Deodoran dan Antiperspirant Bisa Bikin Kanker Payudara Nggak Sih?

Deodoran dan Antiperspirant Bisa Bikin Kanker Payudara Nggak Sih?

Kesehatan 264

Alasan yang menyebabkan munculnya anggapan bahwa penggunaan deodoran atau antiperspirant dapat meningkatkan risiko kanker payudara adalah karena pada kebanyakan kasus, kanker payudara terletak di area bagian atas yang dekat dengan ketiak. Meskipun begitu, terdapat dua bahan kimia utama yang sering dianggapkan cukup mengkhawatirkan jika terserat oleh kulit yaitu aluminum dan paraben.

Shop with Me

Handuk Grosir Murah Berkualitas (Ukuran 70x140)
IDR 85.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Mamypoko
IDR 80.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Poise Day Cream Lumwhite + SPF Tube 20 gr - Whitening Day Cream
IDR 18.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Eteris Spray #WFHedition | Spray Anti Nyamuk Alami | Aromaterapi (2 Pcs)
IDR 27.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Aluminum adalah bahan aktif yang terkandung dalam antiperspirant dan berfungsi untuk mengurangi keringat di ketiak. Jenis aluminum yang biasanya tercantum adalah aluminum chlorohydrate, aluminum compounds, aluminum salts, atau aluminum zirconium tetrachlorohydrex GLY. Untuk mengurangi paparannya, maka gantilah penggunaannya dengan deodoran.

Sementara itu, paraben adalah bahan pengawet yang berfungsi untuk mencegah tumbuhnya jamur, bakteri, dan ragi. Jenis paraben yang biasanya digunakan adalah butylparaben, ethylparaben, methylparaben, atau propylparaben. Berdasarkan Food and Drug Administration, mayoritas deodoran tidak mengandung bahan ini, meskipun ada beberapa produk mungkin.

Hubungan antara Aluminum dengan Kanker Payudara

Berdasarkan ACS, aluminum merupakan bahan kimia yang dapat diserap oleh kulit dan bisa menyebabkan perubahan pada reseptor hormon estrogen pada sel payudara. Beberapa peneliti menyatakan bahwa penggunaan antiperspirant mungkin menyebabkan risiko terjadinya kanker payudara adalah karena estrogen tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan sel kanker dan nonkanker payudara.

Di sisi lain, tidak jelas seberapa banyak aluminum yang diserap sehingga bisa menyebabkan peningkatan risiko kanker payudara. Pun ketika dilakukan uji kandungan aluminum, konsentrasinya tidak berbeda signifikan jika dibandingkan antara sel kanker dengan jaringan normal di sekitarnya. Maka dari itu, tidak jelas hubungannya antara antiperspirant yang mengandung aluminum dengan kanker payudara. 

Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa antiperspirant dapat meningkatkan risiko kanker payudara

Hubungan antara Paraben dengan Kanker Payudara

Lagi-lagi, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa paraben meningkatkan risiko kanker payudara. Senyawa ini dapat diserap melalui kulit dan banyak terkandung di dalam makanan dan produk kecantikan. Penyebab munculnya pendapat hubungan antara keduanya adalah karena paraben memiliki sifat seperti estrogen yang lemah, sehingga berpotensi untuk mengaktifkan reseptor hormon kanker payudara.

Banyak studi yang menyanggah bahwa paraben dapat menyebabkan risiko masalah kesehatan apa pun, termasuk kanker payudara. Hal ini karena ada juga senyawa lain, yang bukan dari deodoran, bertindak seperti estrogen yang diproduksi secara alami. Meskipun begitu, masih ada beberapa orang yang memang berusaha untuk menghindari senyawa ini.

Belum ada bukti yang menunjukkan bahwa deodoran dapat meningkatkan risiko kanker payudara

Faktor Risiko Kanker Payudara

Setelah mengetahui bahwa baik deodoran maupun antiperspirant tidak terbukti memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker payudara, kita sebagai wanita harus tetap mawas diri terhadap beberapa faktor risiko, baik yang tidak bisa diubah dan bisa diubah, terhadap kejadian kanker payudara, seperti:

1. Faktor Risiko yang Tidak Bisa Diubah

  • Pertambahan usia, terutama lebih dari 50 tahun

  • Mutasi genetik

  • Terpapar hormon lebih lama (cepat menstruasi dan lambat menopause)

  • Memiliki payudara yang padat sehingga lebih banyak jaringan ikat dan mengakibatkan sulitnya deteksi tumor lewat mammogram

  • Riwayat pribadi kanker payudara atau penyakit payudara lainnya

  • Riwayat kanker payudara dalam keluarga

  • Riwayat terapi radiasi pada dada atau payudara

  • Paparan obat dietilstilbestrol (DES)

2. Faktor Risiko yang Bisa Diubah

  • Tidak aktif secara fisik

  • Kelebihan berat badan atau obesitas terutama setelah menopause

  • Melakukan terapi hormon terutama estrogen dan progesteron

  • Riwayat reproduksi seperti kehamilan pertama di atas 30 tahun, tidak menyusui, dan tidak pernah hamil cukup bulan

  • Konsumsi alkohol

Jadi, baik penggunaan deodoran maupun antiperspirant tidaklah meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara, setidaknya hingga saat ini belum ada studi yang menunjukkan hubungan diantara keduanya. Yang pasti, setiap wanita harus selalu aware terhadap kesehatan payudara sendiri ya, bisa dengan SADARI,  mammogram, atau pemeriksaan lengkap payudara. Yuk baca artikel menarik lain di Newfemme!