Mengenal Lebih Jauh Tentang Bell’s Palsy

Mengenal Lebih Jauh Tentang Bell’s Palsy

Kesehatan 554

Ladies, pernah tidak melihat seseorang yang senyumnya miring atau kelopak matanya tidak tertutup sempurna? Itu merupakan salah satu gejala dari bell’s palsy. Sudah pernah dengar belum? Secara singkat, kondisi tersebut termasuk ke dalam ciri-ciri kelumpuhan wajah. Kenapa itu bisa terjadi? Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Shop with Me

Sweetshirt dress by H&M
IDR 200.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Zinc Zink Capsule Tiens Original Suplemen Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak Peninggi Penggemuk Badan Dewasa Anak Kecerdasan Otak Permanen ampuh Obat herbal Alami Termurah Isi 60 Kapsul
IDR 152.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Mamypoko
IDR 80.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Paket body serum & body lotion cloova
IDR 138.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pengertian

Bell’s palsy adalah kelainan saraf yang menyebabkan salah satu sisi wajah mengalami kelumpuhan atau kelemahan. Hal tersebut terjadi karena saraf kranial ketujuh yang bertugas untuk mengontrol otot wajah, juga terlibat dalam kemampuan merasa dan sensasi telinga) mengalami cedera atau berhenti bekerja dengan baik. Kondisi ini menyebabkan salah satu sisi wajah terkulai, seperti senyum miring. 

Bell’s palsy terjadi karena kerusakan saraf kranial ketujuh

Gejala

Gejala bell’s palsy meliputi kelumpuhan di salah satu sisi wajah secara tiba-tiba, terkulainya alis atau mulut, ngiler di salah satu sisi mulut, dan sulit untuk menutup kelopak mata. Gejala tersebut menyebabkan perubahan wajah yang terlihat sangat signifikan. Gejala tersebut sering kali muncul tiba-tiba dalam waktu 48-72 jam dan membaik dengan atau tanpa pengobatan setelah beberapa minggu.

Jika mengalami penyakit ini, kedepannya seseorang juga bisa mengalami nyeri wajah, robekan berlebihan pada satu mata, permasalahan dengan indra perasa, sensitif terhadap suara, nyeri sekitar rahang atau belakang telinga, hingga sulit makan, minum, serta berbicara. Pada kasus yang jarang, kelumpuhan wajah ini bisa berlangsung lebih dalam hingga permanen.

Penyebab

Baik wanita dan pria memiliki risiko yang sama untuk terkena bell’s palsy. Biasanya kondisi ini terjadi pada usia antara 15-45 tahun, dan akan lebih rentan terjadi pada seseorang yang memiliki autoimun, diabetes, ibu hamil (terutama trimester 3), preeklampsia, obesitas, riwayat keluarga bell’s palsy, luka yang diakibatkan oleh virus herpes simpleks, hipertensi, mononukleosis, dan herpes zoster.

Bell’s palsy mungkin dipicu oleh infeksi virus yang sudah tidak aktif, melemahnya sistem kekebalan tubuh karena tidak cukup tidur, stres, trauma fisik, penyakit ringan, atau autoimun. Pemicu lainnya juga bisa karena infeksi saraf wajah sehingga terjadi peradangan dan kerusakan pada selubung mielin (penutup  yang melindungi serabut saraf). Ketika peradangan sudah mereda, maka saraf akan mulai berfungsi kembali.

Biasanya, bell’s palsy hanya terjadi sekali seumur hidup, meskipun bisa terjadi lebih dari satu kali, tetapi itu sangat jarang. Jika kambuh, umumnya berada dalam rentang dua tahun setelah kejadian pertama. Sisi wajah yang terdampak bisa sama atau justru berlawanan dengan yang sebelumnya. Risiko ini akan meningkat ketika seseorang punya riwayat bell’s palsy dalam keluarganya.

Ibu hamil lebih rentan mengalami bell’s palsy daripada yang tidak hamil

Diagnosis

Dalam kurun waktu 72 jam, dokter akan melakukan pemeriksaan pada otot dahi, kelopak mata, dan mulut untuk memeriksa kelumpuhan. Tidak ada pemeriksaan yang dikhususkan untuk mendiagnosis bell’s palsy tetapi dokter pemeriksaan lain mungkin perlu dilakukan untuk mengkonfirmasi diagnosisnya.

Tes tersebut diantaranya adalah:

  • Elektromiografi (EMG) untuk memeriksa kerusakan saraf dan mengidentifikasi keparahannya. 

  • Tes darah untuk diabetes atau infeksi tertentu.

  • MRI atau CT scan untuk mengesampingkan penyebab struktural lain dari tekanan saraf pada wajah serta kondisi saraf lainnya.

Pengobatan

Tidak ada cara untuk mencegah seseorang dari bell’s palsy, tetapi kondisinya bisa membaik tanpa pengobatan (sekitar 8 dari 10 orang), tetapi dokter mungkin akan merekomendasikan satu atau lebih terapi untuk meredakan gejala dan agar pemulihannya lebih cepat.

Pengobatan yang bisa dilakukan antara lain:

  • Obat-obatan seperti steroid oral dalam waktu 72 jam untuk menekan gejala, mengurangi peradangan, pembengkakan, dan memulihkan fungsi saraf wajah. Ada beberapa orang yang tidak merespon baik steroid, maka dari itu pilihan lainnya adalah agen antivirus atau analgesik sesuai dengan resep dokter. 

  • Perlindungan mata agar tetap dan melindunginya dari kotoran dan cedera menggunakan tetes mata, salep, atau penutup mata.

  • Terapi fisik, pijat wajah, akupuntur.

  • Operasi kosmetik untuk merekonstruksi kerusakan seperti pada kelopak mata yang tidak menutup atau senyum yang miring, tetapi ini sangat jarang. 

  • Operasi dekompresi untuk mengurang tekanan pada saraf karena mengakibatkan gangguan pendengaran dan kerusakan saraf wajah permanen, ini juga sangat jarang terjadi.

Itulah penjelasan lebih jauh tentang bell’s palsy, yaitu kelumpuhan pada salah satu sisi wajah secara tiba-tiba. Dapatkan perawatan sesegera mungkin, terutama dalam waktu 48 jam saat gejala pertama kali muncul. Kelumpuhan tersebut akan membaik seiring berjalannya waktu. Yuk baca artikel dari Newfemme lainnya, bisa kunjungi website atau download aplikasinya!