Mengenal Komplikasi Kehamilan Plasenta Akreta

Mengenal Komplikasi Kehamilan Plasenta Akreta

Kesehatan 88

Plasenta akreta adalah kondisi di mana plasenta menempel terlalu dalam ke dalam dinding rahim dan akhirnya sulit untuk lepas setelah melahirkan. Umumnya kondisi ini didiagnosis selama kehamilan atau persalinan. Pada kasus yang parah, dapat menyebabkan pendarahan vagina yang mengancam jiwa.

Kondisi tersebut menyebabkan seseorang perlu menjalani operasi caesar diikuti dengan pengangkatan rahim. Secara umum, plasenta akreta dibedakan menjadi 3 jenis, tergantung dari seberapa dalam plasenta menempel di dinding rahim. Berikut penjelasannya.

1. Plasenta Akreta

Plasenta menempel kuat ke dinding rahim, tetapi tidak memengaruhi otot-otot rahim. Jenis ini adalah yang paling umum terjadi. 

2. Plasenta Inkreta

Plasenta menempel lebih dalam ke dinding rahim, tetapi melekat erat ke otot rahim.

3. Plasenta Perkreta

Plasenta menempel ke dalam hingga melewati dinding rahim, sehingga bisa berdampak pada organ lain seperti usus atau kandung kemih. Jenis ini adalah yang paling parah.

Plasenta akreta terjadi ketika plasenta melekat terlalu dalam ke dinding rahim 

Gejala

Plasenta akreta umumnya tidak bergejala, tetapi beberapa orang mungkin mengalami pendarahan di kehamilan trimester tiga (minggu 28-40) atau nyeri pada area panggul (karena plasenta menekan organ lain). Plasenta tidak secara langsung membahayakan janin, tetapi seringkali mengakibatkan kelahiran prematur. Ketika ini terjadi, pengaruhnya terhadap wanita adalah:

  • Kelahiran prematur

  • Kerusakan rahim atau organ disekitarnya seperti kandung kemih dan ureter.

  • Transfusi darah ketika mengalami pendarahan yang parah, terkadang harus dirawat di ICU

  • Masalah pembekuan darah

  • Kehilangan kesuburan jika harus dilakukan histerektomi

  • Gagal paru-paru atau ginjal

  • Kematian

Dibutuhkan transfusi darah ketika terjadi pendarahan yang parah

Penyebab

Kondisi ini disebabkan oleh adanya kelainan pada rahim, biasanya karena kerusakan atau pernah menjalani operasi yang melibatkan rahim. Meskipun begitu, ini juga bisa terjadi pada orang-orang yang tidak pernah menjalani operasi rahim. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan insiden plasenta akreta berisiko lebih tinggi, yaitu:

  • Riwayat melahirkan secara caesar

  • Riwayat plasenta previa

  • Riwayat kuretase

  • Riwayat operasi rahim

  • Plasenta tumbuh di lokasi yang tidak seharusnya

  • Pernah hamil lebih dari satu kali

Diagnosis

Dikarenakan mayoritas kondisinya tidak bergejala, maka plasenta akreta biasanya seseorang mendapat diagnosis plasenta akreta selama kehamilan saat dilakukan pemeriksaan USG prenatal. Kemudian, untuk mengetahui seberapa dalam plasenta menempel dan menembus dinding rahim, harus dilakukan pemeriksaan MRI. 

Kondisi ini juga bisa didiagnosis ketika melahirkan. Seharusnya, plasenta juga akan keluar akibat kontraksi rahim setelah kurang lebih 30 menit bayi dilahirkan. Namun jika itu tidak terjadi, maka dokter bisa menyimpulkan mungkin plasenta akreta telah terjadi. Plasenta akreta sebaiknya bisa didiagnosis sedini mungkin. Tujuannya adalah agar ibu dan bayi bisa mendapat perawatan yang lebih baik.

Pengobatan

Jika plasenta akreta telah diketahui sebelum waktu kelahiran, maka kehamilan akan dipantau dengan ketat. Salah satunya bentuknya adalah menjalani rawat inap di rumah sakit atau  beristirahat di tempat tidur. Tujuannya adalah untuk menghindari kelahiran prematur. Jika sudah di usia kehamilan 34-37 minggu, direkomendasikan agar bayi dilahirkan secara caesar untuk mengurangi risiko pendarahan akibat kontraksi.

Apabila plasenta menempel terlalu dalam dan kuat, mungkin tindakan pengangkatan rahim harus dilakukan karena merupakan opsi yang paling aman. Caranya adalah dengan histerektomi caesar, yaitu pengangkatan rahim saat persalinan caesar. Bagi wanita yang masih ingin hamil lagi, maka dokter mungkin akan mengupayakan agar tidak dilakukan pengangkatan rahim. 

Demikianlah penjelasan mengenai plasenta akreta, yaitu kondisi ketika plasenta menempel terlalu dalam ke dinding rahim. Kondisi ini tidak bisa dicegah serta dapat mengancam keselamatan ibu dan bayi. Maka dari itu, bagi Ladies semua yang sedang hamil, rutinlah untuk pemeriksaan prenatal ya. Ada banyak artikel kehamilan lain di Newfemme, yuk dibaca!