5 Mitos Suntik Botox dan Fakta di Baliknya

5 Mitos Suntik Botox dan Fakta di Baliknya

Kecantikan 345

Suntik botox telah lama menjadi pilihan para wanita yang ingin perawatan instan untuk menghilangkan garis halus dan kerutan di wajah. Bahkan kaum adam pun berbondong-bondong melakukan perawatan ini untuk meningkatkan penampilan dan kepercayaan diri.

Shop with Me

Kaos Salur
IDR 119.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Decant MYKONOS Berry Caramel Pancake
IDR 6.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Humanist
IDR 520.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Azzura Two Way Cake
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

 

Mitos 1: Botox dapat menghilangkan seluruh garis halus dan kerutan di wajah

Faktanya, botox bekerja merelaksasi otot dan efeknya hanya berlaku pada kerutan dinamis. Pada dasarnya terdapat dua jenis garis dan kerutan wajah, yaitu kerutan dinamis dan statis. Kerutan dinamis timbul ketika otot tertentu berkontraksi. Sementara kerutan statis dapat timbul meski tanpa kontraksi otot.

 

Mitos 2: Botox dapat memblokir kerja otot

Faktanya, botox hanya berpengaruh terhadap otot tertentu jika injeksi dilakukan dengan tepat, sehingga Anda tetap dapat melakukan seluruh ekspresi wajah. Maka lakukanlah suntik botox dengan seorang profesional yang telah berpengalaman jika Anda tidak ingin berisiko kehilangan kemampuan untuk mengekspresikan wajah.

 

Mitos 3: Keriput wajah dapat bertambah parah setelah berhenti perawatan botox

Faktanya, efek botox bersifat sementara. Bagaimanapun, injeksi berulang kali di lokasi yang sama akan menurunkan kebutuhan botox guna merelaksasi otot. Sehingga, salah jika dikatakan kerutan akan bertambah parah ketika perawatan botox dihentikan. Kerutan di wajah akan tampak lebih baik dibanding kondisi awal sebelum suntik botox.

 

Mitos 4: Botox beracun bagi tubuh

Faktanya, penggunaan botox telah diakui oleh Food and Drug Administration (FDA) setelah melalui uji keamanan. Botox memang berasal dari botulinum toxin yang diekstraksi dari bakteri penyebab botulism. Namun, botox berbeda dengan botulism, dan botulism tidak disebabkan oleh botox.

 

Mitos 5: Botox dapat tertimbun di tubuh

Faktanya, botox bukanlah zat yang dapat terakumulasi di lemak dan efeknya terhadap otot hanya bersifat sementara. Biasanya otot yang menjadi target suntik botox akan berfungsi normal kembali setelah tiga sampai empat bulan pasca injeksi, terutama jika botox tidak diaplikasikan ulang.

 

Newfemme menjadi jawaban untuk seluruh pertanyaan seputar kecantikan dan kesehatan wanita. Dapatkan lebih banyak artikel di aplikasi Newfemme, sekarang!