Emotional Validation, Bentuk Pengakuan Perasaan Orang Lain

Emotional Validation, Bentuk Pengakuan Perasaan Orang Lain

Kesehatan 838

Emotional validation adalah proses mempelajari, memahami, dan mengungkapkan penerimaan terhadap pengalaman emosional orang lain. Memberikan validasi emosional kepada mereka tandanya kita memahami apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi, mengabaikan, dan menolaknya.

Shop with Me

Serum The Ultimate Brightening Glowing NSY / Anti Acne / Anti Aging / Dark Spot Serum Terbaik Masa Kini Mencerahkan Wajah, Menghilangkan Flek, Mengkenyalkan Kulit, Menyamarkan Noda Bekas Jerawat, Memutihkan Wajah, Anti iritasi dan Dapat Digunakan 14 Thn
IDR 59.900
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
ALOHILOHI PAKET SET BRIGHTENING GLOWING BPOM
IDR 190.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
DVINE COLLAGEN
IDR 980.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Memvalidasi suatu emosi tidak berarti bahwa kita setuju atau menganggap respon emosional seseorang tersebut adalah wajar. Justru itu merujuk pada bagaimana kita menunjukkan atau mengakui pengalaman batin, pikiran, atau perasaan seseorang sebagai hal yang valid tanpa berniat untuk membujuk atau mempermalukan mereka karenanya. 

Kebutuhan Emotional Validation

Orang-orang yang mendapatkan emotional validation akan merasa bahwa orang lain tidak hanya melihat dan mendengarkan emosinya, tetapi juga menerima dan mengakui keberadaan perasaan tersebut. Ketika seseorang tahu bahwa emosinya itu tidak salah atau tidak wajar, mereka cenderung lebih percaya diri, sehingga merasa lebih mampu untuk mengelolanya. 

Emotional validation membantu kita untuk mengasihani diri sendiri, karena dengan itu, kita bisa menghindari rasa malu serta menyalahi diri sendiri. Pada akhirnya, kita bisa menanggapi dan menghadapinya dengan lebih bijak. Emotional validation cukup sering didapatkan dari orang lain, tetapi ini juga bisa datang dari diri sendiri.

Cara Memvalidasi Emosi

Tidak semua orang dapat melakukan emotional validation dengan tepat, justru ini membutuhkan keterampilan. Hal ini karena mungkin tidak semua orang mampu menghormati emosi orang lain, terlebih ketika itu berlawanan dengan prinsipnya. Berikut ini adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mempraktikkan emotional validation. 

  • Dengarkan keluhannya, singkirkan semua gangguan, dan berikan perhatian penuh. 

  • Akui emosi yang dimilikinya, misalnya dengan “kamu terlihat sedang marah, benar begitu?”.

  • Akui sumber emosinya, misalnya dengan “apakah perbuatanku itulah yang menyebabkan kamu marah?”.

  • Validasi emosinya, misalnya dengan “aku tahu kamu marah dan aku minta maaf untuk itu”.

Kita tidak perlu meminta maaf atas perilaku yang kita anggap tidak salah. Namun, sebisa mungkin untuk menghindari sikap defensif, tidak perlu mengungkit hal lain yang tidak diminta atau tidak berhubungan dengan emosi orang lain, bahkan berani bertanggung jawab atas perbuatan kita jika memang itu sumber masalahnya. Intinya, kita hanya perlu mengakui emosi tersebut.

Butuh keterampilan untuk melakukan emotional validation

Dampak Ketika Emosi Tidak Tervalidasi

Tidak mendapatkan validasi atas emosi dapat berdampak pada keadaan psikologis, perilaku, dan emosional. Pertama yaitu memunculkan rasa rendah diri karena merasa bahwa pemikiran dan perilakunya tidak diterima. Kedua yaitu kesulitan mengelola emosi karena menganggap bahwa caranya mengekspresikan emosi itu salah.

Di sisi lain, tidak mendapatkan validasi emosi mungkin membuat kondisi kesehatan mental seseorang terganggu, seperti muncul kecemasan atau bahkan depresi. Hal ini karena mereka menganggap bahwa perasaan dan pikirannya tidak penting bagi orang lain. Kondisinya mungkin menjadi lebih parah ketika memang sudah ada riwayat kesehatan mental tertentu.

Tidak tervalidasinya emosi dapat menyebabkan terganggunya keadaan psikologis

Jadi, emotional validation adalah proses mempelajari, memahami, dan menerima pengalaman emosional orang lain. Hal ini menandakan bahwa kita mengakui apa yang mereka rasakan tanpa menghakimi dan mengabaikannya. Di sisi lain, melakukan validasi emotional bukan berarti kita mewajarkan atau menyetujui perasaan atau perilaku tersebut, ya. Intinya, kita ada untuk mengakuinya.