Mengenal 3 P dalam Diabetes Mellitus: Polidipsia, Poliuria, dan Polifagia

Mengenal 3 P dalam Diabetes Mellitus: Polidipsia, Poliuria, dan Polifagia

Kesehatan 116

Polidipsia

Polidipsia ditandai dengan rasa haus ekstrem dan berlebihan (sepanjang waktu atau mulut kering terus-menerus). Hal ini biasanya berhubungan dengan sistem kerja ginjal dan dapat mengakibatkan seseorang buang air kecil lebih sering dari yang seharusnya. Ketika tubuh terlalu banyak mengeluarkan cairan melalui urin, keringat, penggunaan diuretik, atau konsumsi makanan tinggi garam, maka tubuh merasa perlu mengganti cairan tersebut.

Shop with Me

Pigura Mahar Pernikahan Ukuran 32x22 cm
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bitzen Topi Wanita Star Summer Hat Korean Fashion Knit Visor Sports Baseball Cap Topi Olahraga Rajut Katun
IDR 20.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Jas Hujan Axio Assio Europe Origina
IDR 250.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pada penyakit diabetes, polidipsia ini adalah salah satu dari 3 gejala umum. Penyakit kronis ini mengharuskan tubuh menyeimbangkan kelebihan glukosa dalam darah dengan cepat. Caranya adalah dengan bantuan ginjal secara ekstra untuk mengeluarkan lebih banyak urin. Akibatnya, kadar gula darah dapat kembali normal. Namun pada akhirnya, terjadilah haus berlebihan.

Polidipsia ditandai dengan rasa haus ekstrem

Poliuria

Poliuria ditandai dengan banyak buang air kecil. Pada orang sehat, rasa-rasa urin per hari adalah 1 hingga 2 liter, tetapi pada orang dengan poliuria, produksi urinnya bisa mencapai 3 liter per hari. Ketika glukosa menumpuk dalam darah, ia bisa masuk ke dalam tubulus ginjal. Namun, ketika glukosa ini tidak dapat diserap kembali ke dalam darah, maka ginjal harus berupaya untuk menyaringnya. 

Selama upaya ini berlangsung, ginjal juga akan menyaring lebih banyak air dari bagian dalam tubuh. Akibatnya, produksi urin meningkat. Poliuria sangat berkaitan dengan polidipsia karena keduanya dapat muncul dalam waktu yang bersamaan. Ketika seseorang merasa sangat haus, mereka minum lebih banyak dan menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil. Di sisi lain, ketika seseorang buang air kecil lebih banyak, maka tubuh menjadi dehidrasi dan menyebabkan peningkatan rasa haus. 

Poliuria ditandai dengan banyak buang air kecil

Polifagia

Polifagia ditandai dengan rasa lapar yang berlebihan. Pada orang sehat, nafsu makan meningkat akibat dari aktivitas fisik yang tinggi atau selama perubahan hormonal. Rasa lapar seperti ini biasanya akan hilang setelah konsumsi makanan. Namun pada kasus polifagia, makan tidak akan menghentikan rasa lapar.

Alasan mengapa orang dengan diabetes mellitus mengalami rasa lapar yang berlebihan adalah karena glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Akibatnya, tubuh akan terus mengirimkan sinyal ke otak bahwa otak lapar, walaupun sudah mengonsumsi makanan.

3 P Belum Cukup untuk Mendiagnosis Diabetes

Polidipsia, poliuria, dan polifagia merupakan indikator yang baik untuk menentukan seseorang memiliki kadar gula darah yang tinggi, tetapi ketiga gejala ini mungkin kurang terlihat atau bahkan tidak terjadi sama sekali pada diabetes mellitus tipe 2. Maka dari itu, perlu pemeriksaan lain untuk memastikannya, yaitu:

1. Pemeriksaan HbA1C

Melihat penanda darah yang memberikan gambaran tentang rata-rata glukosa darah selama 2 hingga 3 bulan terakhir (dikatakan diabetes jika hasilnya 6,5% atau lebih tinggi)

2. Pemeriksaan gula darah puasa

Berpuasa semalaman sebelum dilakukan pengambilan darah untuk menentukan apakah gula darah masih tinggi tanpa ada makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh (dikatakan diabetes jika nilainya 126 mg/dL atau lebih tinggi)

3. Pemeriksaan toleransi glukosa

Berpuasa semalaman, namun gula darah akan diperiksa sebelum dan 2 jam setelah seseorang meminum cairan yang mengandung glukosa (dikatakan diabetes jika nilainya mencapai 200 mg/dL atau lebih tinggi)

4. Pemeriksaan gula darah acak

Pemeriksaan gula darah secara acak tanpa puasa atau sewaktu (dikatakan diabetes jika nilainya mencapai 200 mg/dL atau lebih tinggi).

Meskipun mengenali ketiga tanda tersebut penting, diagnosis akhir dari diabetes harus melibatkan tenaga medis profesional. Kalau ragu, Ladies bisa coba berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter di Newfemme ya!