Apakah COVID-19 Dapat Menyebabkan Otak Menyusut?

Apakah COVID-19 Dapat Menyebabkan Otak Menyusut?

Kesehatan 287

Cerebral atrophy atau brain atrophy merujuk pada kondisi hilangnya sebagian jaringan otak, termasuk beberapa neuron dan jaringan penghubung di antaranya. Penyusutan otak dapat dikategorikan sebagai salah satu fenomena yang terjadi pada kondisi cerebral atrophy tersebut. Penyebab penyusutan otak diantaranya adalah trauma cedera otak, stroke, dementia, dan infeksi yang dapat menyebabkan inflamasi, seperti AIDS dan radang otak. 

Shop with Me

Tas Selempang Wanita Inara / Tas Bahu Wanita Kekinian
IDR 32.500
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bitzen Topi Wanita Star Summer Hat Korean Fashion Knit Visor Sports Baseball Cap Topi Olahraga Rajut Katun
IDR 20.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Bola basket
IDR 1.099.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang
Sabun Nuvo Cair Kemasan 60 ml
IDR 3.000
Gratis Ongkir NewFemme
Beli Sekarang

Bagaimana COVID-19 Mempengaruhi Kondisi Otak Seseorang?

Untuk beberapa alasan yang masih belum diketahui, orang yang pernah terinfeksi COVID-19 dapat mengalami gejala pada beberapa minggu, bulan, atau tahun sejak dinyatakan sembuh. Kondisi setelah COVID-19 ini juga disebut dengan istilah “long COVID”. Kondisi ini muncul pada orang yang baru saja sembuh dari COVID-19 dan mengalami gejala baru setelah 4 minggu dari infeksi pertama.

Penyusutan otak merupakan salah satu dampak yang bisa muncul akibat long COVID ini. Sebuah penelitian pada tahun 2022 yang menggunakan dua buah alat pemindai otak magnetic resonance imaging (MRI) terhadap 785 partisipan menemukan bahwa terdapat perubahan kondisi otak pada 401 partisipan yang dites positif COVID-19 di antara setiap pemindaian. Perubahan kondisi otak yang ditemukan diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Berkurangnya gray matter pada otak. Gray matter merupakan komponen utama dari sistem saraf pusat dan berperan penting dalam proses pengolahan informasi ke otak.

  2. Terdapat kerusakan jaringan pada area otak yang terhubung dengan indera penciuman.

  3. Berkurangnya ukuran otak.

Salah satu penjelasan yang mungkin atas penyusutan otak akibat COVID-19 adalah adanya peradangan dan infeksi virus yang langsung menyerang sel otak. Penelitian lain juga mendapati adanya kerusakan pada pembuluh darah kecil di otak akibat infeksi COVID-19. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab kondisi penyusutan otak akibat COVID-19 ini. 

Apa saja dampak COVID-19 terhadap otak?

Berikut merupakan beberapa gejala yang dapat disebabkan oleh COVID-19 terhadap otak seseorang:

  1. Perasaan lelah berlebihan hingga mengganggu aktivitas harian.

  2. Kesulitan untuk berkonsentrasi atau berpikir.

  3. Pusing dan sakit kepala

  4. Munculnya gejala depresi dan anxiety.

  5. Mengalami kesulitan tidur.

  6. Gangguan di indra penciuman dan perasa.

Cara mencegah penyusutan otak akibat COVID-19

Cara terbaik untuk mencegah COVID-19 adalah dengan melakukan vaksinasi. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) vaksin juga berperan untuk melindungi diri dari risiko long COVID dan efek penyertanya, termasuk penyusutan otak. Selain itu, kamu juga bisa mencegah brain atrophy secara umum dengan menerapkan strategi berikut ini:

  1. Menerapkan pola makan dengan gizi seimbang.

  2. Jaga kesehatan tekanan darah.

  3. Olahraga secara rutin.

  4. Aktif berkegiatan sosial.

  5. Menambah dan mempertahankan hobi atau aktivitas yang disukai.

Seseorang yang terinfeksi COVID-19 tak akan selalu mengalami gangguan terhadap kondisi otaknya. Meskipun demikian, menjaga diri dari infeksi virus SARS-CoV-2 merupakan langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah munculnya berbagai dampak jangka panjang yang bisa menyertai. 

Baca artikel menarik lainnya hanya di Newfemme!

Sumber:

Moawad, H & Cherney, K. (2022). Can COVID-19 Cause Your Brain to Shrink? Healthline. [online].  https://www.healthline.com/health/brain-shrinkage-covid