Benarkah Rokok Elektrik Lebih Aman Dari Rokok Konvensional?

Benarkah Rokok Elektrik Lebih Aman Dari Rokok Konvensional?

Kesehatan 305

Berbeda dari rokok konvensional, rokok elektrik atau vape tidak mengandung tembakau dan tar ketika dikonsumsi. Gagasan itulah yang membuat banyak orang percaya bahwa rokok elektrik lebih aman daripada rokok konvensional. Akan tetapi, meningkatnya kasus penyakit paru-paru akibat rokok elektrik pada tahun 2019 membuat pernyataan ini harus lebih diperhatikan.

Shop with Me

Flowest Collagen drink
IDR 120.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Mamypoko
IDR 80.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
O'Sweet Singapore | Ginger Hair Fall | Shampoo Anti Rontok Shampoo | Hair Tonic | Mempercepat Pertumbuhan Rambut
IDR 1.260.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Kaos Salur
IDR 119.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), sejumlah ahli masih menganggap rokok elektrik lebih aman ketimbang rokok konvensional. Meskipun demikian, bukan berarti rokok elektrik tidak berbahaya bagi kesehatan. Apalagi mengingat rokok elektrik masih tergolong produk baru yang efek jangka panjangnya masih belum banyak diketahui.

Sistem Pernapasan

Rokok konvensional dan rokok elektrik sama-sama dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan serta paru-paru. Kondisi inilah yang kemudian dapat memicu munculnya beberapa masalah kesehatan yang dapat menyerang paru-paru, seperti asma, bronkitis kronis, dan emfisema. 

Meskipun efek jangka panjangnya belum diketahui secara pasti, sebuah penelitian menunjukkan bahwa pengguna rokok elektrik memiliki risiko 40% lebih besar untuk mengembangkan gangguan pada sistem pernapasan dibanding mereka yang tidak merokok, baik konvensional maupun elektrik. Beberapa produk rokok elektrik juga mengandung diacetyl, bahan kimia yang digunakan untuk menambah rasa rokok elektrik, yang dikaitkan sebagai penyebab popcorn lung. 

Kesehatan Jantung

Kebiasaan merokok sejak dulu memiliki hubungan yang erat dengan tekanan darah tinggi, detak jantung tinggi, dan berbagai gangguan fungsi kardiovaskular lainnya. Data tahun 2020 milik World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa 20% kematian akibat penyakit jantung diakibatkan oleh rokok.

Meskipun efek rokok elektrik terhadap kesehatan jantung masih belum cukup jelas, akan tetapi terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa ia juga meningkatkan tekanan darah dan laju detak jantung. Uji olahraga yang dilakukan pada tiga kelompok menunjukkan kelompok orang yang menggunakan rokok elektrik memiliki hasil yang sedikit lebih baik dari kelompok perokok konvensional. Meskipun keduanya hasil yang lebih buruk ketimbang kelompok dengan anggota non-perokok. 

Jogging merupakan salah satu cara untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular

Kanker

Orang yang merokok memiliki peluang 30 kali lebih besar untuk mengembang dan meninggal akibat kanker paru-paru ketimbang mereka yang tidak merokok. Selain itu, merokok juga dikaitkan dengan meningkatknya risiko kanker usus, kanker tenggorokan, kanker payudara, dan beberapa jenis kanker lainnya.

Rokok elektrik merupakan produk yang tergolong baru sehingga hubungannya dengan kanker masih belum dipahami sepenuhnya. Meskipun demikian, banyak produk rokok elektrik yang mengandung zat penyebab kanker, seperti formaldehyde, acetaldehyde, dan nitrosamines. Rokok elektrik cenderung memiliki kandungan zat berbahaya yang lebih rendah ketimbang rokok konvensional.

Berhenti merokok merupakan cara terbaik untuk menghindari potensi bahaya yang ada

Rokok elektrik awalnya ditujukan untuk membantu orang berhenti merokok. Sejumlah ahli menyebutkan bahwa rokok elektrik secara umum lebih tidak berbahaya ketimbang rokok konvensional. Meskipun demikian, masih banyak hal yang perlu dipelajari terkait dampak jangka panjang rokok elektrik bagi kesehatan tubuh.