Mengenal Tuberkulosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Mengenal Tuberkulosis: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Kesehatan 109

Pengertian Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis (TBC) adalah infeksi bakteri menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. TBC biasanya menyerang paru-paru, namun dapat juga mempengaruhi organ tubuh lainnya seperti ginjal, tulang, dan sistem saraf pusat. Infeksi ini menyebar melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan orang lain menghirup tetesan kecil yang mengandung bakteri tersebut.

TBC dapat berkembang menjadi bentuk aktif jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat menahan bakteri, mengakibatkan gejala seperti batuk berkepanjangan, demam, keringat malam, dan penurunan berat badan. TBC dapat diobati dengan penggunaan antibiotik jangka panjang. Pencegahan melibatkan vaksinasi, ventilasi yang baik, dan pemantauan rutin pada individu yang berisiko tinggi.

Gejala Tuberkulosis

Gejala TBC dapat bervariasi tergantung pada bagian tubuh yang terkena infeksi. Gejala umum TBC paru-paru meliputi:

  • Batuk Berkepanjangan: Batuk yang berlangsung lebih dari tiga minggu, sering disertai dengan darah atau dahak berdarah.
  • Nyeri Dada: Rasa nyeri atau ketidaknyamanan di dada yang mungkin memburuk dengan batuk atau bernapas dalam-dalam.
  • Demam: Demam ringan hingga sedang yang tidak kunjung sembuh.
  • Keringat Malam: Berkeringat banyak di malam hari
  • Penurunan Berat Badan: Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
  • Kelelahan: Rasa lelah yang tidak wajar dan berkelanjutan.

Jika TBC menyebar ke bagian tubuh lain, seperti ginjal, tulang, atau sistem saraf pusat, gejala dapat mencakup nyeri tulang, gangguan fungsi ginjal, atau gejala sistem saraf pusat seperti sakit kepala dan kebingungan.

Penyebab Tuberkulosis

TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran bakteri ini terjadi melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, melepaskan tetesan kecil yang mengandung bakteri. Orang lain dapat terpapar dan terinfeksi jika mereka menghirup tetesan tersebut.

Faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terinfeksi TBC meliputi:

  • Sistem Imun yang Lemah: Kondisi seperti HIV/AIDS atau penggunaan obat imunosupresif dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.
  • Kondisi Kesehatan Lainnya: Diabetes, malnutrisi, dan penyakit kronis lainnya dapat meningkatkan risiko.
  • Kontak Dekat: Berada dalam lingkungan dengan orang yang terinfeksi TBC, terutama dalam kondisi yang padat.
  • Lingkungan: Tinggal di daerah dengan prevalensi TBC yang tinggi.

Diagnosa Tuberkulosis

Pengecekan tuberkulosis (TBC) melibatkan beberapa metode untuk memastikan diagnosis yang akurat:

1. Tes Kulit Tuberkulin (Tes Mantoux)

Menggunakan injeksi tuberkulin di bawah kulit untuk melihat apakah ada reaksi di area tersebut setelah 48-72 jam.

2. Rontgen Dada

Menggunakan sinar-X untuk melihat apakah ada lesi atau perubahan di paru-paru yang mungkin disebabkan oleh TBC.

3. Tes Dahak

Mengumpulkan sampel dahak dari paru-paru dan menganalisisnya di laboratorium untuk menemukan bakteri Mycobacterium tuberculosis.

4. Tes Molekuler (misalnya, PCR)

Menggunakan teknik untuk mendeteksi materi genetik bakteri TBC dalam sampel dahak.

5. Tes Kultur

Mengembangkan sampel bakteri dari dahak atau cairan tubuh lainnya untuk memastikan kehadiran *Mycobacterium tuberculosis*.

6. Tes Biopsi

Dalam beberapa kasus, biopsi dari jaringan paru-paru atau kelenjar getah bening bisa dilakukan untuk mendiagnosis TBC.

Metode yang digunakan sering bergantung pada gejala, riwayat medis, dan hasil dari tes awal.

Pengobatan Tuberkulosis

Pengobatan TBC memerlukan penggunaan beberapa antibiotik secara bersamaan untuk waktu yang lama, biasanya enam hingga sembilan bulan, untuk memastikan bahwa semua bakteri dihilangkan dan mencegah resistensi obat. Regimen pengobatan standar melibatkan:

  • Antibiotik: Obat-obatan yang biasanya digunakan meliputi Isoniazid, Rifampicin, Ethambutol, dan Pyrazinamide. Penggunaan antibiotik yang tepat sangat penting untuk keberhasilan pengobatan.
  • Pemantauan: Pasien harus menjalani pemantauan rutin untuk memastikan bahwa obat bekerja dengan baik dan untuk mengidentifikasi efek samping.
  • Kepatuhan Pengobatan: Kepatuhan terhadap regimen pengobatan sangat penting untuk mencegah perkembangan TBC resistan obat dan memastikan pemulihan penuh.

Pencegahan Tuberkulosis

Untuk mencegah penyebaran TBC, beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah:

  • Vaksinasi: Vaksin BCG (Bacillus Calmette-Guérin) dapat membantu melindungi terhadap bentuk TBC berat, terutama pada anak-anak.
  • Hindari Kontak: Menghindari kontak dekat dengan orang yang diketahui terinfeksi TBC aktif
  • Ventilasi yang Baik: Menjaga ventilasi yang baik di tempat tinggal dan area kerja.
  • Pengujian dan Skrining: Melakukan skrining rutin pada kelompok berisiko tinggi untuk mendeteksi infeksi dini.

Kesimpulan

Tuberkulosis adalah infeksi serius yang memerlukan perhatian medis dan pengobatan yang tepat. Memahami gejala, penyebab, dan metode pengobatan TBC adalah kunci untuk menangani dan mencegah penyebaran penyakit ini. Jika Anda mengalami gejala TBC atau memiliki risiko tinggi, segera konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk diagnosis dan perawatan yang tepat.