Limfoma: Jenis Kanker Darah yang Bisa Menyerang Siapa Saja

Limfoma: Jenis Kanker Darah yang Bisa Menyerang Siapa Saja

Kesehatan 671

Limfoma adalah kanker pada sistem limfatik (jaringan, pembuluh darah, dan organ yang membantu tubuh melawan infeksi) dan bersifat langka. Limfoma termasuk ke dalam jenis kanker darah karena kondisinya dimulai pada sel darah putih (limfosit), di mana ini merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh.

Shop with Me

Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sweetshirt dress by H&M
IDR 200.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Facial Foam
IDR 15.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Posh Hijab body spray 150ml
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Limfoma ada yang bersifat agresif (tumbuh cepat) dan lamban (tumbuh lambat). Mayoritas kasus yang menjalani pengobatan dapat mengalami remisi atau sembuh. Siapa saja dapat terkena kanker ini, termasuk anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Secara umum, limfoma ini dibagi ke dalam 2 kategori utama, yaitu:

  • Hodgkin lymphoma

  • Non-Hodgkin lymphoma

Gejala

Gejala umum pada limfoma adalah pembengkakan satu atau lebih kelenjar getah bening di ketiak, leher, atau selangkangan, pembengkakan di perut, kelelahan luar biasa bahkan ketika sudah mendapatkan tidur yang cukup, demam di suhu lebih dari 39,5 derajat celcius, keringat malam berlebihan sehingga basah kuyup, sesak napas, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.

Salah satu gejala limfoma adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada ketiak, leher, atau selangkangan

Baca juga :

Apakah Normal Wasir Saat Hamil?

Penyebab

Limfoma terjadi karena sel darah putih mengalami perubahan (bermutasi) menjadi sel kanker yang dapat tumbuh dengan cepat dan tidak mati. Penyebab terjadinya mutasi tersebut tidak dapat diidentifikasi secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan risiko penyakit ini meningkat, yaitu:

  • Riwayat limfoma dalam keluarga

  • Pernah terjangkit virus, termasuk human immunodeficiency virus, mononucleosis, dan Kaposi sarcoma human immunodeficiency virus

  • Punya sistem kekebalan tubuh yang melemah akibat perawatan medis tertentu

  • Menderita penyakit autoimun

Diagnosis

Limfoma didiagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi potensi gejalanya dan biopsi untuk pemeriksaan laboratorium. Ketika hasilnya menunjukkan tanda-tanda limfoma, maka selanjutnya perlu dilakukan tes darah dan pencitraan untuk mengetahui lebih lanjut seberapa parah kondisi serta dijadikan dasar perencanaan pengobatan. 

  • Tes darah: complete blood count (CBC) untuk mengetahui kadar berbagai jenis sel darah putih, erythrocyte sedimentation rate (ESR) untuk mendeteksi peradangan, lactate dehydrogenase (LDH) untuk mendeteksi pertumbuhan atau kematian sel dalam jumlah besar, serum protein electrophoresis (SPEP) untuk mengevaluasi protein abnormal, dan tes fungsi hati serta ginjal.

  • PET Scan: mendeteksi apakah limfoma sudah menyebar ke sumsum tulang atau belum

  • CT Scan: mendapatkan gambaran lebih rinci terkait pembengkakan pada kelenjar getah bening

  • MRI: memeriksa keadaan otak dan sumsum tulang belakang

  • Biopsi: pada kelenjar getah bening untuk memastikan limfoma atau tidak dan pada sumsum tulang untuk memeriksa apakah kanker sudah menyebar ke daerah tersebut

Pengobatan

Limfoma diobati berdasarkan jenis, seberapa jauh penyebarannya (stadium), dan gejala-gejala yang dialami. Jika menderita limfoma yang tumbuh lambat, maka penyedia layanan kesehatan akan merekomendasikan untuk dilakukan pengawasan aktif, karena mungkin saja kondisinya tidak memerlukan pengobatan segera. 

Perawatan umum untuk limfoma adalah kemoterapi dan radioterapi. Lain halnya dengan limfoma yang tumbuh lambat, seseorang harus melakukan kemoterapi sesegera mungkin jika ingin pengobatannya berhasil. Di sisi lain, jika lokasi sel kankernya besar, baik itu masih stadium awal stadium lanjut, maka perawatan yang perlu dijalankan yaitu radioterapi dengan menargetkan lokasi yang terkena.

Limfoma ditangani dengan kemoterapi atau radioterapi

Dapatkah Sembuh?

Apa yang seseorang harapkan setelah menyelesaikan pengobatan disebut dengan prognosis, di mana ini akan tergantung pada situasi yang terjadi. Prognosis spesifik akan bergantung pada jenis limfoma, usia penderita, dan tingkat kesehatan secara keseluruhan. Namun, banyak orang mengalami remisi setelah menjalani pengobatan.

Remisi sendiri dinyatakan ketika seseorang sudah tidak lagi mengalami gejala dan tidak ditemukan tanda-tanda limfoma berdasarkan hasil tes. Meskipun begitu, kondisi limfoma yang remisi dapat kembali kambuh. Maka dari itu, seseorang harus melakukan pemeriksaan rutin untuk memeriksa tanda-tanda limfoma. 

Jadi, limfoma adalah salah satu jenis kanker darah yang dimulai dari sel darah putih (limfosit). Penyakit ini bersifat langka dan dapat terjadi baik pada anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Pengobatan yang perlu dilakukan untuk mencapai remisi adalah kemoterapi dan radioterapi, tetapi juga bisa dengan terapi yang ditargetkan ketika lokasi kankernya besar.

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya !