Post-Traumatic Stress Disorder, Tidak Akan Hilang Tanpa Perawatan

Post-Traumatic Stress Disorder, Tidak Akan Hilang Tanpa Perawatan

Kesehatan 498

Beberapa orang mungkin mengalami kejadian traumatis dalam hidup mereka. Akibatnya, tidak sedikit yang mengalami masalah kesehatan mental setelah kejadian tersebut, salah satunya adalah post-traumatic stress disorder. Sudah pernahkah Ladies mendengar PTSD? Jika belum atau ingin tahu lebih lanjut, mari belajar bersama dari artikel ini.

Shop with Me

Tas Selempang Wanita Inara / Tas Bahu Wanita Kekinian
IDR 32.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Toples Kaca Penyimpanan Makanan Bamboo Cover - YS-7061
IDR 61.600
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Botol Minum keren kustom
IDR 65.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Gamis Tartan Kotak Marun
IDR 65.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pengertian

Post-traumatic stress disorder atau lebih sering dikenal dengan PTSD merupakan masalah kesehatan mental yang terjadi setelah seseorang mengalami suatu peristiwa yang traumatis. Contohnya seperti kecelakaan, kebakaran, pertempuran militer, bencana alam, pelecehan seksual, kekerasan fisik,  pemerkosaan, kematian mendadak orang yang dicintai, atau serangan teroris. 

Merasa kesal atau ketakutan setelah melewati kejadian tersebut mungkin menyebabkan seseorang mengalami  kesulitan tidur, tidak mau makan, atau menghentikan kegiatan yang disukai untuk sementara waktu. Namun, pada PTSD, gejalanya bertahan lama hingga berbulan-bulan sehingga mampu mengganggu kehidupan sehari-hari.

Gejala

Berdasarkan American Psychiatric Association, wanita lebih mungkin terkena PTSD dua kali lebih tinggi daripada pria. PTSD menyebabkan penderitanya mudah mengalami serangan akibat mendengar kata-kata, suara, atau situasi yang menyebabkan mereka mengingat kembali trauma yang pernah dialami. Gejala PTSD terbagi ke dalam 4 kelompok, yaitu:

1. Intrusi

Flashback sehingga menyebabkan seseorang merasa mengalami kejadian yang sama berulang kali, mampu mengingat peristiwa dengan jelas, sering mimpi buruk, jantung berbeda kencang, keringat berlebihan, hingga hanya dengan memikirkannya saja dapat membuat mental dan fisik tertekan.

2. Penghindaran

Cenderung menghindari orang, tempat, atau situasi yang mengingatkan mereka terhadap kejadian traumatis, misalnya tidak lagi mau mengemudi karena pernah kecelakaan.

3. Gairah dan Reaktivitas

Menjadi sulit berkonsentrasi, mudah terkejut dengan respon yang berlebihan, tegang, gelisah, selalu waspada, merasa terus dihantui, dan mudah marah.

4. Kognitif dan Suasana Hati

Sering berpikiran negatif tentang diri sendiri, merasa bersalah, khawatir, berkurangnya minat terhadap aktivitas yang biasanya disukai, sulit mengingat bagian penting dari peristiwa, hingga depresi atau panic attack.

Gejala PTSD meliputi flashback, penghindaran, reaktivitas, dan perubahan suasana hati

Diagnosis

Hingga saat ini, belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan  post-traumatic stress disorder diluar dari peristiwa traumatis yang pernah dialami oleh seseorang. Diagnosis PTSD harus dilakukan oleh tenaga profesional yang berkompeten seperti psikiater, psikiatri, atau perawat psikiatri.

Untuk menegakkan diagnosisnya, seseorang harus setidaknya mengalami gejala berikut selama 1 bulan atau lebih:

  • Minimal satu gejala flashback

  • Minimal satu gejala penghindaran

  • Minimal dua gejala gairah dan reaktivitas

  • Minimal dua gejala kognisi dan suasana hati

Umumnya, gejala PTSD dimulai dalam waktu 3 bulan setelah kejadian traumatis, tetapi bisa muncul di kemudian hari. Gejala yang dialami harus cukup parah hingga mengganggu aspek kehidupan sehari-hari seperti pekerjaan dan hubungan dengan orang sekitar. Selanjutnya, 

Penanganan

Perawatan yang biasanya diberikan meliputi psikoterapi, obat-obatan, atau kombinasi dari keduanya. Psikoterapi (terapi bicara) akan membantu seseorang untuk mengidentifikasi dan mengubah emosi, pikiran, serta perilaku yang mengganggunya. Dengan hal tersebut, pengidap PTSD akan diberikan dukungan, pendidikan, dan bimbingan. Perawatan ini biasanya dilakukan 6-12 minggu atau lebih lama.

Penanganan PTSD lain adalah dengan konsumsi obat-obatan seperti selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) atau antidepresan. Obat tersebut membantu seseorang untuk mengelola kesedihan, kekhawatiran, kemarahan, dan mati rasa secara emosional. Selanjutnya, kombinasi antara psikoterapi dan obat-obatan juga dapat dijalankan. 

Segeralah temui tenaga professional ketika merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres

Itulah penjelasan lebih lanjut terkait post-traumatic stress disorder atau PTSD. Dikarenakan peristiwa traumatis tidak mungkin dihindari, maka janganlah ragu untuk mendapatkan pertolongan karena jika tidak, kondisinya bisa semakin parah. Perawatan yang dijalankan pasti akan membantu. Baca artikel informatif lainnya di Newfemme yuk!