Dalam kontes robotik yang diselenggarakan DARPA (The Defense Advanced Research Projects Agency) pada 2013, robot buatan perusahaan Boston Dynamics, Atlas, menarik perhatian pengunjung.
Shop with Me
IDR 397.000
Bukan cuma mampu bisa menirukan gerakan-gerakan dasar manusia, robot humanoid dengan tinggi 1,8 meter dan berat 150 kilogram ini dibekali dengan kemampuan kalistenik untuk membantu manusia di situasi-situasi berbahaya, seperti kebakaran, kebocoran reaktor nuklir, dan lain-lain
Apa Itu Robot Humanoid?
Sepanjang sejarah, tubuh dan pikiran manusia menginspirasi seniman, insinyur, dan ilmuwan untuk menuangkannya dalam berbagai bentuk, misalnya lukisan di gua, patung, foto, hingga animasi komputer.
Robot humanoid merupakan kelanjutan dari rasa keingintahuan manusia tersebut dalam bentuk yang lebih kompleks. Robot humanoid juga disebut sebagai robot antropomorfis karena dirancang untuk menirukan gerakan dan melakukan aktivitas-aktivitas manusia.
Kompleksnya kemampuan robot humanoid membutuhkan lintas disiplin ilmu dalam proses pengembangannya, seperti AI, machine learning, biomekanik, elektro, dan sensor.
Meskipun tujuan akhir dibuatnya robot humanoid adalah untuk memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, robot humanoid juga menjadi ‘kelinci percobaan’ untuk membuktikan teori psikologi evolusioner dan neurosains.
Robot humanoid pertama yang terprogram dan diproduksi massal adalah Unimate yang dibuat pada 1961. Unimate dirancang untuk membantu produksi di lini perangkitan, memindahkan produk dari satu tempat ke tempat lain hingga melakukan pengelasan.
Honda juga pernah mengeluarkan robot humanoid yang dinamai ASIMO pada 2000. Dari segi kemampuan, ASIMO bisa dikatakan robot tercanggih di zaman itu yang gerakannya sudah tidak sekaku para pendahulunya.
Seiring perkembangan ilmu komputer dan turunannya, robot humanoid mencapai tingkat yang jauh lebih maju, salah satunya ditandai dengan kemunculan Atlas.
Apa Kemampuan Atlas?
Dari segi komponen, Atlas dilengkapi dengan dua sistem penglihatan, yakni rangefinder laser dan kamera stereo yang dikendalikan dari jarak jauh. Atlas juga memiliki tangan dengan sensor motorik yang dapat mendeteksi benda-benda di sekelilingnya.
Seperti disebutkan sebelumnya, komponen-komponen ini dirancang sesuai tujuannya membantu manusia dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan berbahaya, seperti melakukan penyelamatan di daerah-daerah yang sulit diakses.
Atlas versi terbaru yang rilis tahun ini dibekali dengan kemampuan lebih baik ketimbang Atlas versi awal. Jika Atlas versi awal menggunakan tenaga hidrolik, Atlas versi terbaru sudah menggunakan tenaga listrik sepenuhnya.
“Kami merancang Atlas versi listrik yang lebih kuat, lebih cekatan, dan lebih lincah,” ungkap Boston Dynamics dalam rilis persnya, seperti dilansir laman The Verge.
“Atlas versi terbaru ini,” lanjut Boston Dynamics, “masih menirukan gerakan-gerakan manusia, tapi sudah melampaui keterbatasan fisik manusia.”
Dalam video teaser yang dirilis Boston Dynamics, Atlas unjuk kemampuan melipat kedua kakinya hingga 180 derajat ke atas kepala, lalu berdiri dan memutar tubuhnya seperti akting hantu di film-film horor.
Dengan kelenturan semacam itu, robot humanoid sudah mencapai titik yang jauh melampaui keterbatasan fisik manusia, seperti dinyatakan Boston Dynamics.
Tentu Artificial Intelligence (AI) sangat berperan dalam pengembangan Atlas. Machine Learning, salah satu cabang AI, memungkinkan Atlas melatih, memperbaiki, dan mengembangkan kemampuannya sendiri.
Bukan nggak mungkin kalo setelah ini muncul robot humanoid yang melebihi Atlas dengan kemampuan yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Mudah-mudahan robot-robot humanoid mendatang akan semakin memudahkan pekerjaan manusia, ya, Ladies.
Mau tau lebih banyak informasi teknologi terkini? Temukan semuanya di Newfemme!