5 Tahapan Proses Berduka

5 Tahapan Proses Berduka

Kesehatan 344

Setiap orang mungkin akan melalui proses kehilangan dalam hidupnya, entah itu sahabat, pasangan, atau anggota keluarga. Sedih itu pasti, tetapi akan sangat membantu apabila kita tahu tentang proses berduka tersebut. Teori 5 tahapan proses berduka dikembangkan oleh Elisabeth Kübler-Ross, seorang psikiater. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Shop with Me

SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sprei kasur Bahan Polymicro
IDR 23.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
DVINE COLLAGEN
IDR 980.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

1. Denial (Penyangkalan)

Penyangkalan adalah tahapan proses berduka yang pertama. Sulit untuk percaya bahwa seseorang yang kita sayangi telah pergi, terutama ketika kita baru saja komunikasi dengannya. Penolakan biasanya akan membantu seseorang meminimalkan rasa sakit yang luar biasa dan ini merupakan cara bertahan dari rasa sakit emosional akibat kehilangan.

Di tahap pertama ini, dunia seakan berubah, dan mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Umumnya, seseorang akan merenungkan dan mengingat kembali masa-masa indah bersama orang tersebut, dan mungkin bertanya-tanya bagaimana cara kita melanjutkan hidup tanpa mereka. 

Perasaan denial bukanlah upaya seseorang untuk berpura-pura, tetapi itulah cara mereka untuk berusaha menyerap, memahami, dan memproses apa yang terjadi. Proses ini adalah bentuk pertahan umum yang berjalan secara perlahan, selangkah demi selangkah. Namun, ketika sudah melewati fase ini, emosi yang selama ini tertahan justru mulai meningkat.

Penyangkalan adalah tahap pertama dari proses berduka 

2. Anger (Kemarahan)

Munculnya amarah adalah tahapan proses berduka yang kedua. Sebuah penyesuaian terhadap kenyataan baru tidaklah mudah dan besar kemungkinannya bagi seseorang untuk mengalami ketidaknyamanan emosional yang ekstrem. Ada begitu banyak yang harus diproses, sehingga kemarahan adalah cara dirinya untuk melampiaskan emosi dan rasa sakit.

Kemarahan tersebut mungkin ditujukan kepada orang yang meninggal, pasangan, atau kerabat lain, bahkan benda mati. Sebenarnya, otak secara rasional mengetahui bahwa objek tersebut tidak bisa disalahkan, tetapi perasaannya terlalu kuat untuk bertindak. Proses ini terkadang menyebabkan seseorang lebih sulit didekati.

3. Bargaining (Tawar-Menawar)

Besar kemungkinan perasaan putus asa muncul ketika dihadapkan dengan proses kehilangan, sehingga rela melakukan apapun untuk meringankan rasa sakitnya. Seseorang melakukan tawar-menawar kepada kekuatan yang lebih tinggi, alias Sang Pencipta, dengan maksud bahwa itu dapat memengaruhi hasil suatu peristiwa. Misalnya berjanji kepada-Nya untuk berperilaku lebih baik jika Ia tetap membiarkan orang ini hidup

Selama tahapan proses berduka ini, seseorang kerap kali fokus pada kesalahan atau penyesalannya. Banyak perkataan yang mereka harapkan tidak terucap dan berharap dapat merubah perilakunya. Terkadang, muncul asumsi bahwa jika segala sesuatunya berjalan berbeda, ia tidak akan berada dalam situasi menyakitkan secara emosional seperti sekarang.

Banyak permintaan kepada Sang Pencipta demi berharap sesuatu dapat berubah

4. Depression (Depresi)

Ada masanya di mana tawar-menawar tidaklah lagi berarti karena seseorang tidak dapat dihidupkan kembali, sehingga imajinasi mulai kembali ke realitas saat ini. Pada tahap keempat ini, seseorang mulai semakin merasakan kehilangan orang yang dicintai dalam keadaan yang lebih tenang. Meskipun amarah telah mereda dan emosi mulai menghilang, rasa kehilangan justru semakin dalam dan tak terhindarkan.

Selama proses ini, seseorang cenderung menarik diri seiring dengan bertambahnya kesedihan, misalnya tidak mau bersosialisasi dan berinteraksi dengan orang lain agar dapat sepenuhnya  mengatasi kehilangan.  Menghadapi fase depresi adalah tahap yang sangat alami dalam tahapan proses berduka, tetapi ini akan terasa sangat sulit dan membebani.

5. Acceptance (Penerimaan)

Penerimaan adalah tahap terakhir dari tahapan proses berduka. Ketika sudah sampai ditahap ini, bukan berarti seseorang telah bebas dari rasa sakit dan menjadi bahagia, tetapi tidak lagi menolak kenyataan yang ada. Proses kemarahan, tawar-menawar, dan penyesalan tidak lagi muncul selama fase terakhir ini. Seseorang akan mengalami perubahan besar dalam hidupnya dan itu mengubah perasaannya terhadap banyak hal.

Itulah 5 tahapan proses berduka, yaitu penyangkalan, kemarahan, tawar-menawar, depresi, dan penerimaan. Tidak ada jangka waktu tertentu untuk masing-masing tahapan dan itu akan berbeda tiap-tiap orang. Perlu diingat juga bahwa mungkin tidak semua manusia akan melewatinya satu per satu atau berurutan.

Yuk, Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!