Premenstrual Dysphoric Disorder, Apakah Sama dengan PMS?

Premenstrual Dysphoric Disorder, Apakah Sama dengan PMS?

Kesehatan 279

PMS mungkin terlihat sangat menyeramkan, namun pernahkah Ladies mengalami PMS yang buruk seperti perubahan emosi dan fisik yang tidak seperti biasanya? Kondisi tersebut mungkin menandakan terjadinya premenstrual dysphoric disorder atau disingkat PMDD. Terkadang, seseorang tidak menyadarinya. Untuk membantu Ladies lebih paham lagi, simak penjelasannya dalam artikel ini ya.

Shop with Me

Poise Facial Foam
IDR 15.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Posh Hijab body spray 150ml
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sweetshirt dress by H&M
IDR 200.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
One set crinkle
IDR 99.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pengertian

Premenstrual dysphoric disorder (PMDD) merujuk pada sekelompok gejala emosional dan fisik yang dimulai seminggu atau dua minggu sebelum datang bulan. Apakah PMDD sama dengan PMS? Jawabannya adalah mereka mirip, namun pada PMDD, gejala emosional yang terjadi lebih parah dari PMS. Sekiranya, jika seseorang mengalami gejala PMS lebih parah hingga aktivitas terganggu, maka mungkin yang terjadi adalah PMDD.

Seseorang dengan PMDD akan mengalami gejala emosional dan fisik

Gejala

Seperti yang telah dikatakan, premenstrual dysphoric disorder bisa terjadi sekitar seminggu sebelum datang bulan, atau 7 hingga 10 hari sebelumnya. Gejala emosional mungkin lebih banyak daripada gejala fisik, atau sebaliknya. Terkhusus pada perubahan emosional, ketika kondisinya parah, dapat mengganggu aktivitas sehari-hari karena datang dan pergi dengan sendirinya.

1. Gejala Emosional PMDD

Gejala emosional pada PMDD meliputi:

  • Gugup

  • Marah atau gampang marah

  • Menangis atau murung

  • Lepas kendali terhadap diri sendiri

  • Sering lupa

  • Hilang minat untuk beraktivitas dan berhubungan

  • Serangan panik

  • Paranoid

  • Sedih

  • Keinginan untuk bunuh diri (PMDD yang tidak ditangani dengan baik)

2. Gejala Fisik PMDD

Gejala fisik pada PMDD meliputi: 

  • Muncul jerawat

  • Sakit punggung

  • Kembung

  • Nyeri dan bengkak pada payudara

  • Permasalahan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, sembelit

  • Kram

  • Pusing atau sakit kepala

  • Perubahan nafsu makan

  • Nyeri sendi atau otot

  • Kejang otot

  • Berkurangnya keinginan untuk seks

Penyebab

Ahli mengatakan PMDD terjadi karena adanya perubahan hormonal pada siklus menstruasi, di mana kadar hormon estrogen dan progesteron akan meningkat dan menurun. Selain itu, kadar serotonin juga ikut berubah, sehingga mengakibatkan perubahan pada suasana hati. Seseorang mungkin akan lebih rentan mengalami premenstrual dysphoric disorder jika memiliki riwayat depresi, anxiety, PMS, riwayat keluarga dengan PMS dan PMDD, serta trauma pribadi.

Diagnosis

Tidak ada metode spesifik untuk mendiagnosis PMDD, namun dokter biasanya akan tetap melakukan pemeriksaan fisik dan tes darah. Dikarenakan premenstrual dysphoric disorder berhubungan dengan perubahan hormon, maka tidak ada cara untuk mencegahnya selain melakukan perawatan untuk memperbaiki gejala.

Umumnya, dokter akan mendiagnosis seseorang mengalami PMDD ketika memiliki minimal 5 gejala berikut ini:

  • Perubahan mood

  • Sering marah

  • Merasa tertekan

  • Merasa putus asa

  • Cemas atau tenang

  • Berkurangnya minat untuk melakukan aktivita yang disukai

  • Sulit berkonsentrasi

  • Kekurangan energi atau kelelahan

  • Perubahan nafsu makan

  • Sulit tidur atau tidur terlalu banyak

  • Lepas kendali

  • Gejala fisik seperti nyeri payudara, nyeri sendi atau otot, sakit kepala, atau kembung

Perawatan

Premenstrual dysphoric disorder diobati dengan mengkombinasi beberapa pendekatan, termasuk perubahan gaya hidup, terapi, dan obat. Dari segi perubahan gaya hidup, seseorang direkomendasikan untuk meningkatkan aktivitas fisik, kontrol stres seperti meditasi, memanjakan diri dalam batas wajar, dan tingkatkan asupan protein dan karbohidrat serta kurangi gula, garam, alkohol, dan kafein. 

Di sisi lain, PMDD dapat dibantu dengan terapi perubahan perilaku dengan tujuan untuk membantu seseorang mengontrol dirinya ketika perubahan suasana hati terjadi. Dari segi obat-obatan, biasanya yang sering digunakan adalah selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) yaitu salah satu antidepresan dan obat lainnya. 

Lakukan meditasi merupakan salah satu cara untuk meredakan PMDD

Premenstrual dysphoric disorder merupakan kondisi emosional dan fisik seseorang berubah pada waktu 1 atau 2 minggu sebelum menstruasi. Gejalanya mirip dengan PMS, namun lebih parah. Kondisi ini biasanya akan sembuh setelah menopause. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik, ada baiknya untuk melacak setiap gejala yang dialami, salah satunya dengan aplikasi kalender menstruasi di Newfemme!