Astraphobia, Ketika Seseorang Takut Berlebihan Terhadap Petir dan Kilat

Astraphobia, Ketika Seseorang Takut Berlebihan Terhadap Petir dan Kilat

Kesehatan 520

Astraphobia merupakan sebutan untuk ketakutan berlebihan terhadap petir dan kilat. Fobia spesifik ini cukup umum terjadi, tetapi banyak ditemukan pada anak-anak, dan 2 kali lebih tinggi kemungkinannya dialami wanita. Pengidap astraphobia sangat terpaku dengan ramalan cuaca, sehingga menghabiskan banyak waktu hanya untuk memeriksa dan memastikannya.

Banyak orang dengan astrophobia berusaha mencari perlindungan melalui cara yang sebenarnya kurang berarti, seperti berlindung di bawah selimut atau tempat tidur, masuk ke kamar mandi, bahkan menutup tirai demi menghalangi suara petir. Ketakutan ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas sehari-hari, seperti menjadi tidak ingin untuk keluar dari rumah.

Ciri-Ciri

Sebenarnya, ciri-ciri orang dengan astraphobia sama seperti fobia lainnya, yaitu ketakutan berlebihan. Mayoritas dari mereka menyadari bahwa ketakutan yang dialami tidak sebanding dengan ancaman petir yang sebenarnya, tetapi menjadi sulit bagi mereka untuk mengendalikan gejalanya. Ciri-ciri perubahan fisik pada astraphobia yaitu:

  • Nyeri dada

  • Pusing bahkan pingsan

  • Jantung berdebar-debar

  • Mual atau muntah

  • Sesak napas

  • Berkeringat

  • Gemetaran

  • Menangis 

Penyebab

Belum diketahui penyebab pasti mengapa seseorang bisa mengidap astraphobia, tetapi adanya pengalaman traumatis mungkin adalah salah satu faktor yang berperan besar, seperti angin topan, tornado, atau bencana alam lainnya yang melibatkan petir dan kilat. Kondisi ini mungkin terjadi di masa kanak-kanak dan semakin memburuk saat tumbuh dewasa. 

Seseorang juga dapat mengembangkan astraphobia apabila memiliki anggota keluarga dengan riwayat fobia ini pula. Selain itu, anak-anak autisme atau adanya gangguan pemrosesan sensorik akan lebih cenderung mengalami ketakutan luar biasa terhadap fobia spesifik ini. Di sisi lain, kondisi ini bisa terjadi begitu saja. 

Astraphobia bisa terjadi akibat pengalaman traumatis dengan petir dan kilat

Diagnosis

Demi menegakkan diagnosis astraphobia, seseorang akan ditanyakan terkait seberapa besar ketakutan mereka terhadap petir atau kilat, bagaimana responnya terhadap situasi tersebut, serta apakah gejala akan muncul hanya dengan melihat film, gambar, atau ketika mendapatkan informasi ramalan cuaca terkait badai. Seluruh gejala tersebut harus setidaknya dialami secara terus-menerus dalam 6 bulan.

Gejala astraphobia minimal harus terjadi terus-menerus selama minimal 6 bulan agar memenuhi syarat diagnosis

Pengobatan

Terdapat 4 pengobatan yang bisa dijalankan dalam pengelolaan astraphobia. Pertama yaitu exposure therapy dengan memberikan pemaparan secara berulang terhadap situasi spesifik yang ditakuti, misalnya diperlihatkan gambar atau mendengarkan suara petir. Berkat pemaparan tersebut, seseorang bisa berlatih agar tetap tenang menghadapi ketakutannya.

Kedua yaitu cognitive behavioral therapy demi mengubah cara berpikir ke arah yang lebih sehat. Ketiga yaitu dialectical behavioral therapy dengan memasangkan alat pengurang stres yang bekerja seperti sedang melakukan meditasi. Terakhir adalah dengan konsumsi obat anti kecemasan untuk mengelola gejala serangan panik. 

Strategi Pengelolaan Astraphobia

Strategi pertama untuk membantu mengelola jika gejala muncul adalah belajar teknik pernapasan. Melalui latihan tersebut, seseorang bisa menjadi lebih tenang, baik saat kilat muncul atau petir berlangsung. Teknik ini harus diikuti dengan belajar untuk tidak menghindari ketakutannya, meskipun pasti ada keinginan besar untuk bersembunyi.

Selain itu, strategi lainnya yang bisa dilakukan adalah mencoba memfokuskan perhatian. Ketika ketakutan muncul, maka fokuslah dengan situasi yang sedang terjadi, tidak mengingat kembali masa lampau dan tidak mengkhawatirkan masa depan. Melalui taktik ini, kecemasan yang muncul dapat dikelola lebih baik dan mengurangi keinginan untuk menghindar.

Jadi, astraphobia adalah ketakutan berlebihan terhadap petir dan kilat. Kondisi ini lebih rentan terjadi pada wanita daripada pria, terutama mereka yang pernah memiliki pengalaman traumatis, anggota keluarga dengan riwayat yang sama, serta anak autis. Newfemme menghadirkan tidak hanya artikel kesehatan tetapi juga ada fashion dan kecantikan, lho!