Schizoid personality disorder (ScPD) atau gangguan kepribadian skizoid termasuk ke dalam salah satu kondisi kesehatan mental yang ditandai dengan pola keterpisahan yang konsisten dan ketidaktertarikan umum dalam hubungan sosial. Mereka mungkin lebih suka menyendiri, tidak terikat, atau jauh dari orang lain.
Shop with Me
IDR 152.000
IDR 1.260.000
Rentang emosi yang dimiliki cenderung terbatas saat berinteraksi dengan orang-orang di sekitar. Mereka tidak berinteraksi karena takut akan dikritik atau dikomentari tetapi memang karena tidak adanya ketertarikan untuk membangun suatu hubungan dengan orang lain di sekitarnya. Umumnya kondisi ini mulai terjadi saat remaja, tetapi bisa lebih awal daripada itu.
Skizoid vs Skizofrenia
Sebutannya memang terlihat mirip, tetapi keduanya bukanlah kondisi yang sama. Orang dengan skizofrenia mengalami kombinasi halusinasi, delusi, serta pemikiran dan perilaku yang sangat tidak teratur. Hal itu menyebabkan keseharian mereka akan terganggu. Sementara orang dengan gangguan kepribadian skizoid tidak mengalami halusinasi atau delusi serta kondisinya tidak terlalu memengaruhi kehidupan sehari-hari.
Skizoid dan skizofrenia adalah dua hal berbeda
Ciri-Ciri
Sebenarnya, orang dengan schizoid personality disorder merasa kesulitan untuk mengekspresikan diri secara emosional dan membangun hubungan dengan orang baru, padahal sebenarnya ingin itu terjadi. Akibatnya, orang-orang menganggap mereka adalah pribadi yang pendiam atau private. Berdasarkan The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th edition), berikut ciri-cirinya:
1. Menghindari hubungan dekat
Ada perasaan bahwa keamanan dirinya adalah yang paling utama karena orang lain bisa saja berpotensi sebagai sumber berbahaya. Hal ini menyebabkan seseorang menahan diri untuk terlalu dekat secara personal.
2. Lebih menyukai kegiatan soliter
Menyukai kegiatan yang hanya melibatkan diri sendiri, seperti membaca atau pekerjaan yang lebih baik dilakukan di rumah saja. Mereka membutuhkan waktu untuk sendiri karena bersosiali akan menguras tenaganya.
3. Minat yang rendah terhadap seks
Karena sedikitnya minat untuk membangun hubungan orang lain, maka ketertarikan akan seks pun menjadi rendah.
4. Sering tidak bersemangat
Merasa bahwa tubuhnya adalah sebuah mesin yang dioperasikan, sehingga menganggap pengalaman sehari-hari tidak berarti.
5. Hanya punya sedikit teman atau orang kepercayaan
Lagi-lagi dikarenakan anggapan bahwa orang lain itu berbahaya, sehingga tidak banyak membentuk hubungan baru.
6. Tidak terlalu peduli dengan apa yang dipikirkan orang lain
Hubungan interpersonal dengan orang lain tidak begitu berarti, jadi timbul ketidakpedulian terhadap pemikiran orang lain terhadap dirinya.
7. Menyimpan emosi untuk diri sendiri
Kesulitan untuk mempercayai orang lain tentu menyebabkan seseorang tidak mau secara sukarela berkeluh kesah. Maka dari itu, ada kecenderungan untuk menyimpan perasaan dan emosi seorang diri.
Orang dengan schizoid personality disorder lebih suka menyendiri dan menyimpan emosinya sendiri
Penyebab
Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya schizoid personality disorder, karena kasusnya jarang ditemui. Namun terdapat 2 faktor yang mungkin berkontribusi untuk mengembangkannya, yaitu faktor genetik (lebih besar kemungkinannya jika punya orang tua dengan gangguan kepribadian yang sama) dan faktor lingkungan (penelantaran, tidak diasuh oleh orang tua kandung, kemiskinan, atau penyakit).
Diagnosis
Gangguan kepribadian biasanya mulai berkembang sejak kanak-kanak, remaja, dan dewasa awal. Khusus untuk personality disorder, biasanya seseorang baru bisa didiagnosis setelah berusia 18 tahun. Mereka biasanya mendatangi tenaga profesional hanya ketika mengalami kecemasan atau depresi karena mayoritas tidak menganggap ada yang berbeda pada dirinya.
Perawatan
Dikarenakan kasusnya masih jarang ditemui, maka pilihan pengobatan untuk schizoid personality disorder pun masih terbatas. Meskipun begitu, psikoterapi adalah bentuk penanganan utama. Sayangnya, karena mereka sendiri tidak tertarik dengan hubungan sosial, maka sulit bagi dirinya untuk termotivasi agar berubah karena bantuan orang lain.
Jenis psikoterapi yang bisa dilakukan adalah terapi keluarga (karena banyak yang datang atas keinginan anggota keluarga), terapi kelompok (membantu keterampilan sosial dengan pengawasan dari psikolog atau terapis), atau cognitive behavioral therapy (membantu agar seseorang dapat mengerti pentingnya hubungan dengan orang lain).
Jadi, orang dengan schizoid personality disorder itu tidak tertarik untuk membangun hubungan yang lebih dekat dengan orang lain. Salah satu alasannya adalah karena orang lain berpotensi untuk mengganggu keamanannya. Maka dari itu, mereka cenderung terlihat pendiam dan hanya punya sedikit kerabat dekat. Tertarik dengan artikel kesehatan wanita lainnya? Yuk cari tahu di Newfemme!