Postpartum Psychosis, Kondisi Berbahaya yang Pengaruhi Ibu Pascamelahirkan

Postpartum Psychosis, Kondisi Berbahaya yang Pengaruhi Ibu Pascamelahirkan

Kesehatan 315

Postpartum psychosis merupakan kondisi kesehatan mental yang bisa terjadi pada seorang ibu baru. Kata “psikosis” mengacu pada hilangnya rasa realitas. Kondisinya langka, tetapi bisa terjadi pada siapa saja, dan lebih mungkin pada mereka yang sebelumnya sudah memiliki kondisi kesehatan mental tertentu. Munculnya juga sangat tiba-tiba, terkadang beberapa jam setelah melahirkan, atau berbulan-bulan setelah melahirkan. 

Shop with Me

Kemeja salur pria dan wanita lengan panjang up to big size atasan pria kemeja garis kerah chiang'i
IDR 135.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sweetshirt dress by H&M
IDR 200.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Serum The Ultimate Brightening Glowing NSY / Anti Acne / Anti Aging / Dark Spot Serum Terbaik Masa Kini Mencerahkan Wajah, Menghilangkan Flek, Mengkenyalkan Kulit, Menyamarkan Noda Bekas Jerawat, Memutihkan Wajah, Anti iritasi dan Dapat Digunakan 14 Thn
IDR 59.900
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sendok
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Orang dengan kondisi ini memiliki risiko tinggi untuk melukai diri sendiri, menghabiskan nyawanya sendiri, atau justru melukai anak-anaknya. Maka dari itu, ini sangat berbahaya dan termasuk ke dalam kondisi darurat kesehatan mental. Postpartum psychosis harus ditangani sesegera mungkin. Maka dari itu, hubungi nomor layanan darurat setempat untuk mendapatkan pertolongan jika kondisi ini terjadi. 

Gejala

Gejala postpartum psychosis dapat berupa perubahan suasana hati ekstrem, depersonalisasi, insomnia, iritabilitas, agresif, tidak punya perilaku dan pemikiran yang teratur, tidak bisa tidur, serta munculnya pikiran untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain (terutama bayinya yang baru lahir). Orang dengan psikosis pascapersalinan akan memiliki 2 ciri utama, yaitu:

1. Halusinasi

Ditunjukkan ketika otak bertindak setelah mendapatkan sugesti dari indera (mata, telinga, atau sentuhan), padahal sebenarnya itu tidak ada. Seseorang merasa telah melihat atau mendengar suatu hal yang tidak benar-benar terjadi, tetapi terasa nyata baginya. Halusinasi ini mengakibatkan seseorang tidak mampu membedakan mana yang benar-benar terjadi dan mana yang hanya halusinasi saja.

2. Delusi

Ditunjukkan ketika seseorang meyakini suatu hal dengan kuat. Jika seseorang memiliki delusi, maka mereka tidak akan mengubah apa yang mereka yakini meskipun sudah ada bukti bahwa hal tersebut tidaklah benar. Misalnya delusi terkait penganiayaan (percaya orang akan melukai dirinya saat pergi keluar), delusi terkait kontrol (percaya ada orang lain yang mengendalikan tubuhnya), atau delusi somatik (bersikeras tidak memiliki anak).

Dua ciri utama postpartum psychosis adalah halusinasi dan delusi

Penyebab

Tidak diketahui penyebab pasti postpartum psychosis. Namun ada beberapa hal yang diduga sebagai faktor risikonya, yaitu:

1. Riwayat kondisi kesehatan mental

Sekitar sepertiga orang dengan kondisi ini mengalami gangguan kesehatan mental lain, termasuk bipolar disorder, major depressive disorder, atau schizophrenia.

2. Jumlah kehamilan

Lebih sering terjadi pada wanita yang baru pertama kali melahirkan anaknya.

3. Riwayat keluarga

Ada beberapa kasus di mana anggota keluarga lainnya memiliki kondisi kesehatan mental yang sama.

3. Kurang tidur

Tidak cukupnya waktu tidur dapat memicu kondisi manik pada penderita gangguan kesehatan mental, terutama bipolar disorder.

4. Perubahan hormon

Kehamilan menyebabkan wanita mengalami fluktuasi hormon, bisa melonjak maupun anjlok.

5. Kondisi medis lain

Penyakit autoimun, ketidakseimbangan elektrolit, kekurangan vitamin (B1 dan B12), preeklampsia, eklampsia, stroke, gangguan tiroid, dan lainnya.

Diagnosis

Untuk menegakkan diagnosis postpartum psychosis, biasanya seorang profesional kesehatan mental akan mengkaji berdasarkan gejala, baik itu hasil dari observasi maupun pelaporan sendiri. Setelahnya, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan neurologis. Jika diperlukan, ada pula tes lain yang mungkin perlu dilakukan untuk mengesampingkan penyebab mendasar lainnya, seperti tes darah, tes urin, tes cairan tubuh, CT scans, atau MRI. 

Pengobatan

Dikarenakan postpartum psychosis adalah kondisi darurat kesehatan jiwa, maka seseorang harus dirawat inap secara paksa jika anggota keluarga lain tidak yakin mampu merawatnya. Tujuan dari rawat inap paksa adalah untuk memastikan mereka aman dan bisa melakukan kegiatannya senyaman mungkin, terlebih karena tingginya risiko halusinasi dan delusi yang mampu membuat mereka menyakiti diri atau orang lain.

Selama rawat inap atau ketika di rumah, seseorang mungkin perlu mengonsumsi jenis obat-obatan seperti antipsikotik, mood stabilizer, anti kejang, dan lithium. Selain itu, bisa juga dilakukan terapi kejang listrik (electroconvulsive therapy). Pengobatan ini melibatkan penggunaan arus listrik ringan untuk memicu kejang, agar terjadinya perubahan aktivitas di otak sehingga mampu mengurangi dan mengatasi gejala postpartum psychosis. 

Orang dengan postpartum psychosis perlu mendapatkan pengobatan rawat inap

Jadi, postpartum psychosis adalah kondisi kegawatdaruratan kesehatan mental pada ibu pascapersalinan. Dua ciri utamanya adalah halusinasi dan delusi, yang berisiko menyebabkan seseorang melukai diri atau bayinya. Jika kondisinya tidak dapat diatasi di rumah, maka seseorang harus dirawat inap secara paksa. Ladies ada yang pernah mengalaminya tidak? Yuk boleh sharing di sini jika berkenan.