Apakah Stres Dapat Menyebabkan Stroke?

Apakah Stres Dapat Menyebabkan Stroke?

Kesehatan 343

Serangan stroke terjadi ketika aliran darah yang menuju salah satu bagian otak terganggu. Gangguan dapat disebabkan oleh gumpalan darah ataupun pecahnya pembuluh darah sehingga otak tidak mendapatkan asupan darah yang dibutuhkan. Gejala umum dari stroke diantaranya adalah pelemahan otot, pusing kepala, gangguan penglihatan, dan kesulitan berbicara. 

Shop with Me

SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
DVINE COLLAGEN
IDR 980.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum keren kustom
IDR 65.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Terdapat beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko stroke, seperti tekanan darah tinggi, kadar kolesterol tinggi, hingga stres. Peneliti telah membuktikan bahwa stres, jangka panjang maupun pendek, dapat meningkatkan risiko stroke dan berbagai gangguan kardiovaskular lainnya. Artikel ini akan membahas pengaruh stres terhadap stroke dan cara pencegahannya.

Apakah Stroke Dapat Disebabkan Oleh Stres?

Ya, terdapat hubungan antara stres dan stroke. 

Menurut sebuah penelitian dengan lebih dari 26 ribu partisipan, diketahui bahwa stres yang dilaporkan terjadi dalam kurun 12 bulan terakhir berkaitan erat dengan meningkatnya risiko stroke, baik stroke iskemik ataupun hemoragik. Peningkatan risiko stroke akibat stres ini berlaku secara merata pada stres akibat pekerjaan, rumah tangga, ataupun finansial. Selain itu, dampak stres pada stroke juga dapat terjadi pada siapapun, tanpa membedakan tingkat pendidikan, pekerjaan, maupun pendapatannya.

Apa Hubungan Stres Dengan Kesehatan Sistem Kardiovaskular Seseorang?

Stres bisa memberi dampak pada kesehatan kardiovaskular seseorang melalui beberapa cara. Yang pertama, stres dapat memicu terjadinya penyempitan pembuluh darah dan mengakibatkan naiknya tekanan darah orang yang bersangkutan. Disisi lain, stres juga dapat meningkatkan kemampuan pembekuan darah, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya gumpalan darah. 

Gangguan mobilitas merupakan salah satu dampak dari stroke

Stres dan Gaya Hidup

Orang dengan stres kronis yang tingkat tinggi akan cenderung membuat lebih sedikit pilihan gaya hidup sehat. Akibatnya, mereka dapat kurang olahraga, kurang tidur, merokok, mengonsumsi alkohol, ataupun berat badannya naik sebagai akibat dari konsumsi makanan yang tidak teratur. Seluruh faktor tersebut juga dapat meningkatkan risiko stroke. 

Apa yang Bisa Dilakukan Untuk Mencegah Stres?

Mengurangi tingkat stres juga dapat membantu menurunkan risiko stroke. Pertimbangkan teknik pereda stres berikut:

  • Hirup panas dalam dan perlahan ketika merasakan stres. Langkah ini dapat membantu untuk menurunkan tekanan darah dan laju detak jantung.

  • Dengarkan musik yang menenangkan.

  • Melakukan olahraga walaupun hanya beberapa menit dapat mengurangi stres dan menurunkan tekanan darah.

Sebagai pelengkap teknik pereda stres diatas, beberapa langkah berikut juga dapat dilakukan untuk mengurangi risiko stroke akibat stres:

  • Beristirahatlah secara cukup. Kurang tidur dapat meningkatkan kadar hormon pemicu inflamasi. 

  • Prioritaskan pemilihan makanan sehat.

  • Hindari teknik pereda stres yang tidak sehat, seperti merokok dan konsumsi alkohol.

  • Jangan ragu untuk mencari pendampingan tenaga profesional untuk mengatasi stres yang ada.

Mengatur pernapasan dapat meredakan stres

Stres dapat memberikan efek buruk ke tubuh seseorang. Salah satu efeknya adalah meningkatkan risiko stroke. Meskipun demikian, terdapat berbagai langkah pencegahan yang dapat dilakukan yang dalam jangka panjang dapat mengurangi risiko stroke.

Oleh karena itu, kita harus memberikan perhatian yang sama besar baik untuk kesehatan fisik maupun mental kita. Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!