1. Perubahan Pola Makan
Mulai menerapkan kebiasaan makan yang baik sejak kecil akan membantu mereka mempertahankan gaya hidup sehat hingga dewasa. Perubahan harus dimulai dari hal-hal kecil dan jangan ajarkan anak untuk melakukan diet ketat. Diet tertentu boleh dilakukan asalkan sebelumnya sudah berkonsultasi dengan seorang ahli gizi dan dokter.
Shop with Me
Contoh strateginya adalah:
-
Sediakan pilihan makanan: pastikan ketersediaan berbagai macam makanan sehat di rumah. Melalui cara ini, anak akan belajar membuat pilihan makanan sehatnya sendiri. Selain itu, pastikan juga ada stok cemilan sehat dan bergizi di rumah.
-
Ajak anak untuk ikut berbelanja: aktivitas ini akan membantu orang tua mengetahui bagaimana preferensi makan anaknya. Selain itu, kegiatan ini juga bisa diselipkan dengan edukasi-edukasi kecil tentang kandungan gizi setiap makanan atau minuman yang dilihat.
-
Ajak anak untuk ikut mempersiapkan makan: besar kemungkinannya anak untuk mau memakan atau mencoba hasil buatannya sendiri.
-
Dorong anak untuk makan perlahan: tidak terburu-buru saat makan dapat membantu anak mendeteksi rasa lapar dan kenyang.
-
Sebisa mungkin selalu makan bersama keluarga: buatlah waktu makan terasa menyenangkan dengan percakapan dan saling berbagi, bukan memarahi atau berdebat. Usahakan untuk makan bersama di ruang makan, bukan di ruang tv.
-
Hindari menggunakan makanan sebagai bentuk penghargaan: cara ini akan membuat anak menganggap makanan tertentu lebih baik daripada makanan lainnya.
-
Pantau pola makan anak di luar rumah: jika memiliki waktu luang, maka persiapkan bekal bergizi seimbang untuk anak bawa ke sekolah. Cara lainnya adalah dengan mencari tahu apakah makanan di kantin menyediakan komponen lengkap mulai dari karbohidrat, protein, sayur, hingga buah.
Pola makan bergizi yang diterapkan sejak kecil akan mampu dipertahankan hingga dewasa
2. Meningkatkan Aktivitas Fisik
Anak akan mencontoh orang tuanya, sehingga orang tua harus mampu menjadi seorang teladan yang baik. Jika anak melihat orang tuanya aktif secara fisik dan terlihat bersenang-senang, maka mereka kemungkinan besar akan belajar mengikutinya. Ajaklah mereka melakukan “aktivitas fisik”, alih-alih mengucapkan kata “olahraga”.
Contoh strateginya adalah:
-
Merencanakan aktivitas keluarga, misalnya berjalan kaki bersama, bersepeda, atau berenang.
-
Temukan aktivitas yang anak sukai atau minati dan dorong mereka untuk melakukannya secara rutin.
-
Selain menemukan aktivitas fisik yang diminati, jangan lupakan juga untuk divariasikan, terutama karena anak-anak lebih cepat bosan.
3. Batasi Menatap Layar
Saat ini, anak-anak terbiasa disuguhi dengan tontonan di televisi maupun gadget. Selain itu, mereka juga kerap kali bermain game. Aktivitas-aktivitas tersebut termasuk salah satu faktor terjadinya obesitas. Ada dua alasan utamanya. Pertama karena waktu-waktu mereka menatap layar memakan waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk melakukan aktivitas fisik.
Lalu yang kedua adalah karena selama mereka menonton, kesempatan mereka untuk ngemil lebih besar, belum lagi ketika mereka terpengaruh paparan iklan tentang enaknya makanan tinggi gula dan tinggi lemak, yang mampu menimbulkan pola pikir bahwa makanan seperti itu adalah “normal”. Maka dari itu, perlu dilakukannya pembatasan waktu layar. Contoh strateginya adalah:
-
Bermain gadget hanya di hari Sabtu dan Minggu
-
Menonton televisi hanya boleh satu sampai dua jam sehari
-
Mengajak anak untuk menari sambil menonton video panduan
Tentukan batasan waktu anak boleh menatap layar
Terdapat 3 strategi utama dalam penanganan obesitas anak, yaitu dengan mengubah pola makan, meningkatkan aktivitas fisik, dan batasi menatap layar. Orang tua harus mampu menjadi pembimbing dan pendukung selama anak melewati proses perubahan ke arah yang lebih baik. Semua ini dilakukan demi kesehatannya saat ini dan masa depan.
Yuk Download aplikasi NewFemme sekarang untuk mendapatkan tips lainnya !
Rodlin Udin
24 Feb, 2024 21:40Waw