Gemar Menimbun Barang Tidak Penting? Bisa jadi itu Hoarding Disorder

Gemar Menimbun Barang Tidak Penting? Bisa jadi itu Hoarding Disorder

Kesehatan 392

Hoarding disorder merupakan kondisi kesehatan mental yang ditandai ketika seseorang memiliki keinginan kuat untuk menyimpan harta benda, entah itu barang berharga atau tidak, dan mengalami kesulitan untuk membuangnya. Barang yang kian menumpuk tersebut dapat mengacaukan rumah, sampai pada titik di mana tidak ada ruang yang cukup untuk digunakan.

Shop with Me

Sendok
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
1 DUS / KARTON SO KLIN LIQUID DETERGENT SACHET
IDR 52.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
DVINE COLLAGEN
IDR 980.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Wardah UV Shield Essential Sunscreen Gel SPF 30 PA +++ 40 ml
IDR 35.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Terdapat 3 jenis penimbunan yang mungkin terjadi, yaitu:

1. Penimbunan barang

Menumpuk banyak benda, seperti pakaian, majalah, buku, kertas, bahkan sampah.

2. Penimbunan hewan

Memelihara sangat banyak hewan peliharaan, padahal tidak mampu merawat semuanya.

3. Belanja kompulsif

Tidak dapat menahan diri untuk tidak membeli barang, meskipun sebenarnya itu tidak dibutuhkan.

Hoarding disorder ditandai ketika seseorang menimbun barang dan tidak punya kemauan untuk membuangnya

Hoarding Tidak Sama dengan Collecting

Hoarding (menimbun) dan collecting (mengumpulkan) adalah dua hal yang berbeda. Sebagai seorang collector, biasanya seseorang akan menyimpan jenis barang tertentu, misalnya komik, mata uang, atau perangko. Barang-barang tersebut dikumpulkan secara teratur dan disimpan secara hati-hati. Proses pengumpulan ini tak akan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.

Di sisi lain, orang dengan hoarding disorder tidak melakukan pengorganisasian yang baik. Mereka cenderung menimbun barang-barang yang tak memiliki nilai, seperti mainan rusak, sampah, atau potongan kertas. Pun harta benda tersebut tidak disusun secara teratur. Perilaku seperti ini akan berdampak negatif pada kehidupan sehari-hari.

Gejala Hoarding Disorder

Hoarding disorder sering dimulai pada usia remaja dan memburuk seiring bertambahnya usia, serta mampu menyebabkan masalah yang signifikan terutama pada usia 30-an tahun. Orang dengan kondisi ini merasa memiliki kebutuhan yang kuat untuk menyelamatkan harta bendanya. Di sisi lain, mereka juga dapat secara aktif mencari lebih banyak barang yang tidak dibutuhkan.

Gejala-gejala yang akan terlihat yaitu:

  • Ketidakmampuan untuk membuang harta benda

  • Stress saat berusaha untuk menyingkirkan harta benda

  • Cemas akan kebutuhan barang tertentu di masa depan

  • Tak tahu di mana harus meletakkan barang miliknya

  • Tak memperbolehkan orang lain untuk menyentuh benda miliknya

  • Memenuhi hampir seluruh ruangan untuk menimbun benda

  • Menarik diri dari keluarga dan teman

Beberapa hal yang dipikirkan orang dengan hoarding disorder adalah percaya bahwa suatu barang akan diperlukan di masa depan, percaya bahwa suatu barang tidak tergantikan nilainya, percaya bahwa tidak ada barang yang terlalu murah untuk dibuang, percaya bahwa suatu barang akan mengingatkannya akan peristiwa penting, dan tidak tahu di mana barang harus ditempatkan.

Penyebab

Disamping belum diketahuinya secara pasti penyebab hoarding disorder, mereka dengan kondisi ini diketahui memiliki permasalahan terkait pemrosesan informasi terkait dengan penimbunan, misalnya tidak punya perencanaan yang baik, tidak punya jalan keluar, terlalu terpaku pada suatu barang, atau lemahnya kemampuan visuospasial. 

Selain itu, beberapa faktor risiko lain yang bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya hoarding disorder adalah keturunan, kerusakan otak, trauma, impulsif, tidak bisa menolak barang gratis, substance use disorder, alcohol use disorder, dan Prader-Willi syndrome. Gangguan ini bisa muncul dengan sendirinya atau menjadi bagian dari kondisi kesehatan mental lain.

Hoarding disorder mungkin disebabkan karena adanya permasalahan terkait pemrosesan informasi

Diagnosis

Jarang sekali ada orang dengan hoarding disorder mencari pertolongan sendiri, justru itu terjadi ketika keluarga atau teman mereka memberitahunya. Untuk menegakkan diagnosisnya, seorang profesional kesehatan mental akan mengkaji beberapa kebiasaan, di mana harus ada beberapa kriteria yang dipenuhi, yaitu:

  • Sulit untuk membuang harta benda, padahal sebenarnya tidak memiliki nilai sentimental

  • Merasa punya kebutuhan yang kuat untuk menyimpan barang dan merasa frustasi jika harus membuangnya

  • Terakumulasinya barang di ruangan sehingga menjadi tidak nyaman untuk ditempati

Pengobatan

Sama seperti kesehatan mental lainnya, pengobatan yang dilakukan salah satunya adalah dengan cognitive behavioral therapy. Tujuannya adalah agar seseorang dapat mengerti apa yang menyebabkan mereka menimbun barang dan bagaimana cara mengubah kebiasaan tersebut ke arah yang lebih sehat. Jika diperlukan, seseorang juga mungkin diberikan antidepresan atau psikostimulan.

Jadi, hoarding disorder ditandai ketika seseorang menimbun banyak barang dan tidak punya keinginan untuk membuangnya karena merasa mereka akan membutuhkan itu di masa depan. Sesuatu yang ditimbun ini meliputi pakaian, hewan, benda yang belum tentu bernilai, hingga sampah sekalipun. Yuk telusuri website Newfemme untuk dapatkan artikel kesehatan lainnya!