mengubahnya. Biasanya, tujuan dari guilt tripping adalah karena hal itu akan membuat orang lain termotivasi untuk mengubah cara berpikir atau berperilaku.

Shop with Me

kaos rib rumbai ruffle lengan panjang
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sandal tali desper 3cm GSL
IDR 35.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Intinya, guilt tripping adalah ketika seseorang membuat kita merasa buruk terhadap sesuatu yang pernah atau tidak pernah kita lakukan, kemudian kita merasa perlu melakukan sesuatu untuk memperbaiki atau mengubahnya. Sebenarnya, taktik ini tidak selalu buruk. Sisi positifnya adalah itu bisa membuat seseorang memperbaiki kesalahannya, dan mencegah sesuatu terjadi kembali di masa depan.

Guilt tripping terjadi ketika orang lain dengan saja atau tidak membuat kita merasa bersalah

Tanda-Tanda

Guilt tripping bisa dilakukan oleh siapa saja secara sengaja maupun tidak, baik itu orang lain ke kita, maupun sebaliknya. Terkadang, taktik ini mudah dikenali, tetapi juga mungkin sulit terdeteksi. Beberapa tanda bahwa orang lain sedang berusaha untuk membuat kita merasa bersalah diantaranya yaitu:

  • Memberikan komentar bahwa apa yang kita lakukan belum sebanyak mereka

  • Membuat komentar sarkastik

  • Mengungkit masalah kita di masa lalu

  • Mengingatkan kita terhadap kebaikan yang pernah mereka lakukan pada kita

  • Mengingatkan kerja keras mereka untuk melakukan hal baik bagi kita

  • Bertindak seolah-olah mereka sedang marah tetapi kemudian menyangkal bahwa ada masalah

  • Melakukan silent treatment

  • Ketidaksetujuan yang diperjelas dengan bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah

  • Menyarankan kita agar “berhutang” kepada mereka

  • Terlibat dalam perilaku pasif-agresif

  • Mengabaikan upaya kita untuk membuat segala sesuatu lebih baik

  • Menyebut kita sebagai orang yang “jahat”

Tipe Guilt Tripping

Guilt tripping mungkin lebih besar kemungkinannya terjadi dalam sebuah hubungan interpersonal yang memiliki keeratan emosional, misalnya percintaan. Namun, juga tidak menutup kemungkinan untuk terjadi dalam hubungan keluarga dan teman, bahkan dengan sesama rekan kerja. Ada banyak tipe guilt tripping karena tujuan itu dilakukan juga berbeda-beda, seperti berikut ini.

  • Menggunakan rasa bersalah untuk memanipulasi orang lain untuk melakukan sesuatu yang biasanya tidak mereka lakukan

  • Menggunakan rasa bersalah untuk menghindari sebuah konflik, misalnya agar tidak membicarakannya secara langsung

  • Melakukan guilt tripping dengan sengaja dengan tujuan agar orang lain melakukan sesuatu dengan lebih tepat dan bermoral

  • Melakukan guilt tripping untuk mendapatkan simpati dan menempatkan dirinya sebagai pihak yang dirugikan

Tipe guilt tripping yaitu manipulasi, penghindaran konflik, pendidikan moral, dan mendapatkan simpati

Dampak Rasa Bersalah

Dengan sengaja atau tidak memunculkan rasa bersalah sekali atau dua kali mungkin tidak masalah, tetapi jika itu dilakukan terus-menerus untuk mengubah perilaku, maka akan ada dampak  yang muncul, salah satunya yaitu menghalangi komunikasi dan sulit mempertahankan hubungan baik dengan orang lain. Manipulasi psikologis yang dilakukan dapat menimbulkan beberapa dampak, yaitu:

1. Kerusakan Hubungan

Saat kita dengan sengaja memunculkan rasa bersalah kepada pasangan, hal itu dapat membuat dirinya sakit hati, merasa lebih buruk terhadap hubungan, bahkan merusak kepercayaannya. Pada akhirnya, taktik ini menjadi salah satu bentuk pelecehan emosional.

2. Kebencian

Guilt tripping dapat memunculkan rasa dendam yang berkepanjangan. Hal ini karena rasa bersalah itu muncul bersamaan dengan perasaan kesal karena merasa dimanipulasi. Penggunaan guilt tripping yang berulang-ulang justru akan membuat seseorang merasa benci.

3. Reaktansi

Reaktansi ditandai ketika seseorang justru melakukan perilaku yang bertentangan dengan apa yang diminta. Jadi, perasaan bersalah itu bisa menjadi bumerang dan berlawanan dengan permintaan. Misalnya, kita justru tidak mau menelpon sama sekali ketika dibuat merasa bersalah karena jarang melakukannya.

4. Buruknya Kesejahteraan Diri

Mengalami rasa bersalah yang terlalu sering dapat menimbulkan banyak emosi dan gejala, seperti kecemasan, kesedihan, penyesalan, kekhawatiran, bahkan insomnia. Lebih dari itu, kita juga mungkin menjadi yakin kalau telah terus-menerus berbuat salah. Pada akhirnya, itu dapat memengaruhi citra diri dan tidak mau lagi bersosialisasi.

Cara Mengatasi Rasa Bersalah

Rasa bersalah itu wajar, tetapi mungkin ada beberapa orang yang tidak tahu bagaimana cara mengatasinya, sehingga terkadang mereka merasa tidak mampu untuk mengekspresikannya. Jika orang lain mencoba untuk membuat kita merasa bersalah, cobalah lakukan beberapa hal berikut untuk meredakannya.

  • Akui dan pahami permintaan atau perasaan orang lain

  • Bagikan perasaan kita terhadap manipulasi yang mereka lakukan, katakan bahwa tindakan tersebut lambat laun dapat memunculkan kebencian

  • Tetapkan batasan apa yang akan kita terima dan apa yang tidak akan kita terima dan jika itu dilanggar, maka akan ada konsekuensinya

  • Tawarkan kompromi agar kedua belah pihak sama-sama tidak dirugikan

Ladies, jangan sampai kamu melakukan ini atau semoga tidak terjadi padamu ya!