Tubuh Pendek Apakah Identik dengan Stunting? Ini Penjelasannya!

Tubuh Pendek Apakah Identik dengan Stunting? Ini Penjelasannya!

Kesehatan 28

Apa itu stunting dan tubuh pendek?

Stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak akibat gizi buruk pada anak, infeksi berulang, dan/atau stimulasi sosial yang buruk. Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyebut, anak-anak yang mengalami stunting umumnya memiliki tinggi badan yang lebih rendah dari rata-rata usianya.

Stunting merupakan kondisi kronis. Artinya, seorang anak yang memiliki kondisi ini tidak akan mencapai tinggi badan yang ideal hingga dewasa nanti. Selain itu, ia pun cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah serta fungsi otak dan perkembangan organ yang buruk. Adapun hal ini membuat anak lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi, seperti diabetes dan kanker, serta memiliki kemampuan belajar dan kognitif yang buruk hingga dewasa nanti.

Di sisi lain, anak yang bertubuh pendek juga tidak memiliki tinggi tubuh ideal seperti teman-teman pada usianya. Meski begitu, anak dengan kondisi ini belum berarti tidak sehat. Mereka masih dapat bertumbuh dengan normal sebagaimana anak-anak lainnya. Bahkan, beberapa di antaranya masih bisa menyusul tinggi teman-temannya saat memasuki masa pubertas nanti.

Benarkah Anak Pendek Sudah Pasti Stunting?

Meski anak yang mengalami stunting pasti lebih pendek daripada anak seusianya, tetapi anak yang bertubuh pendek juga belum tentu mengalami stunting. Sebab, ada sederet penilaian lain untuk memastikan apakah anak tersebut stunting atau tidak.

Selain bertubuh pendek, berikut ciri stunting lainnya:

  • Berat badan anak ada di bawah rata-rata untuk seusianya.
  • Tulang lebih pendek akibat pertumbuhan tulang terhambat.
  • Masalah tumbuh kembang, terutama dari segi fisik.
  • Rentan terserang penyakit
  • Mengalami gangguan belajar, seperti kurang fokus atau nilai yang rendah.

Pada anak yang terserang penyakit kronis, seperti TBC, anemia dan penyakit jantung bawaan, tanda stunting bisa tampak dari:

  • Anak yang kurang aktif bergerak.
  • Mengidap batuk kronis, demam dan keringat berlebih di malam hari.
  • Perubahan warna tubuh menjadi kebiruan ketika menangis.
  • Lemas dan tidak bertenaga
  • Sesak napas.
  • Ujung jari atau kuku berbentuk seperti bagian belakang sendok (clubbing finger).
  • Bayi enggan disusui.

Apabila tidak disertai dengan ciri-ciri di atas, belum tentu anak yang bertubuh pendek mengalami stunting. Bisa jadi perawakannya yang pendek disebabkan oleh faktor genetik yang diturunkan orang tuanya. Namun, ibu tetap perlu memeriksakan Si Kecil untuk memastikan tumbuh kembangnya optimal sesuai dengan usianya.

Cara Mencegah Stunting Sedini Mungkin

Pencegahan stunting sebenarnya bisa ibu lakukan sejak dalam kandungan. Langkah pencegahan ini amat penting di 1000 hari pertama kehidupan anak. Sebab, pertumbuhan anak sedang pesat-pesatnya pada waktu ini.

Berikut langkah pencegahan yang dapat dilakukan:

1. Konsumsi makanan bergizi sejak hamil

Langkah awal pencegahan stunting yakni dengan mengonsumsi makanan bergizi sejak hamil. Makanan yang bergizi membantu pertumbuhan Si Kecil sejak dalam kandungan. Perbanyak sayur-sayuran, buah-buahan dan protein selama hamil.

2. Beri ASI eksklusif 

Langkah selanjutnya adalah memberikan ASI eksklusif setidaknya enam bulan. Alangkah lebih baik lagi jika pemberian ASI ini dilanjutkan sampai dua tahun. Protein dan kolostrum yang terkandung dalam ASI mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi yang belum sempurna. Dengan begitu, Si Kecil tidak mudah sakit sehingga pertumbuhannya tetap optimal.

3. Berikan MPASI yang bergizi

Setelah memasuki usia enam bulan, ibu sudah bisa memberikan makanan pendamping ASI MPASI). Pastikan ibu memberikan makanan yang penuh nutrisi untuk mencegah stunting. Perbanyak sumber protein hewani, seperti telur, daging merah, hati ayam untuk menambah berat badan Si Kecil. Jangan lupa tambahkan sedikit sayur dan buah guna melengkapi asupan vitamin dan mineralnya 

4. Pantau pertumbuhannya secara rutin

Jangan lupa untuk selalu memantau pertumbuhan Si Kecil setiap bulannya, terutama berat dan tinggi badannya. Bawa Si Kecil secara berkala ke Posyandu atau klinik khusus anak untuk memudahkan ibu untuk mengetahui gejala awal stunting dan cara menanganinya. 

5. Lengkapi imunisasinya

Selain menurunkan angka kematian anak, imunisasi nyatanya berperan penting dalam mencegah stunting. Pemberian imunisasi bertujuan untuk memberi perlindungan terhadap penyakit-penyakit berbahaya dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak.

Anak-anak yang tidak mendapatkan imunisasi memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga menjadi sering sakit-sakitan. Lambat laun, kondisi ini bisa menghambat tumbuh kembangnya sehingga risiko stunting pun meningkat. 

6. Menjaga kebersihan lingkungan

Lingkungan yang kotor bisa membuat anak rentan terserang penyakit. Lagi-lagi, anak yang sering sakit-sakitan tentu bisa menghambat pertumbuhannya sehingga risiko stunting pun meningkat. Oleh sebab itu, jaga kebersihan lingkungan dengan baik. 

Selain itu, ibu dan sekeluarga juga perlu menjaga kebersihan diri, caranya dengan rutin mencuci tangan terutama setelah menggunakan toilet, sebelum makan atau saat menyiapkan makanan. 

 Download aplikasi Newfemme sekarang untuk mendapatkan tips dan info menarik lainnya!