Hurried Child Syndrome: Kenapa Anak Selalu Diburu-buru?

Hurried Child Syndrome: Kenapa Anak Selalu Diburu-buru?

Kesehatan 155

Hurried child syndrome merupakan kondisi di mana orang tua terlalu banyak mengatur jadwal atau kegiatan anak-anak mereka, menekan anak untuk mencapai prestasi tertentu, dan mengharapkan anak berperilaku seperti orang dewasa sejak kecil. Berikut adalah beberapa contoh dari hurried child syndrome:

  • Memasukkan anak ke tempat les sebelum ia memulai pelajaran tersebut di sekolah

  • Oversharing terkait masalah internal orang tua atau keuangan

  • Mendoktrin anak bahwa kesuksesan adalah hal penting dan kemenangan adalah segalanya

  • Mengharapkan anak untuk selalu disiplin, teratur, bersosialisasi dengan baik, serta tidak mudah marah

Hurried child syndrome adalah kondisi di mana anak mengalami stres akibat tekanan dari orang tua untuk berprestasi dan berperilaku seperti orang dewasa

Faktor yang Memengaruhi

Ada banyak standar yang harus dipenuhi oleh sang anak. Hal ini menyebabkan anak-anak justru merasa stres dan kelelahan, serta kekurangan waktu untuk bermain dan bersantai di usianya. Beberapa faktor yang memengaruhi kemunculan hurried child syndrome adalah sebagai berikut:

1. Orang tua dan anggota keluarga lainnya bekerja

Anak-anak bisa merasa ditolak dan tidak berharga ketika orang tua atau orang-orang di tempatnya tinggal sering pergi, sementara mereka dibawa ke tempat penitipan anak atau hanya ditemani dengan pengasuh sepanjang hari. Hal ini membuat mereka merasakan tekanan yang cukup tinggi, baik dari orang tua maupun dirinya sendiri.

2. Orang tua menuntut anak untuk menjadi yang terbaik

Orang tua sering memaksa anaknya untuk bersikap dewasa dan sangat kompetitif, sehingga menjadi “super kids”. Ketika mereka beranjak dewasa, anak-anak ini menyadari betapa tergesa-gesa dan kerasnya perlakuan orang tua mereka.

3. Orang tua memiliki harapan yang tidak realistis terhadap prestasi akademik

Tuntutan orang tua agar anaknya dapat memenuhi standar mereka, membuat anak justru sangat stress, sehingga bukannya berprestasi lebih baik, tetapi justru mengalami penurunan. 

4. Fenomena super baby

Anak-anak kecil ditekan untuk belajar membaca, perhitungan, komputer, olahraga, dan ikut kontes kecantikan sejak dini karena orang tua ingin anak tumbuh menjadi pahlawan super.

5. Pengaruh masyarakat dalam membesarkan anak

Perkembangan anak turut dipengaruhi oleh berbagai media seperti televisi, film, series, pemasaran, dan industri hiburan. Orang tua menginginkan anak mereka menjadi seperti seseorang yang banyak dikagumi oleh media.

6. Pseudo-sophistication (kepalsuan kedewasaan)

Meskipun anak-anak berhasill memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan bisa bertindak seperti orang dewasa, mereka tetap saja belum siap menghadapi konflik berat. Belum saatnya bagi mereka untuk menangani tanggung jawab selayaknya orang dewasa, justru itu hanya akan menakuti mereka di masa depan.

7. Stres akibat rasa cemas, kesepian, dan ketidakpastian

Bagi beberapa anak, mereka mungkin perlu melalui masa-masa sulit semasa kecil, misalnya perceraian orang tua, tekanan, serta perubahan drastis dalam hidupnya. Orang tua yang tampak stress juga dapat memengaruhi anaknya untuk merasakan hal yang serupa.

Banyak standar yang harus dipenuhi oleh sang anak justru menyebabkannya stres

Hurried child syndrome adalah kondisi di mana anak-anak mengalami stres akibat tekanan orang tua untuk berprestasi dan berperilaku seperti orang dewasa. Akibatnya, mereka tidak dapat menikmati waktu selayaknya anak di usianya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami batas kemampuan anak dan memberikan dukungan yang sesuai agar anak bisa tumbuh dengan sehat dan bahagia. Cari tahu cara mencegahnya di artikel berikut!