Ini Yang Calon Ibu Perlu Ketahui Terkait Persalinan Vagina

Ini Yang Calon Ibu Perlu Ketahui Terkait Persalinan Vagina

Kesehatan 363

Melahirkan merupakan salah satu peristiwa yang akan meninggalkan kesan berharga selama hidup. Setiap persalinan itu unik dan bersifat individual. Satu ibu dengan ibu lainnya akan merasakan pengalaman yang berbeda. Banyak ibu yang memimpikan untuk melakukan persalinan lewat vagina. Lantas, bagaimana sebenarnya persalinan lewat vagina tersebut? Mari ketahui bersama lewat artikel ini.

Shop with Me

Azzura Two Way Cake
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
DVINE COLLAGEN
IDR 980.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Pomona
IDR 90.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Handuk Grosir Murah Berkualitas (Ukuran 70x140)
IDR 85.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Apa itu Persalinan Vagina?

Persalinan vagina adalah ketika seseorang melahirkan melalui vagina, ini merupakan metode persalinan paling umum. Seseorang akan berkontraksi untuk membuka serviks dan mendorong bayi keluar dari vagina. Biasanya, persalinan vagina berlangsung pada usia kehamilan 37 hingga 42 minggu. Ada beberapa jenis persalinan vagina, diataranya yaitu:

  • Persalinan spontan pervagina (terjadi dengan sendirinya tanpa dipicu oleh obat)

  • Persalinan pervagina yang diinduksi (konsumsi obat-obatan atau teknik yang dilakukan untuk memulai persalinan sambil mempersiapkan serviks)

  • Persalinan pervagina yang dibantuk (kelahiran lewat vagina yang terjadi dengan bantuan alat vakum untuk mengeluarkan bayi)

Tahapan Vaginal Delivery

Ketuban yang pecah biasanya merupakan pertanda bahwa bayi akan lahir, seperti mengeluarkan semburan cairan atau hanya berupa tetesan saja. Cairan ini harusnya jernih dan tidak berbau. Persalinan lewat vagina dibagi menjadi 3 tahap yaitu persalinan (labor), kelahiran (birth), dan melahirkan plasenta (delivering the placenta). Berikut ini penjelasan lebih lengkapnya.

1. Persalinan

Tahap pertama persalinan dimulai dengan kontraksi rahim dan harus mencapai pembukaan 10 (jalan lahir terbuka 10 sentimeter) agar bayi dapat dengan mudah melewati vagina. Tahap ini bisa dibagi menjadi persalinan dini, persalinan aktif, dan persalinan transisi. Penjelasannya ketiga tahapan tersebut adalah sebagai berikut.

  • Persalinan dini adalah saat kontraksi dimulai dan serkviks mulai terbuka dan menipis. Pada kondisi ini, biasanya serviks melebar hingga 5 cm.

  • Persalinan aktif adalah ketika terjadi kontraksi kuat yang masing-masing berlangsung selama 1 hingga 3 menit. 

  • Persalinan transisi yaitu waktu tepat di mana serviks belum melebar 10 cm (sebelum mulai mendorong). Tahap ini sangat singkat dan cepat, hanya sekitar satu menit. Biasanya ibu akan berkeringan, muntah, atau merasa gemetas.

2. Kelahiran

Tahap ini dimulai ketika sudah mencapai bukaan 10 dan akan berakhir dengan lahirnya bayi melaui vagina. Ibu akan berkontrasi dengan kuat dan mulai mengejan, ada perasaan seperti ingin buang air besar. Umumnya, perawat akan memandu untuk melakukan dorongan. Butuh waktu beberapa menit hingga jam pada tahap kelahiran, dan biasanya akan lebih cepat jika sudah pernah melahirkan lewat vagina.

Ibu harus mengejan agar bayi bisa lebih cepat untuk lahir

3. Melahirkan Plasenta

Plasenta dan kantung ketuban yang menopang bayi selama dikandungan masih berada di dalam rahim setelah bayi lahir. Oleh karena itu, tahap ini dimulai setelah bayi keluar dari vagina (bisa spontan atau butuh waktu hingga 30 menit) dan berakhir saat plasenta lahir. Perawat akan meminta ibu untuk mengejan agar plasenta dapat keluar, tekanan yang dirasakan tidak sekuat saat kelahiran. 

Setelah bayi lahir, plasenta juga harus ikut dikeluarkan dari rahim dengan cara mengejan

Keuntungan Persalinan Lewat Vagina

Manfaat persalinan yang dilakukan melalui vagina bagi ibu adalah waktu pemulihannya lebih singkat, laktasi dapat dimulai lebih awal, dan punya peluang yang lebih rendah untuk mengalami komplikasi kehamilan di masa mendatang. Sementara bagi bayi adalah peningkatan sistem daya tahan tubuh, rendahnya kemungkinan permasalahan pernapasan, dan kesempatan untuk menyusui (breastfeed) lebih besar.

Risiko dan Mengapa Vaginal Delivery Harus Dihindari

Risiko melakukan vaginal delivery adalah yang paling kecil dibandingkan operasi caesar. Meskipun begitu, ada beberapa komplikasi yang umum dialami saat menjalankannya, seperti kegagalan kontraksi dan bukaan jalan lahir, detak jantung janin tidak teratur, pendarahan, vagina robek, penggumpalan darah pada daerah kaki atau panggul setelah melahirkan, atau preeklampsia pascapersalinan.

Ada alasan-alasan di mana vaginal delivery sebaiknya dihindari, hal ini karena jika tetap dilakukan, dapat membahayakan baik ibu maupun calon bayi. Alasan tersebut diantaranya adalah posisi bayi dalam keadaan sungsang, memiliki plasenta previa (masalah plasenta), infeksi tidak terobati, lesi alat kelamin akibat virus herpes simpleks, dan kondisi kesehatan kronis.

Itulah seluk beluk persalinan lewat vagina yang perlu diketahui, terutama bagi calon ibu baru. Secara umum, ada tiga tahapan yaitu persalinan, kelahiran, dan melahirkan plasenta. Meskipun terkadang prosesnya menyakitkan, namun ada manfaat yang diperoleh dan risiko terjadinya komplikasi lebih kecil. Jika masih punya pertanyaan lain, bisa manfaatkan layanan konsultasi online di Newfemme, ya Ladies!