Waspadai Malnutrisi pada Anak

Waspadai Malnutrisi pada Anak

Kesehatan 198

Apa itu malnutrisi?

Malnutrisi atau disebut juga ketidakseimbangan gizi terjadi ketika anak tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang dalam jangka waktu lama. Kondisi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu kurang gizi (undernutrition) dan kelebihan gizi (overnutrition).

Shop with Me

Sprei kasur Bahan Polymicro
IDR 23.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum keren kustom
IDR 65.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum Rainbow 1L
IDR 75.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jilbab Bergo Grosir Murah
IDR 39.998
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Gizi kurang di sini mencakup beberapa hal, seperti berikut.

  • Stunting: tinggi badan sangat rendah pada anak dengan indikator TB/U di bawah angka -2 SD.
  • Wasting: berat badan sangat kurang pada anak dengan indikator BB/TB di angka -3 sampai dengan <-2 SD.
  • Underweight: berat badan kurang pada anak dengan indikator BB/U atau IMT/U di angka <-2 sampai -3 SD, atau persentil < 5>
  • Kekurangan vitamin serta mineral pada anak.

Sementara gizi lebih meliputi overweight (berat badan lebih) dan obesitas.

Keduanya perlu diwaspadai karena dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan pada anak, misalnya anak sering infeksi karena imunitas tubuh yang lemah, gangguan tumbuh kembang, diabetes, dan hipertensi.

Kondisi ketidakseimbangan gizi juga diketahui menjadi penyebab kematian 300.000 anak balita setiap tahunnya di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

Apa saja tanda dan gejala malnutrisi?

Gizi kurang

Kekurangan gizi biasanya disebabkan oleh ketidakcukupan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan harian anak. Berbagai gejala kurang gizi meliputi kondisi, seperti: Penurunan berat badan drastis, Massa otot yang menurun, Massa jaringan yang menurun, Kehilangan lemak (jaringan adipose), Perut membengkak, Pipi dan mata cekung, Kulit dapat menjadi lebih tipis, kering, inelastis, pucat, dan dingin, Rambut rontok, Waktu pemulihan luka yang lama, Kelelahan parah, Waktu pemulihan dari infeksi lebih lama, Waktu pemulihan dari penyakit yang lebih lama, Mudah merasa depresi dan cemas, Mudah marah, Sulit berkonsentrasi, Risiko tinggi terhadap komplikasi setelah operasi, Risiko tinggi terhadap hipotermia, yakni suhu tubuh yang sangat rendah, Jumlah total dari beberapa jenis sel darah putih menurun, sistem imun melemah, meningkatkan risiko infeksi, dan Rentan terhadap rasa dingin.

Selain memiliki gejala tersebut, malnutrisi pada anak juga menimbulkan gejala yang cukup khas, yaitu yang terkait dengan kekurangan asupan vitamin dan mineral.

Beberapa jenis kekurangan vitamin serta mineral pada anak yang paling umum beserta gejalanya meliputi berikut ini:

  • Vitamin A: mata kering, susah melihat saat malam hari atau gelap, risiko infeksi meningkat.
  • Seng: nafsu makan menurun, pertumbuhan tubuh terhambat, penyembuhan luka cenderung lama, rambut rontok, dan diare.
  • Zat besi: gangguan pada fungsi otak dan mengalami masalah pengaturan suhu tubuh.
  • Yodium: pembesaran kelenjar tiroid, penurunan produksi hormon tiroid, serta adanya masalah pada pertumbuhan dan perkembangan.

Gizi lebih

Kondisi ini dapat disebabkan oleh asupan nutrisi harian yang terlampau banyak sehingga malah melebihi kebutuhan harian anak. Berbagai gejala gizi lebih pada anak meliputi kondisi berikut:

  • Peningkatan berat badan.
  • Tubuh gemuk.
  • Kesulitan bernapas, risiko tinggi terhadap kegagalan pernapasan.
  • Nyeri sendi maupun otot.
  • Kelelahan parah.

Penyebab Malnutrisi pada Anak

Malnutrisi pada anak umumnya terjadi ketika anak kekurangan atau justru kelebihan asupan gizi. Ada beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab anak mengalami kondisi kurang gizi, yaitu:

  • Kurangnya pengetahuan orang tua tentang kebutuhan gizi anak
  • Kurangnya akses pangan yang cukup dan terjangkau
  • Faktor sosial dan ekonomi, misalnya kemiskinan, bencana alam, atau perang
  • Kebersihan lingkungan atau sanitasi yang buruk
  • Gangguan kesehatan tertentu, seperti penyakit Crohn, disfagia atau sulit menelan, penyakit celiac, kanker, dan HIV/AIDS
  • Infeksi, seperti diare, TB, pneumonia, atau cacingan yang sering kambuh atau berulang
  • Kelainan bawaan lahir, misalnya penyakit jantung bawaan
  • Gangguan mental, seperti depresi dan gangguan makan
  • Kekurangan yodium saat anak masih di dalam kandungan (hipotiroid kongenital)

Tak hanya berbagai hal di atas, ada juga kondisi lain yang bisa membuat anak lebih berisiko mengalami ketidakseimbangan gizi, misalnya kebiasaan memilih makan atau susah makan (picky eating).

Cara Mengatasi Malnutrisi pada Anak

Ada banyak dampak malnutrisi yang bisa terjadi, sehingga perawatan sangat dibutuhkan untuk menangani kondisi ini. Perawatan biasanya meliputi penggantian gizi yang hilang, mengatasi gejala, dan mengelola penyebabnya. Jika anak sudah didiagnosis malnutrisi atau berisiko mengalami malnutrisi, dokter atau ahli gizi akan memberikan rencana perawatan khusus.

1. Penanganan untuk gizi kurang

Cara mengatasi kurang gizi biasanya disesuaikan kembali dengan tingkat keparahan dan kondisi khusus yang dialami masing-masing anak.

Secara garis besarnya, berikut berbagai pengobatan untuk kondisi anak dengan gizi kurang.

  • Rencana perawatan. Perawatan akan ditentukan sesuai dengan penyebabnya, yang umumnya meliputi program makan dengan diet yang diatur secara khusus dan kemungkinan suplemen gizi tambahan.
  • Pengaturan pola makan. Untuk kasus malnutrisi serius, pemberian gizi tambahan bisa melalui enteral nutrition (tube feeding atau lewat selang ke hidung, lambung, atau usus kecil) atau parenteral feeding (cairan steril kealiran darah).
  • Pemantauan secara berkala. Pemantauan dilakukan untuk mengecek apakah anak menerima jumlah kalori dan kebutuhan gizi yang cukup. Seiring berjalannya waktu, pengobatan dapat disesuaikan kembali dengan kebutuhan anak.

2. Penanganan untuk gizi lebih

Sebagai cara mengatasi malnutrisi akibat gizi lebih, kebutuhan energi harian anak harus disesuaikan dengan berat badan ideal dan tinggi badannya.

Dengan mempertimbangkan total asupan dan berat badan anak, sebaiknya kurangi asupan energi hingga 200—500 kkal per hari.

  • Anak usia 0-3 tahun. Malnutrisi karena gizi lebih pada anak di usia ini biasanya tidak harus sampai mengurangi asupan kalorinya, tapi hanya dengan menurunkan berat badan. Misalnya dengan merancang kembali menu makan harian anak.
  • Anak usia 4-6 tahun. Asupan energi diberikan sesuai kebutuhan, dengan mengembalikan pola makan yang tepat sesuai usianya. Total kalori yang harus dipangkas yakni sekitar 200—300 kkal. Hal ini hanya bisa dilakukan di bawah pengawasan ketat dokter dan ahli gizi.
  • Anak usia 7-19 tahun. Target penurunan berat badan anak sudah mulai bisa direncanakan setiap kali melakukan pemeriksaan ke dokter atau ahli gizi. Penurunan berat badan umumnya disarankan sekitar 1—2 kg setiap bulannya. Sedangkan untuk asupan kalori, sebaiknya dikurangi secara bertahap sekitar 300-500 kalori.

Cara Mencegah Malnutrisi pada Anak

Sebenarnya cara mencegah malnutrisi pada anak, baik itu karena gizi kurang atau lebih cenderung sama. Intinya yaitu dengan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Pastikan kebutuhan zat gizi harian terpenuhi dengan baik, tidak kurang atau berlebih.

Berikan selalu anak makanan dengan gizi seimbang yang terdiri dari empat kelompok makanan utama, yaitu berikut ini.

  • Buah-buahan dan sayuran, setidaknya berikan anak 5 porsi per hari.
  • Makanan sumber karbohidrat, yaitu nasi, kentang, roti, pasta, dan sereal.
  • Makanan sumber protein, yaitu daging, telur, ayam, ikan, kacang-kacangan dan produknya.
  • Susu dan produk susu, seperti keju dan yogurt.

Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan anak Anda serta memantau pertumbuhan dan perkembangannya. Bawa anak ke Posyandu, Puskesmas, atau klinik kesehatan setiap bulan untuk melakukan penimbangan. Berikan imunisasi lengkap pada anak untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak sehingga anak terhindar dari penyakit infeksi. Berikan juga kapsul vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus sampai anak berusia 5 tahun.

Itulah berbagai informasi penting seputar penyebab ketidakseimbangan gizi pada anak dan langkah pengobatannya. Untuk memastikan status gizi anak normal, jangan lupa juga untuk rutin melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan anak, ya.

Jika Si Kecil menunjukkan tanda-tanda atau gejala malnutrisi pada anak, konsultasikan kepada dokter atau ahli gizi untuk memeriksakan kondisi Si Kecil. Bisa konsultasi di Newfemme ya!