Menangis Tanpa Sebab: Tunggu, Ada Alasan Logisnya Kok!

Menangis Tanpa Sebab: Tunggu, Ada Alasan Logisnya Kok!

Kesehatan 194

1. Depresi

Penyebab paling umum seseorang menangis tanpa sebab bisa jadi adalah depresi. Kondisi ini ditandai dengan suasana hati buruk yang berlangsung selama mingguan, bulanan, atau tahunan. Mereka yang depresi biasanya sangat mudah atau sangat sering menangis daripada mereka yang tidak mengalaminya.

Tidak hanya lebih rentan untuk menangis, orang yang depresi juga besar kemungkinannya mengalami gejala lain, seperti perubahan nafsu makan, kesulitan tidur, kelelahan, kehilangan minat pada aktivitas yang disukai, merasa putus asa atau hampa, serta merasakan sakit fisik pada tubuh, dan bahkan berpikiran untuk mengakhiri hidup.

2. Burnout

Kesehatan mental memang menjadi pemicu gejolak emosional yang mengganggu. Burnout adalah kelelahan mental dan fisik akibat stres berlebihan dan berkepanjangan, biasanya dialami oleh seorang pekerja atau mahasiswa. Kondisi ini bisa mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengatur emosi negatif, termasuk salah satunya menangis.

3. Kecemasan

Kecemasan adalah kondisi kesehatan mental yang melibatkan tingkat ketakutan, kekhawatiran, atau panik yang meningkat. Gangguan ini dapat membuat seseorang merasa rentan dan kehilangan kendali terhadap dirinya sendiri, yang bisa memicu se sebuah tangisan tanpa sebab.

4. Menstruasi

Fluktuasi hormon selama menstruasi bisa menyebabkan gejala emosional dan fisik yang disebut sindrom pramenstruasi (PMS), yang sering kali menjadi alasan mengapa seorang wanita tiba-tiba menangis. Maka dari itu, wanita sering menuntut untuk dimengerti ketika datang bulan, tetapi bukan berarti ini boleh dijadikan sebuah excuse ya.

Fluktuasi hormon selama menstruasi atau kehamilan dapat memicu seseorang menangis tanpa sebab

5. Kehamilan

Setelah melahirkan, perubahan hormon dapat memengaruhi suasana hati seseorang. Tak jarang, seorang itu justru menangis lebih sering dari biasanya. Hal ini tergolong wajar akibat kelelahan. Namun, jika ternyata perasaan sedih tersebut ternyata berlangsung lebih dari 2 minggu, bisa jadi itu adalah pertanda kondisi lain, misalnya depresi pasca melahirkan (postpartum depression).

6. Bipolar Disorder

Bipolar disorder menyebabkan seseorang mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, terlalu tinggi atau terlalu rendah, termasuk salah satunya yaitu menangis tiba-tiba. Namun, tidak semua orang dengan bipolar mengalami tingkat emosi yang sama. Mereka dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu Bipolar I dan Bipolar II.

  • Bipolar I adalah kondisi di mana seseorang mengalami episode manik yang durasinya minimal seminggu disertai episode depresi terpisah

  • Bipolar II melibatkan periode depresi dan episode manik dengan tingkat kebahagiaan yang tidak seintens pada Bipolar I. Baca selengkapnya di sini.

7. Berduka

Kondisi berduka adalah proses kompleks yang terjadi ketika seseorang kehilangan sesuatu yang penting bagi mereka, entah itu orang tua, keluarga, pasangan, atau kerabat. Tangisan seringkali, atau mungkin selalu, menjadi bagian dari proses. Bagi beberapa orang, ini mungkin dapat berubah menjadi depresi, terutama jika duka tersebut rumit atau tidak mereda seiring waktu.

8. Pseudobulbar Affect

Pseudobulbar affect (PBA) adalah kondisi otak yang membuat seseorang menangis tanpa bisa dikendalikan. Hal ini disebabkan oleh masalah di otak yang membuat emosi dan refleks tidak terkendali. Pseudobulbar affect bisa terjadi karena berbagai kondisi, seperti stroke, demensia, amyotrophic lateral sclerosis, multiple sclerosis, Parkinson’s disease, Wilson’s disease, tumor otak, atau cedera otak.

Pseudobulbar affect adalah kondisi otak yang dapat membuat emosi tak terkendali

Dari berbagai alasan yang telah disebutkan di atas, ternyata menangis tanpa sebab tidaklah benar-benar tanpa alasan. Meskipun terasa tiba-tiba, tangisan ini tetap memiliki penyebab yang mendasari, baik itu berkaitan dengan kondisi kesehatan mental seperti depresi, kecemasan, atau bipolar disorder, maupun faktor fisik seperti fluktuasi hormon atau pseudobulbar affect.