Androphobia, Ketika Wanita Takut Terhadap Pria

Androphobia, Ketika Wanita Takut Terhadap Pria

Kesehatan 297

Keberadaan seorang pria terkadang menyebabkan munculnya ketakutan, terutama ketika bukan merupakan seseorang yang dikenali. Namun, ketika ketakutan itu berubah menjadi sesuatu yang berlebihan sehingga sama sekali tidak mau berada di dekat pria, mungkin telah mengacu pada ketakutan ekstrem terhadap pria (androphobia). Simak penjelasan lengkapnya dalam artikel ini.

Shop with Me

One set crinkle
IDR 99.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Handuk Grosir Murah Berkualitas (Ukuran 70x140)
IDR 85.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
ALOHILOHI PAKET SET BRIGHTENING GLOWING BPOM
IDR 190.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
T-shirt
IDR 150.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Pengertian

Androphobia diartikan sebagai ketakutan ekstrim terhadap pria, bahkan pada sebagian orang yang mengalaminya, hanya dengan melihat foto saja bisa merasakan takut yang luar biasa. Wanita dua kali lebih mungkin mengalami androphobia. Kemudian, tinggal bersama seseorang yang mengalami ketakutan tersebut bisa menjuruskan orang lain untuk mengalami hal yang sama.  

Jika punya keluarga yang memiliki fobia atau gangguan kecemasan lainnya, akan ada risiko untuk mengalami androphobia pula. Selain itu, faktor risiko terjadinya androphobia bisa meningkat ketika memiliki ketakutan ekstem yang lain, gangguan kecemasan, gangguan panik, dan gangguan penggunaan obat-obatan.

Penyebab

Meskipun tidak secara pasti apa yang bisa menyebabkan seseorang mengalami fobia, namun androphobia bisa terjadi karena adanya pengalaman masa lalu yang menakutkan atau traumatis dengan laki-laki, terutama pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan hingga beranjak dewasa. Bentuk pengalaman atau peristiwa yang bisa menjadi pemicu munculnya androphobia adalah:

  • Korban pelecehan seksual anak atau kekerasan dalam rumah tangga

  • Berada di lingkungan di mana pria merupakan seorang penindas atau sebagai pemegang otoritas

  • Kekerasan seksual atau pemerkosaan

  • Mendengar cerita kejahatan pria dari orang lain

Ada berbagai bentuk ketakutan yang terjadi dan bisa berbeda-beda setiap orang, seperti takut dengan laki-laki lain selain pasangan, selalu mengalami serangan panik ketika berada di dekat laki-laki, cemas hanya dengan memikirkan berada di dekat atau karena melihat foto pria, takut ketika pria semakin mendekat, serta sama sekali tidak ingin berada di sekitar pria.

Androphobia sering dimulai sejak kecil dan berlanjut hingga dewasa karena pengalaman traumatis terhadap pria

Gejala

Pada anak-anak, biasanya akan menunjukkan gejala seperti berteriak, menangis, melarikan diri, atau menyembunyikan diri. Respon tersebut mampu berkembang semakin parah seiring bertambahnya usia. Pada orang dewasa, respon fisik tidak dapat dikendalikan meskipun mereka tahu bahwa ketakutan itu ada dan sangat tidak rasional. Gejala androphobia beragam, mulai dari ringan hingga ekstrem, seperti:

  • Pusing, sakit kepala

  • Mulut kering

  • Tidak bisa berbicara atau gagap

  • Mual, sakit perut

  • Keringat berlebihan

  • Detak jantung kencang, sesak napas

  • Otot menegang

Gejala yang bisa terjadi adalah pusing, tidak bisa berbicara, keringat berlebihan, hingga otot menegang

Diagnosis

Tidak ada pemeriksaan khusus yang dilakukan untuk mendiagnosis androphobia, melainkan identifikasinya sama dengan pengkajian untuk fobia lain pada umumnya, seperti gejala, riwayat medis, dan pengalaman sosial. Seseorang harus memenuhi beberapa kriteria agar diagnosis tersebut dapat ditegakkan, seperti:

  • Ketakutan yang intens terhadap pria selama minimal 6 bulan

  • Gejala selalu muncul ketika berada di dekat atau memikirkan pria

  • Cemas dan takut berlebihan sehingga selalu berupaya untuk menghindari situasi di mana pria akan muncul.

  • Ketakutan memengaruhi kemampuan untuk beraktivitas, bekerja, bersosialisasi, dan menikmati hidup.

  • Perasaan cemas dan takut tidak sesuai dengan tingkat bahaya yang sebenarnya

Penanganan

Umumnya, untuk mengatasi androphobia, seseorang akan mendatangi tenaga profesional untuk kesehatan mental dan psikoterapis. Bentuk penanganan yang dilakukan adalah terapi perilaku kognitif yang bertujuan untuk membantu seseorang mampu mengubah persepsi dan responnya terhadap situasi yang menjadi pemicu gejala ketakutan muncul.

Selanjutnya yaitu terapi pemaparan yang bertujuan untuk melatih seseorang agar mampu menghadapi ketakutannya dengan cara pemaparan terus-menerus situasi atau gambar yang memicu gejala, kemudian belajar untuk menghadapinya, sehingga perlahan bisa mengurangi gejala kecemasan. Terapi ini biasanya dilakukan pada orang yang mengalami fobia spesifik.

Terakhir adalah dengan pendekatan medis yaitu konsumsi obat-obatan seperti anti kecemasan, ada yang dikonsumsi jangka pendek dan jangka panjang. Biasanya obat-obatan tersebut dimakan ketika seseorang berada dalam masa transisi saat belajar untuk berada di dekat pria sambil meminimalkan gejala yang muncul. 

Itulah penyebab dari androphobia, mulai dari pengalaman traumatis terhadap pria, hingga hanya dengan mendengar cerita dari orang lain tentang kejahatan laki-laki. Upaya untuk meminimalkan gejalanya adalah dengan terapi perilaku kognitif, terapi pemaparan, dan konsumsi obat. Telusuri artikel menariknya hanya di Newfemme!