Apa Pengertian dari Quiet Quitting?

Apa Pengertian dari Quiet Quitting?

Gaya Hidup 648

Dalam dunia profesional yang cepat berubah, banyak individu merasakan tekanan untuk terus berjuang demi mencapai kesuksesan dan stabilitas dalam karier mereka. Namun, terkadang keputusan untuk berhenti atau mengubah arah karier bisa menjadi langkah yang kurang tepat karena beberapa alasan. Salah satu pendekatan yang muncul adalah apa yang disebut "quiet quitting", di mana individu dengan bijaksana memilih untuk meninggalkan atau mengubah pekerjaan mereka tanpa menarik perhatian besar. Artikel ini akan mengeksplorasi konsep quiet quitting, mengapa ini menjadi perilaku yang marak diterapkan oleh pekerja, dan bagaimana mengambil kendali atas perubahan sikap dalam karier dengan bijak.

Shop with Me

SPIRO Mixed Fiber Detox Tubuh
IDR 769.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jilbab Bergo Grosir Murah
IDR 39.998
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Facial Foam
IDR 15.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Wardah Crystal Secret Essential Package (Cleanser 100 ml, Serum 20 ml, Day Cream 30 g)
IDR 397.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Mengenal Quiet Quitting

Quiet quitting merujuk pada tindakan seseorang untuk meninggalkan pekerjaan atau mengubah cara mereka bekerja dengan hanya akan melakukan job desc miliknya saja dan cenderung berperilaku seperlunya di tempat kerja agar tidak menarik perhatian orang lain. Ini adalah pendekatan di mana individu menghargai kesejahteraan mereka sendiri dan memilih untuk mengambil tindakan yang lebih baik sesuai dengan kebutuhan dan tujuan mereka. Dalam lingkungan kerja yang kompetitif dan penuh tekanan, quiet quitting memberikan alternatif yang sehat dan berkelanjutan bagi mereka yang mencari ketenangan karier.

Penyebab Melakukan Quiet Quitting

Penyebab utama karyawan melakukan quiet quitting dapat bervariasi, tetapi beberapa faktor umum yang mungkin mempengaruhinya adalah sebagai berikut:

  • Ketidakpuasan terhadap pekerjaan. Ini dapat meliputi ketidakcocokan dengan budaya perusahaan, tugas yang tidak memuaskan, kurangnya tantangan, atau ketidakadilan dalam sistem penghargaan dan pengakuan.

  • Konflik dan ketidakharmonisan di tempat kerja. Ketidakharmonisan antara rekan kerja atau dengan atasan dapat mempengaruhi keinginan seseorang untuk tetap tinggal di pekerjaan. Konflik interpersonal yang berkepanjangan atau kurangnya dukungan tim juga dapat menjadi pemicu quiet quitting.

  • Kurangnya peluang pengembangan karier. Jika karyawan merasa bahwa tidak ada peluang pengembangan karier yang memadai, mereka mungkin merasa terjebak dalam rutinitas yang tidak memenuhi ambisi atau kebutuhan mereka. Kurangnya kesempatan untuk belajar dan berkembang dapat menjadi alasan kuat untuk melakukan quiet quitting.

  • Keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi yang tidak seimbang. Jika pekerjaan mengganggu keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi seseorang, mereka mungkin memilih untuk quiet quitting sebagai cara untuk mendapatkan keseimbangan yang lebih baik. Faktor-faktor seperti beban kerja yang berlebihan, kurangnya fleksibilitas waktu, atau tekanan yang tidak sehat dapat mempengaruhi keputusan ini.

  • Tidak adanya ruang pertumbuhan dan pengakuan. Karyawan yang merasa tidak dihargai, tidak mendapatkan pengakuan yang layak, atau tidak diberikan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara profesional, mungkin cenderung melakukan quiet quitting. Kurangnya penghargaan dan pengakuan dapat mengurangi motivasi dan keterikatan dengan perusahaan.

Mengapa Quiet Quitting Menjadi Pilihan?

Baca juga :

Diet Flexitarian Makan Apa Saja?

  • Work Life Balance: Banyak individu yang menyadari pentingnya keseimbangan hidup dan kebahagiaan dalam pekerjaan mereka. Quiet quitting memungkinkan mereka untuk mencari lingkungan kerja yang lebih sejalan dengan nilai-nilai dan minat mereka, menghasilkan kualitas hidup yang lebih baik.

  • Perubahan Karier yang Bertahap: Quiet quitting memungkinkan seseorang untuk mengubah arah karier mereka secara bertahap. Dengan mengeksplorasi peluang baru sambil tetap mempertahankan pekerjaan saat ini, individu dapat membangun landasan yang kokoh sebelum beralih sepenuhnya.

  • Menghindari Stigma: Quiet quitting memberikan alternatif bagi mereka yang ingin menghindari stigma atau konsekuensi negatif yang mungkin terjadi jika mereka keluar secara tiba-tiba sehingga terhindar dari "drama". Ini memungkinkan individu untuk mengelola perubahan karier mereka dengan lebih hati-hati dan profesional.

Quiet quitting tidak berarti bahwa seseorang benar-benar berhenti dari pekerjaan. Melainkan hanya melakukan apa yang diperlukan dan kemudian melanjutkan hidup. Tujuannya, untuk mencapai lebih banyak keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki alasan dan konteks unik yang mempengaruhi keputusan mereka untuk melakukan quiet quitting. Bagi perusahaan, penting untuk menjaga komunikasi yang terbuka dan menciptakan lingkungan kerja yang juga memperhatikan kepuasan dan keterlibatan karyawan, sehingga dapat mengurangi kemungkinan quiet quitting terjadi.