Obesitas Anak di Indonesia, Banyak Risiko Kesehatan Menghantui

Obesitas Anak di Indonesia, Banyak Risiko Kesehatan Menghantui

Kesehatan 214

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Jurnal Healthcare tahun 2023, menunjukkan bahwa tingkat obesitas pada anak-anak, anak laki-laki, dan anak perempuan secara berurut adalah 7%, 7,9%, dan 6,1%. Berdasarkan hasil penelitian, anak laki-laki berisiko 1,3 kali lebih tinggi mengalami obesitas dibandingkan anak perempuan. 

Shop with Me

Lipstik Maybelline new york
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
O'Sweet Singapore | Ginger Hair Fall | Shampoo Anti Rontok Shampoo | Hair Tonic | Mempercepat Pertumbuhan Rambut
IDR 1.260.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
1 DUS / KARTON SO KLIN LIQUID DETERGENT SACHET
IDR 52.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Anak-anak yang tinggal di wilayah perkotaan (Kota) dan wilayah paling maju (Jawa dan Bali) memiliki prevalensi obesitas jauh lebih tinggi daripada anak-anak yang tinggal di wilayah pedesaan (Kabupaten) dan wilayah kurang berkembang (Papua, Nusa Tenggara, dan Maluku). Tak hanya itu, mereka yang tinggal di wilayah terkaya juga memiliki prevalensi obesitas lebih tinggi daripada mereka yang tinggal di wilayah termiskin.

Penyebab

Serupa dengan obesitas pada orang dewasa, obesitas anak dapat terjadi akibat multifaktorial. Penyebab utamanya adalah karena makan berlebih (tinggi kalori, tinggi lemak, dan tinggi gula) serta tidak diiringi dengan olahraga yang cukup. Kenapa kedua hal tersebut bisa terjadi? Ada beberapa alasannya, tetapi tidak semua disebabkan oleh ini, yaitu:

  • Orang tua tidak tahu cara memilih dan mempersiapkan makanan yang sehat

  • Tidak banyak akses atau tidak mampu membeli protein hewani, buah-buahan, dan sayur-sayuran segar

  • Orang tua tidak mendorong anak untuk aktif bergerak

  • Terbatasnya fasilitas rekreasi, taman bermain, atau tempat aman lain untuk beraktivitas

Selain dari pola makan buruk dan sangat sedikitnya aktivitas fisik, obesitas pada masa kanak-kanak dapat disebabkan oleh masalah psikologis. Misalnya bosan, stres, bahkan depresi. Kondisi-kondisi tersebut seringkali meningkatkan kecenderungan seseorang makan lebih banyak untuk mengatasi emosi negatifnya.

Penyebab utama obesitas anak adalah makan berlebih bersamaan dengan sedikitnya aktivitas fisik

Risiko Kesehatan yang Menghantui

Dapat disimpulkan bahwa tingkat obesitas pada masa kanak-kanak di Indonesia tergolong tinggi. Mereka punya kemungkinan untuk terus mengalami obesitas hingga dewasa. Anak-anak yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena masalah kesehatan dibandingkan anak-anak seusianya yang mampu menjaga berat badan sehat. Beberapa risiko tersebut antara lain:

1. Diabetes tipe 2

Tak hanya menyebabkan tingginya kadar gula darah, penyakit ini juga dapat memengaruhi mata, saraf, dan fungsi ginjal. Meskipun begitu, kondisi ini masih dapat dicegah dengan cara merubah pola makan serta gaya hidup.

2. Penyakit jantung

Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi pada anak obesitas dapat meningkatkan risiko dirinya terkena serangan jantung dan stroke.

3. Nyeri sendi

Berat badan yang berlebih membuat tubuh harus bekerja lebih ekstra untuk menopangnya. Hal tersebut dapat menyebabkan anak mengalami kekakuan sendi, nyeri, dan sulit bergerak. 

4. Gangguan tidur

Beban ekstra di area leher dapat menyumbat saluran udara saat anak obesitas tidur. Hal ini kemungkinan besar akan menyebabkan mereka mendengkur berlebihan dan mengalami sleep apnea.

Sebenarnya, tak hanya risiko masalah kesehatan yang akan semakin tinggi, tetapi obesitas anak yang berlanjut hingga dirinya dewasa juga akan memengaruhi produktivitasnya di tempat kerja. Produktivitas menurun dapat berimbas pada kinerja, yang tak jarang menyebabkan seseorang kehilangan mata pencahariannya. Ekonomi menurun sementara biaya kesehatan jauh lebih tinggi, tentu ini akan menimbulkan kesulitan baru.

Obesitas pada anak meningkatkan risiko terjadinya diabetes, penyakit jantung, nyeri sendi, gangguan tidur, hingga penurunan produktivitas

Jadi, obesitas masa kanak-kanak tidak bisa dianggap sepele. Hal ini karena kemungkinan obesitas tersebut terus berlanjut hingga dewasa. Risiko kesehatan yang mungkin terjadi adalah diabetes tipe 2, penyakit jantung, nyeri sendiri, dan gangguan tidur. Yuk simak penanganan obesitas anak di artikel berikutnya ya!