5 Cara Baik Menghadapi Sikap Anak

5 Cara Baik Menghadapi Sikap Anak

Parenting 478

Shop with Me

Botol Minum keren kustom
IDR 65.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Day Cream Lumwhite + SPF Tube 20 gr - Whitening Day Cream
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
One set crinkle
IDR 99.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sepatu Wanita Sneakers Sidney Roulfine S15 Korean Style
IDR 40.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pernah ya Mom, ketika pulang kerja kondisi penat dan lelah tetapi sampai di rumah justru mendapati perilaku anak-anak yang semakin mengacaukan pikiran?

Pastinya tanpa merasa bersalah mereka melakukan ‘gangguan’ itu, sebagai luapan ingin diperhatikan, karena baru bertemu kembali setelah seharian tidak bersama.

Tahan emosi dahulu Mom, membentak atau melarangnya akan berbuntut luka di hatinya. Sebandel-bandelnya anak, mereka tetap akan menyimpan memori bentakan orang tua.

Apa Sebenarnya Keinginan Anak 

Anak ingin keberadaannya diakui setiap orang tua. Mereka punya ‘cara sendiri’ untuk mengingatkan bahwa mereka butuh perhatian sebelum paham nilai benar dan salah dalam bersikap.

Kosa kata bahasa yang belum majemuk, menjadikan mereka memilih perilaku atau tindakan sebagai media komunikasi dengan orang tua.

Hadapi Gangguan dengan Cara Ini

Orang tua menjawab keinginan anak-anak yang membutuhkan perhatian sebenarnya sederhana, tetapi harus disesuaikan dengan karakter mereka.

Salah satunya dengan pendekatan komunikasi verbal, sedikit abai akan hal-hal tidak prinsipil, orang tua tentunya menyaring mana perilaku mereka yang harus dihentikan dan yang dimaklumi. 

Hal-hal yang akan mengubah menjadi lebih baik:

1. Pastikan aman

Mom, memastikan tindakan anak-anak ketika ‘bertingkah’ tetap aman adalah penting. Bahkan aman bukan hanya untuk dirinya tetapi orang lain atau properti di tempat mereka lakukan aksinya.

Misalnya aksinya melempar-lempar sesuatu saat ngambek, coba dekati dan dengan suara yang merendah minta pendapatnya bila lemparannya itu melukai ototnya karena kuat mendorong.

Bagaimana pendapatnya pula bila lemparannya meluka orang lain atau memecahkan kaca jendela rumah sendiri, rumah tetangga.

Selain akan meredam aksinya, komunikasi efektif ini melatihnya berpikir solusi dari efek tindakannya yang mungkin belum diketahuinya.

2. Abaikan jika tidak bahaya

Meluapkan kekesalan hati atau sebuah perilaku yang mengganggu, selama dalam kondisi aman maka beri sedikit waktu untuk mereka lakukan.

Namun, pastikan orang tua melihatnya agar mereka tahu sedang ‘disaksikan’ protesnya. Hal ini akan meredam aksinya, dalam benaknya tumbuh kepercayaan pada orang tua.

Sebaiknya, orang tua sedikit menahan larangan. Jika semua aksinya dilarang, maka anak akan enggan meluapkan kata hatinya dan jangan sampai hal ini terjadi.

3. Diskusi Perilaku

Tidak semua tingkah anak-anak yang mengganggu orang tua ‘diadili’. Seleksi mana aksinya yang perlu dikomentari, mana yang diabaikan. Namun, semua aksinya wajib diketahui orang tua.

Orang tua menyediakan waktu untuk diskusi membahas salah satu perilaku anak-anak yang mengganggu, dengan cara yang nyaman. Kondisikan mereka akur dahulu sebelum masuk topik utama.

Misalnya memulai dengan pancingan agar anak-anak mengungkapkan pendapatnya tentang yang mereka sukai. Ketika sudah asyik mengobrol, bawa ke topik utama.

Pastikan diskusi ya Mom, jadi biarkan anak-anak berpendapat, bukan doktrin orang tua yang harus mereka dengarkan.

4. Tersampaikan harapan orang tua

Kompromi dengan anak, saling menyampaikan keinginan dan harapan masing-masing akan membuat dunia damai, nyaman dan indah.

Bayangkan bila anak-anak memahami harapan orang tua, tentunya mereka tumbuh dengan bijak serta tingkah lakunya manis tanpa mengganggu sedikit pun.

Situasi ini bisa dicapai melalui komunikasi yang efektif. Sesekali diskusi melontarkan pendapat dua arah antara orang tua dan anak.

5. Tetap tenang

Tetap tenang bukan sikap masa bodoh, tetapi tunjukkan bahwa orang tua belum ‘bertindak’ saat mendapati tingkah anak-anak yang mengganggu.

Bisa jadi sikap tenang orang tua adalah mencegah dirinya dari marah akibat gangguan tingkah anak-anak. Semaksimal mungkin tetap menjaga ‘wibawa’ di hadapan anak-anak, sekaligus mengajarkan bagaimana sikap tenang hadapi gangguan.

Mom, selain cara di atas, sebaiknya pujian pada anak-anak ketika mereka bertingkah manis, tetap diberikan. Selain memuji, hal ini bisa menjadi pemantik anak-anak terus bertingkah laku yang baik.