Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko Endometriosis

Gejala, Penyebab, dan Faktor Risiko Endometriosis

Kesehatan 936

Endometriosis adalah kondisi kelainan dimana jaringan yang mirip dengan lapisan pada dinding rahim, disebut juga endometrium, tumbuh di luar rongga rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut, usus, vagina, atau saluran kemih.

Shop with Me

Jepitan Rambut Imut
IDR 50.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pomona
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Lipstik Maybelline new york
IDR 82.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Endometriosis dapat menyebabkan nyeri, terutama saat haid, hingga menimbulkan masalah kesuburan. Untungnya, terdapat beberapa perawatan efektif untuk mengatasi kondisi ini. Dibawah ini merupakan beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang endometriosis.

Mengenal Endometrium

Endometrium adalah jaringan yang melapisi dinding rahim. Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal untuk persiapan tempat menempelnya sel telur yang telah dibuahi. Bila sel telur tidak dibuahi, endometrium akan luruh dan keluar dari tubuh sebagai darah ketika sedang haid.

Pada orang dengan endometriosis, jaringan mirip endometrium yang tumbuh diluar rahim juga akan mengalami penebalan, luruh, dan berubah menjadi darah pada setiap siklus menstruasi. Akan tetapi karena tidak memiliki jalur keluar dari tubuh, darah hasil peluruhan jaringan mirip endometrium akan terjebak dan dapat memicu timbulnya kista. Dampaknya, jaringan yang berada disekitar akan mengalami iritasi dan luka.

Ilustrasi endometrium pada rahim

Gejala Endometriosis

Gejala utama endometriosis adalah nyeri pada panggul, kerap dikaitkan dengan haid. Meskipun hampir semua wanita mengalami kram ketika sedang haid, akan tetapi orang dengan endometriosis akan cenderung mendeskripsikan sakit akibat haid jauh lebih parah dari biasanya. Tanda dan gejala umum dari endometriosis lainnya adalah sebagai berikut:

  • Nyeri haid (dismenore). 

  • Nyeri ketika atau setelah melakukan hubungan seksual.

  • Nyeri ketika buang air besar maupun buang air kecil, biasanya mudah dirasakan ketika sedang haid.

  • Perdarahan berlebihan ketika sedang haid.

  • Masalah kesuburan. Tak jarang, orang dengan endometriosis kondisinya diketahui ketika sedang melakukan perawat untuk masalah kesuburan.

Penyebab Endometriosis

Meskipun belum diketahui penyebab pasti dari endometriosis, akan tetapi beberapa penjelasan yang mungkin adalah sebagai berikut:

  • Retrograde menstruation atau menstruasi yang terbalik.

Pada kasus ini, darah haid yang mengandung sel endometrial mengalir kembali melalui tuba falopi dan menuju rongga panggul alih-alih keluar dari tubuh. 

  • Perubahan pada sel peritoneum.

Para ahli berpendapat bahwa hormon atau sel imun dapat mendorong terjadinya transformasi pada sel peritoneum, sel yang melapisi bagian dalam perut, menjadi sel yang mirip dengan endometrium.

  • Transformasi sel embrionik.

Hormon seperti estrogen dapat mengubah sel embrionik, sel pada tahap awal perkembangan, menjadi sel mirip endometrium ketika sudah memasuki masa pubertas.

  • Bekas luka operasi.

Setelah melakukan operasi, misalnya histerektomi atau operasi caesar, sel endometrium pada menempel pada bekas sayatan bedah.

  • Gangguan sistem imun. 

Endometrium normal yang luruh akan dibuang lewat proses haid

Faktor Risiko Endometriosis

Berikut merupakan beberapa faktor yang dapat menempatkanmu pada risiko endometriosis yang lebih besar:

  • Perempuan yang belum pernah melahirkan.

  • Mulai haid pada usia dini.

  • Mengalami menopause pada usia yang lebih tua. 

  • Memiliki siklus menstruasi yang pendek, kurang dari 27 hari.

  • Haid parah yang berlangsung selama lebih dari 7 hari.

  • Memiliki indeks massa tubuh (IMT) yang rendah. 

  • Memiliki keluarga dengan endometriosi.

Endometriosis biasanya mulai berkembang beberapa tahun setelah haid pertama. Tanda dan gejala endometriosis dapat membaik sejenak bersamaan dengan kehamilan dan hilang sepenuhnya ketika telah memasuki fase menopause. 

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!