Tuberkulosis (TB) termasuk ke dalam salah satu penyakit menular melalui udara. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis. Organ yang pertama kali diserang adalah paru-paru, kemudian perlahan dapat menyebar ke area lain, termasuk ginjal, otak, dan tulang belakang. Penyebarannya bisa terjadi dari orang ke orang. Terdapat 2 jenis infeksi tuberkulosis, yaitu:
1. Infeksi TB Laten
Siapapun dapat memiliki bakteri TB di dalam tubuhnya dan tidak mengalami gejala. Hal ini karena sistem kekebalan tubuhnya mengubah bakteri menjadi tidak aktif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan. Pada kondisi seperti ini, seseorang disebut terkena infeksi TB tetapi bukan penyakit aktif. Meskipun begitu, infeksi tuberkulosis tetap membutuhkan pengobatan, walaupun tidak ada risiko menularkannya ke orang lain.
2. TB Aktif
Berbeda dengan infeksinya, ketika sistem kekebalan tubuh melemah, seseorang menjadi tidak mampu menampung bakteri TB. Akibatnya, bakteri tersebut dapat berkembang biak dan menimbulkan gejala, sehingga disebutlah dengan penyakit tuberkulosis aktif, dan bersifat menular. Pada orang yang terinfeksi tadi, sekitar 5-10% dari kasusnya akan berubah menjadi aktif.
Gejala
Gejala khas dari tuberkulosis adalah batuk parah disertai dengan dahak berdarah dan berlangsung selama tiga minggu atau lebih. Selain itu, gejala lainnya berupa nyeri dada, kelelahan, penurunan nafsu makan serta berat badan, demam, menggigil, dan berkeringat di malam hari. Gejala ini dapat memburuk seiring berjalannya waktu, tetapi juga bisa hilang dan muncul kembali secara spontan.
Gejala khas TB adalah batuk parah diserta dahak, terkadang berdarah
Penyebab
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, penyakit tuberkulosis menyebar melalui udara, yang bisa ditularkan melalui tetesan orang batuk, ludah, atau bersin. Risikonya penularannya semakin besar ketika berada di ruangan yang sama dengan orang terinfeksi dalam waktu lama. Selain itu, beberapa faktor lain yang meningkatkan risiko terkena tuberkulosis aktif adalah sebagai berikut:
-
Anak-anak dan lansia
-
Memiliki sistem kekebalan tubuh lemah
-
Baru pertama kali terkena tuberkulosis aktif
-
Tidak mendapatkan pengobatan tuberkulosis dengan tepat
Diagnosis
Jika infeksinya bersifat laten, maka tidak ada gejala apapun yang muncul, tetapi dapat diidentifikasi melalui tes kulit atau tes darah. Mereka yang perlu mendapatkan tes adalah mereka yang pernah menghabiskan waktu bersama orang terinfeksi, bepergian ke negara dengan kasus tuberkulosis tinggi, dan bekerja di lingkungan yang rentan tuberkulosis.
Hasil kedua tes tersebut tidak dapat menentukan penyakitnya laten atau aktif, sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut dengan cara tes dahak dan rontgen dada. Tanda-tanda yang harus diwaspadai yaitu batuk tidak berhenti selama 3 minggu, berdahak bahkan mengandung darah, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, lelah, demam, keringat malam, nyeri dada, dan merasa tidak enak badan secara umum.
Pengobatan
Perawatan utama untuk mengobati tuberkulosis adalah antibiotik. Obat-obatan yang diresepkan oleh dokter ditentukan berdasarkan usia, sifat TB (laten atau aktif), serta resistensi penyakit terhadap obat. Pengobatannya bervariasi, mulai dari seminggu sekali selama 12 minggu hingga setiap hari selama 9 bulan.
Orang yang mengidap tuberkulosis harus menyelesaikan pengobatannya, meskipun gejalanya sudah hilang. Ketika berhenti saat obatnya belum habis, justru menyebabkan risiko lain, seperti durasi penyakit lebih lama, bakteri tetap bertahan hidup, hingga menjadi kebal terhadap antibiotiknya. Ketika sudah kebal terhadap obat, pengobatannya justru semakin rumit.
Pengobatan TB tetap harus diselesaikan meskipun gejalanya sudah hilang
Jadi, tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dapat bersifat laten (ada infeksi, tetapi tidak bergejala) dan aktif (bergejala). Pengobatannya memerlukan komitmen tinggi karena harus diselesaikan hingga akhir, jika tidak bakterinya justru menjadi kebal terhadap antibiotik nya.