Light Sleeper: Gampang Terbangun dari Tidur

Light Sleeper: Gampang Terbangun dari Tidur

Kesehatan 2561

Light sleeper adalah orang-orang yang mudah terbangun dari tidur sebagai respon dari gangguan kecil di lingkungan tidurnya. Gangguan tersebut misalnya suara, bau, pergerakan, atau cahaya lampu. Akibatnya, seseorang tidak dapat tidur nyenyak di malam hari dan berdampak pada kualitas tidurnya yang menurun.

Shop with Me

Coffe Latte with others flavor
IDR 21.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sabun Nuvo Cair Kemasan 60 ml
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Zinc Zink Capsule Tiens Original Suplemen Vitamin Penambah Nafsu Makan Anak Peninggi Penggemuk Badan Dewasa Anak Kecerdasan Otak Permanen ampuh Obat herbal Alami Termurah Isi 60 Kapsul
IDR 152.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Dampak jangka panjang dari terganggunya tidur tersebut adalah peningkatan stres, gampang tersinggung, sulit fokus dan berkonsentrasi, serta menjadi lebih peka terhadap rasa sakit. Di sisi lain, kualitas tidur yang buruk dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang, seperti diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskuler, obesitas, dan kanker. Tentunya, kedua dampak tersebut dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari.

Penyebab Seseorang Menjadi Light Sleeper

Sebenarnya, tidak diketahui secara pasti mengapa ada orang dengan tipe light sleeper sementara orang lainnya justru membutuhkan rangsangan yang lebih kuat untuk terbangun (heavy sleepers). Beberapa faktor yang mungkin berkontribusi diantaranya yaitu genetika, riwayat gangguan tidur, hingga lingkungan kamar tidur.

Seorang light sleeper dan heavy sleeper memiliki perbedaan dalam hal kepekaan terhadap rangsangan, yang disebut sebagai ambang gairah (arousal threshold). Ambang batas gairah menggambarkan seberapa kuat suatu stimulus dapat membangunkan seseorang. Seorang light sleeper memiliki tingkat arousal threshold yang lebih rendah daripada heavy sleepers.

Arousal threshold dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti:

  • Tahapan tidur: seseorang yang sedang berada dalam tahap light sleep lebih mudah dibangunkan daripada orang di tahap deep sleep

  • Lamanya waktu terjaga: seseorang lebih mudah tertidur nyenyak jika memiliki waktu terjaga lebih lama

  • Tingkat stress: seseorang yang sedang mengalami banyak tekanan, stres, atau kecemasan lebih mudah terbangun

  • Usia: semakin bertambahnya usia, maka semakin rentang bagi seseorang untuk terbanung di malam hari

Light sleeper bisa diakibatkan oleh tahapan tidur, lamanya waktu terjaga, tingkat stress, dan usia

Cara Mendapatkan Tidur Nyenyak Bagi Light Sleeper

Berdasarkan U.S. Department of Health and Human Services, kebutuhan tidur bervariasi sesuai dengan usia. Orang dewasa membutuhkan 7-8 jam, remaja 8-10 jam, anak sekolah 9-12 jam, anak prasekolah 10-13 jam, balita 11-14 jam, dan bayi 12-16 jam.

Demi mencapai kebutuhan tidur tersebut, bagi orang yang mudah terbangun, direkomendasikan untuk menerapkan good sleep hygiene, termasuk:

  • Menentukan jam tidur dan terapkan secara konsisten

  • Menciptakan lingkungan tidur yang nyaman

  • Menjauhkan gadget sebelum tidur

  • Kasur hanya digunakan untuk tidur

  • Melakukan kebiasaan sehari-hari yang sehat

  • Membatasi asupan kafein

  • Mengurangi jam tidur siang

  • Mengelola stress

Terapkan good sleep hygiene untuk bantu tidur lebih nyenyak

Seorang yang light sleeper tidak memiliki kondisi insomnia, tetapi beberapa obat yang digunakan untuk mengatasi insomnia dapat membantu seorang light sleeper untuk tidur lebih  baik. Salah satu yang dijual bebas adalah suplemen melatonin. Selain itu, ada obat lain yang mungkin diresepkan dokter, seperti zolpidem, eszopiclone, dan rozerem.

Jadi, light sleeper adalah orang yang mudah terbangun akibat gangguan kecil di lingkungan tidurnya. Contoh gangguan tersebut bisa berupa suara, bau, cahaya, dan gerakan. Salah satu cara utama untuk mendapatkan tidur malam yang nyenyak di malam hari  bagi seorang light sleeper adalah dengan menerapkan good sleep hygiene. Jika ternyata cara tersebut belum berhasil, maka cobalah untuk menemui dokter.