6 Tips Terapkan Pola Makan Sehat, Jangan Mau Ribet Sendiri!

6 Tips Terapkan Pola Makan Sehat, Jangan Mau Ribet Sendiri!

Kesehatan 194

Ladies, menurutmu, apa itu “pola makan sehat”? Orang-orang pasti akan mendefinisikannya dengan cara yang berbeda, tetapi pada intinya, semua akan sepakat bahwa itu adalah pola makan yang paling mendukung kesehatan dan kesejahteraan. Memang kelompok makanan tertentu terbukti mampu mencegah risiko penyakit, tetapi kembali lagi, semua harus disesuaikan dengan kebutuhan. Maka dari itu, coba pertimbangkan faktor-faktor berikut ini untuk menentukan arti dari “pola makan sehat” itu sendiri.

1. Komposisi Makronutrien

Bagi sebagian orang, pola makan sehat mungkin diartikan ketika mereka secara mandiri menghitung kalori dan zat gizi yang dikonsumsi, terutama jika tujuan utamanya adalah untuk menurunkan berat badan. Setidaknya, terkandung karbohidrat, protein, lemak, dan serat dalam satu piring makan. Di sisi lain, ada pula mereka yang hanya memperhatikan kualitas makanannya secara keseluruhan.

Jika berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium atau penilaian subjektif didapatkan hasil kekurangan zat gizi tertentu (defisiensi), maka menjadi penting bagi setiap orang untuk mengonsumsi lebih banyak makanan yang kaya akan zat gizi tersebut. Misalnya pada orang anemia, dianjurkan untuk konsumsi lebih banyak zat besi, yang sumbernya bisa dari protein hewani, protein nabati, serta sayur-sayuran.

Pastikan tersedia sumber karbohidrat, protein, lemak, serta serat dalam satu piring makan

2. Kualitas Makanan

Kualitas makanan yang “baik” umumnya merujuk pada jenis makanan yang dibeli atau dikonsumsi dalam bentuk alaminya atau bahan-bahan yang melewati proses secara minimal. Buah dan sayuran segar, biji-bijian utuh, serta sumber protein rendah lemak seperti ikan dan tahu lebih baik kualitasnya dibandingkan makanan kemasan dengan klaim "sehat".

3. Respon Tubuh

Penting untuk memperhatikan bagaimana tubuh kamu merespons makanan yang dikonsumsi. Jika mengalami gejala pencernaan tertentu atau merasa tidak nyaman setelah mengonsumsi makanan tertentu, itu mungkin pertanda bahwa makanan tersebut tidak cocok untukmu. Misalnya, jika kamu sakit perut setelah konsumsi susu sapi, maka cobalah beralih ke susu yang dibuat dari bahan nabati, seperti almond atau kedelai.

4. Sesuaikan dengan Tingkat Aktivitas

Aktivitas fisik dan kebutuhan gizi berjalan seiringan. Semakin tinggi aktivitas fisik, maka semakin tinggi juga kebutuhan kalori harian kita. Maka dari itu, jika kamu aktif secara fisik, pastikan pola makanmu juga telah mencukupi kebutuhan tubuh untuk membakar energi dan nutrisi yang diperlukan. Jika tidak, besar kemungkinannya berat badan menjadi turun.

5. Kondisi Medis Tertentu

Pada kondisi medis tertentu, jumlah kalori harian dan komposisi makronutrien yang dibutuhkan oleh setiap orang akan berbeda. Misalnya pada orang obesitas dan penyakit jantung, maka mereka sebaiknya menghindari konsumsi makanan tinggi lemak.. Di sisi lain pada pasien diabetes, konsumsi karbohidrat sederhana yang harus dibatasi. Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menyesuaikan pola makan dengan kondisi medis jika ada.

6. Sesuaikan dengan Budget

Ingat, makan sehat tidak selalu mahal. Ada banyak pilihan makanan yang bergizi dengan harga terjangkau, pun itu juga akan lebih murah jika kamu memasaknya sendiri di rumah. Kamu tidak perlu membeli buah-buahan seharga ratusan ribu, alih-alih belilah buah-buahan lokal yang lebih murah dan mudah diakses. 

Makan sehat tidak harus mahal

Pola makan sehat bersifat subjektif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing orang. Beberapa faktor yang harus diperhatikan antara lain yaitu komposisi makronutrien, kualitas makanan, respon tubuh, tingkat aktivitas, kondisi medis tertentu, dan tentunya anggaran. Apa definisi pola makan sehat menurutmu? Yuk sharing!