Telinga Berdenging, Suara yang Dapat Didengar oleh Diri Sendiri

Telinga Berdenging, Suara yang Dapat Didengar oleh Diri Sendiri

Kesehatan 320

Tinnitus adalah telinga berdenging yang terdengar seperti suara siulan, senandung, atau deruan pada salah satu atau kedua telinga. Biasanya suara ini tidak diakibatkan oleh kebisingan eksternal dan hanya diri sendiri yang dapat mendengarnya. Tinnitus dapat bersifat sementara tetapi juga bisa terjadi lebih lama dan terus-menerus, bernada tinggi atau rendah, serta volumenya dapat berubah-ubah.

Shop with Me

Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA +++ 40 ml
IDR 35.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Azzura Two Way Cake
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
AZZURA CUSHION
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sweetshirt dress by H&M
IDR 200.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Jenis

Banyak kasus tinnitus terjadi di malam hari atau selama periode tubuh dan lingkungan dalam keadaan tenang. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya kecemasan, depresi, perubahan suasana hati, masalah tidur, nyeri, dan kehilangan fokus. Secara umum, terdapat 2 jenis tinnitus, yaitu:

Semakin bertambahnya usia, risiko telinga berdenging semakin tinggi

1. Tinnitus Subjektif

Tinnitus subjektif (paling sering terjadi) diakibatkan oleh aktivitas saraf tidak normal di bagian otak yang bertugas untuk memproses informasi suara (korteks pendengaran). Akibatnya, sistem saraf pusat merasakan suara secara tidak normal padahal sebenarnya suara tersebut tidak ada. Kondisi ini erat kaitannya dengan:

  • Gangguan pendengaran terkait usia (presbikusis)

  • Paparan kebisingan di tempat kerja (pabrik, degung, tembakan, ledakan, musik keras)

  • Banyak kotoran atau terdapat benda asing di telinga

  • Paparan obat-obatan (aspirin, antibiotik, kemoterapi, obat antiinflamasi nonsteroid)

  • Gangguan pendengaran konduktif (tersumbatnya telinga karena kotoran telinga menumpuk dan mengeras, penumpukan cairan di telinga tengah, dan disfungsi saluran eustachius)

  • Penyakit Ménière

  • Penyakit kardiovaskular

  • Cedera kepala atau leher

  • Infeksi telinga atau otosklerosis (pertumbuhan yang abnormal di dalam telinga)

  • Barotrauma (cedera akibat perubahan tekanan udara secara tiba-tiba)

  • Gangguan neurologis (multiple sclerosis, migraine vestibular, stroke, hipertensi intrakranial idiopatik, dan neuroma akustik)

2. Tinnitus Objektif

Berbeda dengan tinnitus subjektif, tinitus objektif ditunjukkan ketika seseorang mendengar suara dari dalam yang mungkin disebabkan oleh gerakan pembuluh darah, detak jantung, atau otot. Tinnitus objektif biasanya dapat didengar oleh petugas kesehatan yang memeriksanya. Suara yang terdengar cenderung bising, misalnya pada kasus yang disebabkan oleh denyutan pembuluh darah yang bermasalah.

Diagnosis

Terdapat dua cara utama untuk mendiagnosis tinnitus. Pertama adalah pengkajian riwayat kesehatan. Secara lebih lanjut, petugas akan menanyakan terkait gejala yang dirasakan, misalnya seperti apa suara yang didengar, adakah gejala lain yang ikut dialami, adakah riwayat cedera pada leher atau kepala, riwayat konsumsi obat, hingga dampaknya pada kehidupan sehari-hari.

Kedua yaitu pemeriksaan fisik. Petugas kesehatan akan melakukan evaluasi pada kelapa, leher, mata, telinga, dan sistem saraf. Misalnya dengan memeriksa dan menghilangkan kotoran, mendengarkan pembuluh darah di leher, dada, serta sekitar telinga. Selain itu, dapat dilakukan tes lainnya jika ternyata kondisi tersebut berkaitan dengan gejala tertentu atau terjadi secara terus-menerus, seperti:

  • Tes pendengaran komprehensif

  • MRI otak dan saluran pendengaran internal

  • Tes vestibular (khusus penyakit Ménière).

Pengobatan

Pengobatan tinnitus tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Misalnya dengan memperbaiki gangguan pendengaran dengan alat bantu, tinnitus masking (terapi suara dengan menggunakan suara untuk menutupi tinnitus), menghilangkan kotoran atau benda asing, modifikasi gaya hidup (memperbaiki masalah tidur, stress, kebiasaan konsumsi kafein), dan cognitive behavioral therapy. Lebih lanjut, cara mencegahnya adalah dengan:

  • Menggunakan pelindung pendengaran (penutup telinga)

  • Memutar musik dengan volume sedang atau menggunakan penyumbat telinga khusus saat menghadiri konser

  • Mendiskusikan efek samping obat apapun dengan dokter sebelum dikonsumsi

Kalau mendengarkan musik, atur volumenya menjadi sedang saja ya

Jadi, telinga berdenging (tinnitus) adalah kondisi di mana seseorang mendengar suara dari dalam, seperti siulan, desisan, atau deruan. Tinnitus dapat terjadi pada salah satu atau kedua telinga, sementara atau terus-menerus, bernada tinggi atau rendah, dan volumenya dapat berubah. Kalau gejalanya terus berlanjut, segera periksakan ke dokter ya, Ladies!

 

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!