Berapakah Tinggi Badan Anak Balita yang Ideal?

Berapakah Tinggi Badan Anak Balita yang Ideal?

Kesehatan 24

Tinggi Badan Anak yang Ideal Menurut Usia

Setiap anak memiliki tinggi ideal yang berbeda-beda, tergantung pada usia, berat, dan faktor genetik. Setelah sebelumnya mengetahui kisaran berat badan ideal anak, Anda juga perlu mengetahui tinggi badan si kecil yang sesuai dengan usianya.  Agar lebih mudah, berikut tabel tinggi badan anak balita usia 1-5 tahun berdasarkan standar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang mengacu pada Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebagai berikut:

Usia                     Anak Perempuan          Anak Laki-laki      
1 Tahun  70 – 78 cm 72 – 78 cm
2 Tahun 80 – 92 cm  82 – 92 cm
3 Tahun 92 – 100 cm 94 – 100 cm
4 Tahun 100 – 105 cm 100 – 108 cm
5 Tahun 106 – 116 cm 108 – 114 cm

Pentingnya memantau pertumbuhan tinggi badan anak balita

Karena tinggi badan adalah salah satu indikator untuk menentukan status gizi anak, penting bagi orangtua untuk memperhatikan tinggi badan anak Anda. Hal ini untuk mengetahui status gizi anak, seperti gizi baik, gizi berlebih, gizi kurang, atau bahkan sampai gizi buruk. Status gizi ini penting untuk mencegah stunting yang merupakan salah satu masalah gizi pada anak.

Stunting adalah kondisi tubuh anak yang pendek karena gagal tumbuh dan kekurangan zat gizi kronis dalam waktu lama. Untuk menghindarinya, penting untuk selalu memperhatikan tinggi badan anak. Orangtua dapat memastikan perkembangan dan pertumbuhan anak dengan membawa anak ke posyandu atau ke dokter secara teratur. Dokter atau petugas kesehatan lainnya akan mengukur tinggi badan dan berat badan anak. 

Dari data tersebut, dokter atau petugas kesehatan lainnya akan memperhitungkan apakah perkembangan atau tinggi badan anak sudah ideal sesuai dengan umur atau belum.

Hal-Hal yang Mempengaruhi Tinggi Badan Ideal Anak

Walaupun demikian, terdapat banyak faktor yang memengaruhi tinggi badan ideal anak sehingga tidak bisa disamaratakan dengan anak lainnya. Berikut ini adalah beberapa faktor yang memengaruhi tinggi badan anak:

1. Faktor keluarga dan genetik

Faktor keluarga dan faktor genetik memengaruhi tinggi badan anak. Ketika tinggi badan si kecil lebih pendek atau tinggi dibanding teman seusianya, dokter akan menanyakan rekam jejak di keluarga Anda. Selain itu, kemungkinan dokter juga akan bertanya apakah Anda pernah mengalami masalah tumbuh kembang di waktu kecil atau tidak.

Anda juga akan ditanya mengenai usia berapa mengalami pubertas karena ini juga berpengaruh pada pertumbuhan tubuh anak. Bila dilihat dari faktor genetik, anak-anak berkebutuhan khusus seperti Down syndrome, Noona syndrome, atau Turner syndrome cenderung memiliki postur tubuh lebih pendek. Sementara itu, Marfan syndrome menyebabkan anak menjadi lebih tinggi.

2. Gizi dan nutrisi

Nutrisi dari makanan yang dikonsumsi bisa menentukan perkembangan tinggi badan si kecil. Memang anak-anak yang kurus memiliki kecenderungan lebih pendek dibanding anak seusianya, bahkan sampai mengalami stunting. Meski demikian, hal ini juga bisa terjadi pada anak-anak obesitas. Ini disebabkan oleh pemberian makanan dengan gizi yang kurang tercukupi meski porsinya besar.

3. Hormon

Ketidakseimbangan hormon, seperti kadar tiroid atau hormon pertumbuhan yang rendah, bisa menyebabkan pertumbuhan tinggi badan si kecil bergerak lebih lambat dibanding anak seusianya. Efeknya, ada balita yang tubuhnya lebih pendek atau sangat tinggi.

Periksakan ke dokter bila tinggi badan si kecil terlalu pendek atau tinggi karena sangat mungkin ia mengalami masalah hormon pertumbuhan.

4. Kondisi kesehatan tertentu

Anak-anak yang mengidap beberapa penyakit kronis berisiko tinggi mengalami panjang badan yang lebih rendah. Selain karena kondisi kesehatan, penggunaan obat kortikosteroid kronis bisa memperlambat pertumbuhan anak.

Cara Mengoptimalkan Pertumbuhan Anak

Laju pertumbuhan setiap anak memang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti faktor genetik, nutrisi, ada tidaknya stimulasi tumbuh kembang, dan kadar hormon pertumbuhan. Namun, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memaksimalkan pertumbuhan anak:

1. Berikan makanan bergizi

Penuhi kebutuhan nutrisi anak dengan menerapkan pola makan yang sehat. Berikanlah anak beragam makanan bergizi, terutama makanan yang kaya akan protein, vitamin, dan mineral, seperti kalsium dan zat besi. Nutrisi tersebut bisa diperoleh antara lain dari ikan, daging, kacang, serta sayur dan buah. Anak juga dapat diberikan suplemen vitamin tambahan, jika dirasa perlu.

2. Berikan susu

Selain makanan bergizi, tambahkan susu dalam menu harian anak. Pilihlah susu yang mengandung nutrisi penting bagi pertumbuhan, yaitu protein (asam amino), lemak, kalsium, magnesium, zinc, vitamin A, dan vitamin D.

Produk susu tambahan yang baik adalah yang mengandung protein berkualitas, contohnya dengan asam amino esensial yang diperoleh dari sumber protein susu sapi, protein whey, dan protein soya (kedelai). Beragam nutrisi tersebut sangat dibutuhkan dalam proses pertumbuhan anak, selain juga untuk menjaga kesehatan tulangnya. Untuk menambah selera anak, kini beberapa produk susu diperkaya dengan berbagai varian rasa, seperti vanila, cokelat, dan madu.

3. Pastikan anak cukup tidur dan rutin berolahraga

Menerapkan pola tidur yang baik pada anak dan membiasakannya untuk berolahraga dengan rutin dapat membuat pertumbuhan badannya optimal, karena tidur dan olahraga yang cukup akan meningkatkan produksi hormon pertumbuhan.

Ada beberapa jenis olahraga peninggi badan yang dianggap efektif untuk meninggikan badan, meskipun belum dibuktikan secara ilmiah. Di antaranya adalah berenang, bermain basket, dan lompat tali.

Upaya mengoptimalkan pertumbuhan anak harus dilakukan sejak usia dini hingga anak mencapai masa pubertas, karena tinggi badan anak akan mencapai puncaknya pada akhir masa ini. Guna memastikan pertumbuhan anak sesuai dengan acuan di atas, bawalah ia ke Posyandu atau fasilitas kesehatan lainnya, untuk ditimbang berat badan dan diukur tinggi badannya.

Waspadai adanya gangguan pertumbuhan jika tumbuh kembang Si Kecil terhambat atau tidak sesuai dengan anak-anak seusianya. Bila dicurigai ada kelainan atau gangguan pertumbuhan, segeralah periksakan Si Kecil ke dokter anak.