Bayi dan Anak-Anak Juga Bisa Depresi: Yuk Kenali Gejalanya!

Bayi dan Anak-Anak Juga Bisa Depresi: Yuk Kenali Gejalanya!

Kesehatan 299

Depresi pada anak-anak didefinisikan sebagai gangguan suasana hati yang menyebabkan mereka merasa sedih, mudah tersinggung, atau putus asa. Kondisi tersebut minimal harus berlangsung selama 2 minggu lebih. Tak jarang, depresi ini membuat mereka mengalami perubahan pada jam tidur, nafsu makan, atau hubungannya dengan orang lain.

Shop with Me

Sabun Nuvo Cair Kemasan 60 ml
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pomona
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Kasus depresi pada anak-anak dan remaja antara usia 3 hingga 17 tahun adalah sebanyak 3%. Namun pada bayi kasusnya tidak terlalu umum, yang diperkirakan hanya 1 dari 40 bayi. Depresi dapat membuat anak-anak tidak dapat menikmati sekolah, olahraga, atau hobi yang biasanya mereka sukai. Hal ini mungkin akan terlihat jelas ketika orang tuanya sangat peka.

Gejala

Depresi pada bayi dan anak-anak akan terlihat berbeda dengan orang dewasa. Kondisi ini sedikit banyaknya disebabkan karena bayi dan anak-anak belum dapat mengungkapkan perasaan, ketakutan, dan keinginan mereka dengan jelas dan gamblang. Cara untuk mengetahui apakah anak-anak mengalami gejala depresi adalah dengan melihat perubahan perilakunya.

  • Perubahan suasana hati (lebih gampang tersinggung dan marah)

  • Kurangnya minat pada aktivitas yang biasanya disukai

  • Kelelahan atau tidak berenergi

  • Mengatakan hal-hal negatif tentang dirinya sendiri

  • Makan berkurang atau berlebih

  • Tidur berkurang atau berlebih

  • Menangis belum tentu merupakan tanda depresi

Sedikit berbeda dengan anak-anak, untuk mengukur apakah bayi mengalami gejala depresi atau tidak, maka yang perlu dilihat adalah vitalitas emosionalnya. Apakah mereka cenderung menyendiri, pendiam, atau sering melihat ke langit, apakah ia menjadi jarang tersenyum, apakah mereka mengekspresikan berbagai macam emosi, serta apakah ia sulit terlibat secara sosial dengan orang tuanya.

Salah satu perubahan yang dapat terlihat adalah perubahan suasana hati

Penyebab

Awalnya, bayi dianggap tidak bisa mengalami depresi karena ego mereka belum berkembang, tetapi sekarang telah disadari bahwa depresi sangat mungkin terjadi pada mereka, bahkan mungkin jauh lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya. DI sisi lain, penyebab depresi pada bayi dan anak-anak belum sepenuhnya diketahui, tetapi ada beberapa kemungkinan yang terjadi, yaitu:

  • Kesehatan mental orang tua atau pengasuh

  • Riwayat keluarga yang juga mengalami depresi

  • Penyakit atau cedera fisik

  • Perubahan kimia pada otak

  • Bullying

  • Peristiwa hidup penuh tekanan (perpisahan, perceraian, penelantaran, kematian)

Diagnosis

Jika orang tua merasa bayi atau anaknya mengalami gejala depresi, maka sedini mungkin untuk diperiksakan ke dokter anak. Apabila penyebab depresi bukanlah akibat masalah fisik, maka umumnya akan dirujuk ke tenaga profesional yang mengatasi masalah kesehatan mental, seperti psikolog anak, psikiater, atau terapis. Ada beberapa yang akan dikaji, yaitu:

1. Bayi (menanyakan orang tua atau pengasuh)

Pola suasana hati dan perilakunya harus mewakili perubahan dari ciri khas anak, perubahan suasana hati muncul setiap hari selama minimal 2 minggu, gejala depresi terjadi pada lebih dari satu aktivitas dan lebih dari satu hubungan, menyebabkan terganggunya fungsi serta perkembangan si bayi, serta gejalanya bukan disebabkan oleh kondisi medis, pengobatan, atau racun di lingkungan.

2. Anak-anak (menanyakan si anak dan orang tua)

Perubahan perilaku dan suasana hati, gejala apa saja yang dirasakan dan kapan mulai menyadarinya, mengisi survei, hingga mungkin melibatkan guru atau pengasuh lainnya.

Pengobatan

Pada bayi, kemungkinan besar mereka tidak dapat diberikan pengobatan dan terapi, tetapi tenaga profesional kesehatan mental dapat bekerja sama dengan orang tua untuk membantu lebih memahami dan memenuhi kebutuhan si bayi, sehingga mereka merasa lebih aman dan tenteram di lingkungannya. Sementara itu, terdapat 2 cara utama untuk mengatasi depresi pada anak-anak, yaitu:

  • Terapi bicara (cognitive behavioral therapy)

  • Obat-obatan (antidepresan)

Orang tua harus ikut terlibat dalam proses pengobatan anaknya

Depresi pada bayi dan anak-anak itu mungkin saja terjadi dan penyebab pastinya belum diketahui secara pasti. Namun, gejalanya dapat dilihat dari perubahan suasana hati dan perilakunya. Keluarga merupakan lingkungan yang penting bagi bayi dan anak-anak. Maka dari itu, orang tua harus ikut terlibat dalam proses pengobatannya demi melindungi kesehatan mental keduanya.

 

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!